Sikap sektarian adalahsikap yang menolak untuk peduli dengan sesama yang dianggap berbeda dengan identitas diri kita. Baik, agama, suku, etnis dan lain sebagainya.Â
Sikap sektarian, selalu memandang curiga dan bahkan sangat membenci "orang asing." Gabriel Marcel memberi perspektif yang baru bagi kita dalam menjalin relasi dengan sesama. Â
Kemanusiaan kita sangat ditentukan seberapa besar kita hadir bagi orang lain. Kehadiran bagi orang lain, berarti menunjukan kita peduli dengan mereka. Artinya, manusia yang menutup mata dengan sesama (tidak peduli), belum mengalami keutuhan sebagai manusia yang beradab.
Relasi saling membutuhkan
Jika sadar bahwa kita hidup dalam satu sistem, maka semua orang yang terlibat dalam sistem tersebut salaing membutuhkan, saling mempengaruhi, makanya harus saling mendukung satu dengan yang lain demi mencapai satu tujuan tertentu. Dapatkah seorang menjadi raja tanpa ada rakyatnya ? Dapatkah seorang menjadi pemimpin, tanpa ada yang dipimpinnya ?Â
Dapatkah seorang menjadi kepala tanpa ada ekornya ? Dapatkah seorang menjadi guru tanpa ada muridnya ? Dapatkah seorang menjadi imam/pendeta atau pastor tanpa ada umat/jemaah ?Â
Dapatkah seorang sopir, tukang ojek, yang tidak butuh penumpang? Dapatkah seorang dokter yang tidak butuh pasien ? Dapatkah seorang suami yang tidak butuh istrinya ? Dan begitu sebaliknya.
Hal ini menunjukan bahwa, kita sedang berada dalam satu mata rantai yang namanya saling ketergantungan, satu dengan yang lain. Namun ketergantungan yang dimaksudkan disini bukan dalam pengertian ketidakberdayaan dan lalu minta pengasihan. Bukan juga, soal tidak punya kemampuan dalam hal ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.Â
Saling ketergantungan yang dimaksudkan disini adalah soal keterhubungan atau soal relasional kita sebagai mahluk sosial. Makanya janganlah menilai dan atau memberlakukan seseorang berdasarkan status sosial, tapi perlakukanlah orang lain sebagai sesama manusia yang beradab dan bermartabat sebagai sesama sahabat dan saudara karena kita semua adalah ciptaan Tuhan. Ingat ! Kita semua satu, satu Indonenesia, satu sesama manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H