Nabi Muhammad adalah pribadi yang mulia. Beliau dibekali dengan sifat siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh, dan masih dilengkapi dengan sifat kasih sayang yang luar biasa.Â
Salah satu kisah yang populer tentang kasih sayang Nabi Muhammad Saw adalah kisah beliau dengan seorang pengemis Yahudi buta di salah satu sudut pasar al Munawarah.Â
Pengemis buta itu adalah seseorang yang terus menerus mencela Nabi Muhammad Saw dan mempengaruhi siapa saja yang mendekatinya. Ia juga selalu mengatakan bahwa Muhammad Saw adalah pembohong, tukang sihir, orang gila, dan sebagainya. Sementara setiap pagi Nabi Muhammad Saw mendatangi pengemis itu dan menyuapinya.Â
Nabi Muhammad Saw tidak memperkenalkan dirinya kepada pengemis itu. Sehingga pengemis itu tetap saja mencela disela-sela makan suapan baginda Nabi.Â
Sampai suatu saat, ketika Nabi Muhammad Saw telah wafat, Abu Bakar ash Shidiq menemui putrinya Aisyah, istri baginda Nabi. Kepada Aisyah sahabat Abu Bakar bertanya, "Wahai putriku, adakah sunnah kekasihku (Nabi Muhammad Saw) yang belum aku kerjakan?"
"Semua sunnah sudah engkau kerjakan wahai ayahku, kecuali satu sunnah saja", jawab Aisyah.Â
"Apakah itu?" tanya Abu Bakar Ash Shidiq kemudian.
Aisyah lalu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw setiap pagi memberi makan dan menyuapi seorang pengemis buta di sudut pasar al Munawarah.
Keesokan harinya Abu Bakar membawa makanan dan mendatangi pengemis buta yang diceritakan Aisyah. Ia lalu menyuapi orang itu dengan makanan yang telah ia persiapkan dari rumah.
"Siapa ini?" tanya pengemis buta itu.
"Orang yang biasa." jawab Abu Bakar.