Ergonomi partisipatori, suatu pendekatan yang sudah lama berkembang di Barat, kini mulai menunjukkan efektivitasnya di negara-negara berkembang, terutama dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Melalui ulasan pada artikel ini, kita akan menyelami bagaimana ergonomi partisipatori bisa menjadi kunci peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya di industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan risiko kerja, ergonomi tidak lagi hanya menjadi kata buzz di kalangan perusahaan besar; ia adalah kebutuhan dasar yang harus diperhatikan oleh semua lapisan industri, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.Â
Pendekatan ergonomi partisipatori yang membawa pekerja sebagai bagian dari solusi permasalahan kerja menawarkan secercah harapan untuk perubahan yang signifikan.
Industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia, seperti di banyak negara berkembang lainnya, sering kali terkendala dengan keterbatasan akses terhadap teknologi dan pendidikan ergonomi yang memadai.Â
Pekerja dengan latar belakang pendidikan yang rendah dan kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat mereka rentan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Ini adalah gambaran umum yang tidak hanya menyedihkan tetapi juga mendesak untuk diatasi.
Ergonomi partisipatori bukan hanya tentang menata ulang tempat kerja atau alat kerja menjadi lebih aman dan nyaman, tetapi juga melibatkan pekerja dalam perencanaan dan pengendalian sejumlah besar aktivitas kerja mereka sendiri.Â
Hal ini berarti bahwa pekerja tidak hanya diharapkan untuk bekerja dalam kondisi yang diberikan, tetapi juga untuk berpartisipasi dalam menciptakan kondisi tersebut.
Sejarah ergonomi partisipatori membawa kita kembali ke aplikasinya di negara maju, dimana metode ini telah berhasil mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja.Â
Di Indonesia, ergonomi partisipatori masih dalam tahap pengenalan dan belum banyak perusahaan yang menerapkannya secara luas. Namun, studi yang ada menunjukkan bahwa ergonomi partisipatori dapat mengurangi risiko kerja, meningkatkan kenyamanan kerja, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas.
Pelatihan dan penerapan ergonomi partisipatori yang efektif memerlukan pengertian yang mendalam tentang budaya kerja setempat dan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari sebuah industri atau bahkan sebuah unit kerja.Â
Penerapan di Indonesia, misalnya, membutuhkan modifikasi alat-alat ergonomi yang telah ada dan pengembangan metode yang lebih cocok dengan kondisi sosial dan ekonomi setempat.
Dalam upaya untuk mengimplementasikan ergonomi partisipatori di Indonesia, terdapat beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah minimnya dukungan dari manajemen puncak, yang sering kali skeptis terhadap perubahan.Â
Namun, dengan pendekatan yang tepat, ergonomi partisipatori dapat menjadi kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas pekerja di IKM.
Ergonomi partisipatori tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah ergonomi secara teknis, tetapi juga membina hubungan yang lebih baik antara pekerja dan manajemen.Â
Hal ini membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan produktif. Dengan demikian, ergonomi partisipatori bukan hanya mengubah cara kerja, tetapi juga cara perusahaan berpikir tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
Mengadopsi ergonomi partisipatori di Indonesia memang bukan tanpa tantangan. Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, terutama dari pemimpin industri dan pemerintah, ergonomi partisipatori dapat diintegrasikan lebih dalam ke dalam kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Ini akan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi pekerja di industri kecil dan menengah di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H