Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Tata Kelola Perkotaan untuk Konsep "Walkable City"

28 Maret 2018   11:34 Diperbarui: 28 Maret 2018   11:39 1768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9. Make friendly and unique faces

Pejalan kaki harus merasa aman dan nyaman, namun juga harus merasa perlu "terhibur".

10. Pick your winners

Speck berpendapat bahwa dalam pembangunan walkable city, "you can't do everything". Menurut Speck, fokuskan dulu pada pusat kota yang koridornya dapat menghubungkan lingkungan ramah pejalan kaki.

Berdasarkan teori mengenai walkable citydi atas, saya berpendapat bahwa jika kita ingin merencanakan sebuah kota yang ramah pejalan kaki di Indonesia, tentunya harus memperhatikan 10 langkah di atas. Seperti yang bisa kita lihat dari kondisi eksisting saat ini, banyak trotoar di kota-kota besar di Indonesia yang belum dapat dikatakan memiliki kondisi yang layak digunakan untuk berjalan kaki. Hal ini dipengaruhi oleh pengelolaan infrastruktur dan pelayanan di kota tersebut. Jika pemerintah mau memfokuskan perbaikan infrastruktur dan pelayanan untuk mengakomodasi seluruh lapisan elemen masyarakat yang ada, termasuk pejalan kaki, pengguna sepeda, dan orang-orang dengan disabilitas yang membutuhkan kursi roda, tentunya bukan tidak mungkin terciptanya kota yang ramah pejalan kaki dan inklusif terhadap seluruh masyarakat yang tinggal di kota tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun