Mohon tunggu...
Ansor Wahyu
Ansor Wahyu Mohon Tunggu... Nelayan - seorang mahasiswa

menjadi penerus bangsa yang berguna untuk indonesia dan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemarau yang Tak Kunjung Usai

30 Oktober 2019   13:13 Diperbarui: 30 Oktober 2019   13:36 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayu lembut menyapa pagi
Mentari mengintip malu dibalik awan
Embun manja basah lesapi dedaunan
Dilengkung reranting kering camar bernyanyi riang

Semilir angin berhembus syahdu di jendela tau
Menyusupi ruang-ruang sunyi tanpa suara
Dibalik selimut yang ditarik
Anak kecil mendengkur dingin

Lihatlah ilalang melalang malang
Bergoyang diterpa angin keegoan
Mengering kering kerontang
Gersang terbakar kecemburuan

Dedaunan kuning menguning berjatuhan
Diterpa deru angin samudera
Satu persatu terbang melayang
Meninggalkan dedahan
Bercerai dengan reranting malang ditinggalkan
Menangis lirih teriris melihat kenangan
Namun panas terus memanas
Hanya menyisakan lahan usang yang merindukan hujan
Berharap kemarau kan segera usai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun