"Bukan, kamu bukan orang yang biasa." jawab pengemis buta itu. "Orang yang mendatangi setiap hari selalu mudah untuk memegang, menyuapiku, dan mudah bagiku mengunyahnya, karena ia akan menghaluskan dulu makanan yang ia kunyah untukku", kata pengemis itu lagi.
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya. Kemudian ia berkata, "Aku memang bukan orang yang biasanya. Orang yang biasa menyuapimu adalah Muhammad Rasulullah. Aku adalah salah satu sahabatnya," jelas Abu Bakar. "Namun, sekarang orang yang mulia itu telah tiada".
Mendengar cerita Abu Bakar itu, si pengemis buta menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini, ia begitu bik padaku, padahal aku selalu menghinanya, memfitnahnya. Dan, ia tak pernah sekali pun marah padaku. Ia tetap saja mendatangiku , membawakan aku makanan, dan bahkan menyuapiku. Betapa mulianya ia..."
Setelah itu, pengemis buta itu bersyahadat di hadapan Abu Bakar.
Kisah di atas menunjukkan kepada kita, betapa mulia perilaku Nabi Muhamad Saw. Beliau tidak saja baik kepada para sahabatnya, beliau baik kepada semua orang bahkan orang yang berbeda agama, yang bahkan setiap hari menghinanya.
Syukur
Memperingati Maulid Nabi tidak bisa lepas dari rasa syukur kita. Kehadiran Nabi Muhammad Saw sebagai rahmatan lil aalamin, merupakan suatu hal yang sangat patut kita syukuri. Dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw kita menjadi tahu kepada siapa kita harus menyembah, bagaimana kita beribadah, dan apa tujuan akhir dari kehidupan kita.
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw merupakan pedoman yang paripurna, yang dapat menuntun kita dalam kehidupan kita di dunia, untuk meraih kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.
Pada setiap diri manusia ada dorongan untuk mencari kekuatan di luar diri manusia untuk disembah. Tanpa agama orang akan mencari sendiri Tuhan mereka. Tanpa bimbingan seorang nabi bisa jadi kita akan menganggap matahari, bulan, bintang, gunung-gunung yang tinggi, pohon-pohon yang besar, dan apa saja yang kita anggap besar menjadi Tuhan.Â
Alhasil, hanya melalui pencarian, instink, dan akal yang kita miliki, kita tidak akan menemukan Tuhan, hanya menemukan sesuatu yang kita anggap Tuhan.
Dalam al Qur'an Allah Swt berfirman: