Mohon tunggu...
anselmahesti
anselmahesti Mohon Tunggu... -

Communication Student Atma Jogja '16 - student staff KHSP

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Marceline Yudith, Alumni UAJY yang 'Kerasan' di Negeri Jerman

1 November 2018   07:19 Diperbarui: 5 November 2018   10:23 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku lebih menikmati hidup di Jerman. Tinggal sendiri pun nggak masalah, nggak bakal ditanyain kapan nikah kayak di Indonesia."

Hal itu juga berkaitan dengan jenjang karir yang lebih terbuka di Jerman, orang lebih suka berfokus dengan pekerjaannya dibandingkan memikirkan untuk menikah. Hal itu sudah dibuktikan oleh Yudith, ia rela untuk berjalan kaki lebih jauh untuk menempuh tempat kerjanya dibandingkan harus bermacet-macetan seperti di Jakarta yang bikin stress setiap pagi. Itu ia katakan sebagai pendukung mengapa ia masih betah tinggal di Jerman hingga saat ini.

Yudith membagikan beberapa pengalaman yang bisa dijadikan patokan ketika kita ingin melanjutkan studi:

1. Mengurus visa sendiri, jangan lewat agen

Ya, hal itu harus dikatakan karena jauh lebih menguntungkan untuk mengurusnya sendiri dibanding harus melalui agen. Agen tentu mengambil banyak untung yang membebani kita, juga kita bisa berlatih mengurus sendiri jika sewaktu-waktu harus melakukan perpanjangan visa di negara yang kita tuju nantinya.

2. Pelajari bahasa asing

Ketika ditanya, bahasa apa yang harus kita pelajari untuk bekal di luar negri, ia menjawab: yang pokok adalah bahasa inggris. Kemudian barulah kita belajar bahasa lain seperti Spanyol, Mandarin dan tentunya Jerman.

3. Pintar-pintarlah mencari informasi

Ketika ia berangkat ke Jerman, ia hanya bermodal bahasa Inggris untuk mengikuti kelas internasional. Bahasa Jerman sama sekali belum ia pegang, namun ia berhasil mendapat kelas bahasa Jerman secara gratis ketika ia menjalani studi S2. Hal itu tidak jauh dari kebiasaannya yang suka mencari informasi sendiri.

4. Buatlah rencana

Ketika ia berangkat ke Jerman, ia hanya bermodal bahasa inggris untuk mengikuti kelas internasional. Bahasa Jerman sama sekali belum ia pegang, namun ia berhasil mendapat kelas bahasa Jerman secara gratis ketika ia menjalani studi S2. Hal itu tidak jauh dari kebiasaannya yang suka mencari informasi sendiri.

5. Perbaharui CV

Dengan memperbaharuinya, tentu akan memudahkan kita untuk mencari pekerjaan sewaktu-waktu dan siapkan copy document lengkapnya. Selain itu juga gunakan media sosial untuk memperluas koneksi dan mengetahui perusahaan mana yang mencari karyawan (Linked.in, Xing, Stepstone, Monster.de). Tips lain, gunakan bahasa singkat, padat dan jelas di cover letter saat mencari pekerjaan.

6. Meningkatkan kepercayaan diri

Hal ini tentu dibutuhkan di manapun kita akan bekerja maupun melanjutkan kerja nantinya, namun ini  menjadi perhatian lebih oleh Yudith karena kepercayaan diri mampu mendukung kinerja kita. Keyakinan untuk mampu bersaing dan bekerja sama dengan orang asing sangat dibutuhkan, karena orang asing tentu berbeda dengan kebiasaan orang Asia. Terutama penduduk Jerman yang notabene memiliki kebiasaan yang berbeda dengan orang Indonesia.

7. Nekat boleh, tapi tahu diri

Modal nekat sudah dibuktikan olehnya bahwa itu worth it, namun mengetahui kemampuan diri jauh lebih penting. Kebiasaan suka membaca, tahu minat dan prospek kedepannya menjadi penting untuk memetakan bagaimana nasib kita ketika harus berjuang di negeri orang. Meningkatkan kemampuan diri sejak sekarang tidak akan sia-sia, setelah itu tinggal mencari kesempatan yang tepat untuk merealisasikan rencana-rencana kita. Niat, kemampuan dan kesempatan menjadi segitiga yang menjadi pondasi kita ketika menjalani dunia kerja maupun melanjutkan studi.

8. Pelajari kebiasaan di negeri orang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun