Mohon tunggu...
Anselmus Puasa
Anselmus Puasa Mohon Tunggu... Dosen - nama panggilan Amos

Amos si penggemar film Kung Fu China

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tarif Pemimpin Zaman Now

15 Maret 2024   09:58 Diperbarui: 15 Maret 2024   09:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarif Pemimpin Jaman Now, tidak hanya berbicara tentang tarif dalam perspektif uang kotor atau uang haram yang mewarnai birokrasi dan semua sektor kehidupan di negara ini. Tarif yang dimaksudkan dalam tulisan ini tidak hanya  menyangkut dengan uang sebagaimana yang disinggung di atas. Tarif yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah akronim dari: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibiltas, Integritas, dan Fealty.

Transparansi (Keterbukaan):  Era yang dihidupi sekarang adalah era keterbukaan. Apalagi kalau bicara soal uang. Orang melakukan korupsi karena, manejemen keuangan dilakukan secara tertutup. Sehinggga orang bisa seenaknya menggelapkan uang. Makanya tuntutan transparansi dalam pengelolaan keuangan sangat kuat. Agar supaya yang namanya penyimpangan keuangan itu dapat diminimalisir. Contoh, organisasi gereja dalam  hal ini di jemaat-jemaat lokal, terjadinya perpecahan dalam tubuh jemaat, biasanya, salah satunya karena tidak ada keterbukaan dalam hal mengatur keuangannya.

Akuntabel (pertanggungjawaban): Suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai transparansi, maka organisasi yang ada akan mendapat kepercayaan dari orang-orang. Sehingga organisasi tersebut, menjadi organisasi yang akuntabel (dapat dipercaya) oleh publik. Seorang pemimpin yang menjalankan tugas, harus mampu mempertanggungjawabkannya kepada publik; sehingga kepemimpinannya dan bahkan organisasi yang dipimpinnya dapat dipercayai. Jika tidak maka akan sulit dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Resposibility (tanggungjawab): salah satu penentuan bahwa suatu organisasi dapat dipercaya (akuntabel) karena semua orang yang bekerja didalamnya adalah orang-orang yang cepat tanggap dan bertanggungjawab atas semua kerja yang diberikan. Sedapat mungkin menghindari kesalahan. Pekerjaan yang dapat diselesaikan, sesegera mungkin diselesaikan. Para pekerja dibiasakan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan. Seorang pemimpin yang bertanggungjawab, jauh lebih disenangi daripada hanya suka melemparkan kesalahan kepada orang lain.

Integritas (konsistensi/keteguhan): harkat dan martabat seorang pekerja sangat ditentukan dari karakter dan kepribadian yang bersangkutan. Apakah kita merupakan pribadi yang benar-benar mampu menjaga integritas diri kita, ataukah kita menjadi pribadi yang seoalh-olah tidak punya kepribadian sama sekali. Para pemimpin bangsa dan negara ini termasuk para pekerja di bidang keagamaan telah menggadaikan hati nurani mereka dengan sekumpulan kertas yang benarma "rupiah." Hanya dengan sedikit uang, tanpa malu-malu kita lantas menjadi orang yang telah kehilangan moralitas dan etika.  Itulah yang dpertontonkan baik angota dewan yang terhormat maupun oleh para birokrasi bangsa ini. Contoh kasus "Papa minta saham" dari Setya Novanto adalah  gambaran dari para pejabat negara yang sudah kehilangan integritasnya. Sebetulnya tidak cukup hanya mengundurukan diri dari ketua DPR RI; seharusnya adalah mundur juga sebagai anggota dewan  yang terhormat, dan bersiap-siap diadili.

Fealty (kepatuhan): Setiap orang dituntut untuk setia pada pekerjaan dan setia pada setiap produk hukum dan aturan yang mengatur hidup bersama. Suatu organisasi dapat hancur ketika orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut, tidak lagi menghormati atau tidak lagi mentaati segala norma dan hukum yang berlaku. Kesetiaan tidak hanya diperlukan dalam satu perkawinan, tetapi dalam membagun hidup bersama sebagai suatu persekutuan, juga dibutuhkan kesetiaan kita bersama.

Penutup

Itulah TARIF yang harus kita bayar, bila kita mau berhasil dalam menjalankan birokrasi di negara ini maupun  organisasi atau dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin. Jadi kita tidak hanya mengejar tarif (uang) melulu; namun kita juga mengejar  karakter yang ber-TARIF.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun