Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Rahasia Sukses Bisnis dengan Empati

2 Juni 2024   17:14 Diperbarui: 2 Juni 2024   18:27 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi momen-momen penting ini membutuhkan pemahaman tentang apa yang penting. Mungkin terlihat jelas, tetapi di tengah kekacauan tantangan sehari-hari, kejelasan ini memungkinkan kita menyaring kebisingan dan gangguan, mengarahkan kita pada yang penting: kesejahteraan dan pertimbangan bagi mereka di sekitar kita.

Namun, pemahaman sejati melampaui sekadar kesadaran. Ini melibatkan mendengarkan secara aktif---menyerap apa yang diungkapkan orang lain dan berusaha untuk melihat dunia dari perspektif mereka. Tingkat empati ini memperjelas apa yang penting dan membentuk keputusan dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai terdalam.

Kepemimpinan berbasis empati adalah tentang melihat melampaui tugas-tugas segera dan memahami aspirasi, tantangan, dan emosi mereka yang bekerja dengan kita. Ini tentang menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa benar-benar terlihat dan didengar, yang telah terbukti menjadi motivator yang kuat untuk loyalitas dan keterlibatan.

Ini tentang mendengarkan yang tidak terucapkan, mengenali upaya di balik hasil, dan memahami konteks dari apa yang disebut kegagalan. Pendekatan ini tidak hanya membantu membangun koneksi yang lebih kuat dengan tim tetapi juga mendorong budaya kepercayaan dan keterbukaan dalam praktik konsultasi.

Aspek kunci lainnya dari kepemimpinan berbasis empati adalah adaptabilitas. Mengenali bahwa setiap anggota tim itu unik dan mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda untuk merasa didukung dan termotivasi harus menjadi dasar. Ungkapan umum di kalangan anak muda adalah "menemui orang di mana mereka berada." Ini berbicara tentang kebenaran dan kebijaksanaan. Dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan yang beragam ini, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung.

Ketika menghadapi tantangan dari tempat pemahaman dan kasih sayang, kita lebih mungkin untuk mengungkap akar penyebab masalah daripada hanya menangani gejalanya. Ini dapat menghasilkan hasil yang lebih berkelanjutan dan rasa kepemilikan kolektif yang lebih kuat.

Mungkin argumen paling menarik untuk kepemimpinan berbasis empati adalah dampaknya pada hasil bisnis. Pemimpin yang menunjukkan lebih banyak empati terhadap bawahan langsung mereka dipandang sebagai kinerja yang lebih baik oleh atasan mereka. Kepemimpinan yang penuh empati dapat menyebabkan peningkatan keterlibatan karyawan, moral yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas serta inovasi.

Dengan mengadopsi pendekatan berbasis empati, kita tidak hanya membangun tim yang lebih kuat tetapi juga meletakkan dasar untuk kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan. Empati bukan hanya tentang memahami orang lain; ini adalah tentang menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa dihargai, didukung, dan diberdayakan untuk berkontribusi dengan cara yang berarti. Jadi, mari kita berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang lebih empatik dan menyaksikan transformasi luar biasa yang dapat dicapai dalam tim dan bisnis kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun