Mohon tunggu...
Mohamad Ansori
Mohamad Ansori Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Salah satu cara mendekat pada Allah Swt adalah mentaati perintahNya tanpa bertanya mengapa harus melakukannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa dengan Maulid?

8 Oktober 2022   22:10 Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:37 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, adalah menceritakan kembali kisah-kisah dan menguraikan kembali nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh Kanjeng Nabi sebagai teladan bagi umat Muhammad Saw. 

Momentum ini sangat diperlukan oleh umat Islam, apalagi kehidupan umat Islam dipenuhi dengan aktivitas yang mungkin saja tidak lagi membahas hal itu.

Seharusnya nilai-nilai kehidupan Islami yang beliau tanamkan memang menjadi bahasan pokok perbincangan umat setiap harinya. 

Tapi, banyaknya arus informasi, persoalan hidup, inovasi dan perkembangan sains dan teknologi, seringkali lebih mendominasi diskusi-diskusi kita setiap hari. Nilai-nilai Islami yang seharusnya menjadi "makanan pokok", tergeser untuk topik-topik lain yang bisa jadi jauh dari nilai-nilai itu.

Momentum Maulid Nabi, merupakan waktu yang tepat untuk membahas sirah nabawiyah, membahas perjalanan dan perjuangan beliau yang sangat patut kita teladani. Selain itu, juga moment yang tepat untuk mengingatkan siapa saja akan pentingnya bershalawat kepada nabi, dan mendapatkan berkah dari memperbanyak shalawat itu. 

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah merupakan moment yang penting untuk mensyukuri diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Uswatun Hasanah

Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah, suri teladan yang baik.  Dalam al Qur'an Allah Swt berfirman:

 

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS Al Ahzab 21).  

Berkaitan dengan ayat di atas, Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan:

Kalian benar-benar mendapatkan teladan yang baik pada pribadi Nabi Muhammad. Teladan bagi orang-orang yang mengharap kasih sayang Allah dan kesenangan hidup di akhirat. Teladan bagi orang-orang yang banyak berzikir mengingat Allah di setiap kesempatan, kala susah maupun senang.

Nabi Muhammad adalah pribadi yang mulia. Beliau dibekali dengan sifat siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh, dan masih dilengkapi dengan sifat kasih sayang yang luar biasa. 

Salah satu kisah yang populer tentang kasih sayang Nabi Muhammad Saw adalah kisah beliau dengan seorang pengemis Yahudi buta di salah satu sudut pasar al Munawarah. 

Pengemis buta itu adalah seseorang yang terus menerus mencela Nabi Muhammad Saw dan mempengaruhi siapa saja yang mendekatinya. Ia juga selalu mengatakan bahwa Muhammad Saw adalah pembohong, tukang sihir, orang gila, dan sebagainya. Sementara setiap pagi Nabi Muhammad Saw mendatangi pengemis itu dan menyuapinya. 

Nabi Muhammad Saw tidak memperkenalkan dirinya kepada pengemis itu. Sehingga pengemis itu tetap saja mencela disela-sela makan suapan baginda Nabi. 

Sampai suatu saat, ketika Nabi Muhammad Saw telah wafat, Abu Bakar ash Shidiq menemui putrinya Aisyah, istri baginda Nabi. Kepada Aisyah sahabat Abu Bakar bertanya, "Wahai putriku, adakah sunnah kekasihku (Nabi Muhammad Saw) yang belum aku kerjakan?"

"Semua sunnah sudah engkau kerjakan wahai ayahku, kecuali satu sunnah saja", jawab Aisyah. 

"Apakah itu?" tanya Abu Bakar Ash Shidiq kemudian.

Aisyah lalu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw setiap pagi memberi makan dan menyuapi seorang pengemis buta di sudut pasar al Munawarah.

Keesokan harinya Abu Bakar membawa makanan dan mendatangi pengemis buta yang diceritakan Aisyah. Ia lalu menyuapi orang itu dengan makanan yang telah ia persiapkan dari rumah.

"Siapa ini?" tanya pengemis buta itu.

"Orang yang biasa." jawab Abu Bakar.

"Bukan, kamu bukan orang yang biasa." jawab pengemis buta itu. "Orang yang mendatangi setiap hari selalu mudah untuk memegang, menyuapiku, dan mudah bagiku mengunyahnya, karena ia akan menghaluskan dulu makanan yang ia kunyah untukku", kata pengemis itu lagi.

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya. Kemudian ia berkata, "Aku memang bukan orang yang biasanya. Orang yang biasa menyuapimu adalah Muhammad Rasulullah. Aku adalah salah satu sahabatnya," jelas Abu Bakar. "Namun, sekarang orang yang mulia itu telah tiada".

Mendengar cerita Abu Bakar itu, si pengemis buta menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini, ia begitu bik padaku, padahal aku selalu menghinanya, memfitnahnya. Dan, ia tak pernah sekali pun marah padaku. Ia tetap saja mendatangiku , membawakan aku makanan, dan bahkan menyuapiku. Betapa mulianya ia..."

Setelah itu, pengemis buta itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar.

Kisah di atas menunjukkan kepada kita, betapa mulia perilaku Nabi Muhamad Saw. Beliau tidak saja baik kepada para sahabatnya, beliau baik kepada semua orang bahkan orang yang berbeda agama, yang bahkan setiap hari menghinanya.

Syukur

Memperingati Maulid Nabi tidak bisa lepas dari rasa syukur kita. Kehadiran Nabi Muhammad Saw sebagai rahmatan lil aalamin, merupakan suatu hal yang sangat patut kita syukuri. Dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw kita menjadi tahu kepada siapa kita harus menyembah, bagaimana kita beribadah, dan apa tujuan akhir dari kehidupan kita.

Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw merupakan pedoman yang paripurna, yang dapat menuntun kita dalam kehidupan kita di dunia, untuk meraih kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.

Pada setiap diri manusia ada dorongan untuk mencari kekuatan di luar diri manusia untuk disembah. Tanpa agama orang akan mencari sendiri Tuhan mereka. Tanpa bimbingan seorang nabi bisa jadi kita akan menganggap matahari, bulan, bintang, gunung-gunung yang tinggi, pohon-pohon yang besar, dan apa saja yang kita anggap besar menjadi Tuhan. 

Alhasil, hanya melalui pencarian, instink, dan akal yang kita miliki, kita tidak akan menemukan Tuhan, hanya menemukan sesuatu yang kita anggap Tuhan.

Dalam al Qur'an Allah Swt berfirman:


Artinya: Sungguh Allah Ta'ala telah memberikan karunia bagi orang-orang beriman tatkala Dia mengutus bagi mereka seorang Rasul. (QS Ali Imran: 164)

Media dan Momentum

Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw adalah sebuah media untuk meningkatkan motivasi dan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw. Maulid juga momentum yang baik untuk memperkenalkan pada generasi muda kisah-kisah teladan dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw. 

Sekaligus kesempatan memperkenalkan ahlul bait dan para sahabat nabi dan bagaimana perjuangan mereka di masa-masa awal di dakwahkan. Karena hanya sebagai media dan momentum, peringatan Maulid Nabi tidak memiliki aturan atau ritual khusus.

Hanya saja, para ulama menganjurkan untuk banyak-banyak membaca shalawat sebagai upaya mendekatkan diri kita kepada Allah Swt dan memotivasi kita untuk mencintai Nabi Muhammad Saw dengan lebih mendalam. Dalam al Qu'an Allah Swt berfirman:


Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab Ayat 56)

Tekstual membaca shalawat adalah mendo'akan Nabi Muhammad Saw, namun pada hakekatnya bershalawat memberikan pahala yang besar dan kemanfaatan yang berlipat kepada kita yang membacanya. Bahkan, kemanfaatan yang kita terima adalah 10 kali lipat dari shalawat yang kita baca untuk Nabi. 

Dalam sebuah hadist Rasulullah Saw bersabda:

.

Artinya: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i). 

Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, 12 Rabi'ul Awwal 1442 H. Semoga kita dapat meneladani beliau. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun