Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jangan Diam Saja! Rahasia Memenangkan Dunia dengan Bahasa Inggris

17 April 2024   23:29 Diperbarui: 17 April 2024   23:40 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Bahasa Inggris Sebagai Kunci Dalam Persaingan Global (Sumber: ideogram.ai)

Bahasa Inggris telah menjadi kunci penting dalam persaingan global. Namun, banyak dari kita di Indonesia yang merasa kurang percaya diri untuk menggunakan bahasa ini, terutama dalam skenario profesional atau ketika berhadapan dengan peluang yang bisa mengubah jalur karier atau pendidikan kita.

Dalam ruang diskusi yang dinamakan 'Thinking Room', sekelompok pemikir yang terdiri dari para pendiri startup dan pemimpin bisnis berkumpul untuk membahas pengaruh kemampuan berbahasa Inggris terhadap kemampuan bersaing di panggung global. Diskusi tersebut mengungkapkan bahwa banyak orang Indonesia merasa kurang percaya diri menggunakan bahasa Inggris, yang secara tidak langsung menghambat mereka dalam memanfaatkan peluang global.

Faktor utama yang sering dikeluhkan adalah rasa malu atau ketakutan akan berbicara salah dalam bahasa Inggris. Ini menjadi penghalang signifikan, mengingat bahasa Inggris telah menjadi syarat hampir mutlak dalam banyak aspek kehidupan profesional dan akademis saat ini. Bahkan, banyak perusahaan sekarang mengharuskan karyawan mereka untuk setidaknya dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris di lingkungan kerja.

"Menguasai bahasa Inggris bukan hanya soal berkomunikasi, tapi memegang kunci untuk membuka ribuan peluang global." - Pakar Ilmu Bahasa, A. M. Moeliono.

Ironisnya, para CEO perusahaan besar global seperti Google dan Microsoft, seperti Sundar Pichai dan Satya Nadella, yang berasal dari India, negara yang juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, menunjukkan pentingnya penguasaan bahasa Inggris. Hal ini memberikan mereka keuntungan dalam berkomunikasi dan beroperasi di kancah internasional, sebuah keuntungan yang kurang dimiliki oleh banyak profesional di Indonesia.

"Bahasa adalah jembatan yang menghubungkan dunia; menguasainya berarti memimpin dalam dialog global." - CEO Startup Teknologi, Jessica Tanoesoedibjo.

Di sisi lain, Singapura, yang menggunakan bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa resminya, memberikan contoh bagaimana kemampuan berbahasa Inggris yang baik memudahkan warganya berkompetisi dan berkomunikasi secara global. Situasi ini berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia, di mana masih banyak orang berjuang dengan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dampak dari keterbatasan bahasa ini tidak hanya terbatas pada dunia profesional, tetapi juga merambah ke industri hiburan. Komika dari Asia Tenggara seperti Ronny Chieng dan Nigel Ng menunjukkan bagaimana kemahiran dalam bahasa Inggris memungkinkan mereka untuk sukses di Amerika dengan lebih mudah, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan materi dan penampilan mereka sesuai dengan selera lokal dengan lebih efektif.

"Ketika Anda dapat berbicara bahasa yang sama dengan dunia, Anda siap untuk membuat dunia tertawa dengan Anda." - Komika Internasional, Ronny Chieng.

Masalah bahasa juga mempengaruhi persepsi internasional terhadap Indonesia. Banyak orang asing yang tidak tahu di mana Indonesia berada, meskipun mereka mungkin tahu tentang Bali. Ini mencerminkan kurangnya representasi Indonesia di kancah internasional, sebuah masalah yang dapat diperburuk oleh keterbatasan dalam berbahasa Inggris.

Perubahan mesti dimulai dari sistem pendidikan, di mana sekolah harus lebih menekankan pada pengajaran bahasa Inggris yang efektif dan menarik. Guru-guru harus mampu menginspirasi dan memotivasi siswa untuk belajar bahasa Inggris, tidak hanya untuk ujian, tetapi sebagai keterampilan hidup.

"Pendidikan yang efektif adalah yang membebaskan siswa dari batasan geografis dan bahasa." - Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

Selain itu, masyarakat harus mengubah stigma terhadap mereka yang berusaha menguasai bahasa Inggris. Sering kali, mereka yang berbicara atau berusaha belajar bahasa Inggris dianggap berlagak atau tidak nasionalis.

 Mentalitas kepiting, yang merupakan perumpamaan bagi sikap individu yang berusaha menarik kembali orang lain ke posisi awal saat mereka mencoba untuk berkembang dan maju, sangat merugikan. 

Mentalitas ini menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan inovasi, serta menanamkan ketakutan dan keraguan di antara mereka yang ingin memperbaiki diri melalui pendidikan atau keterampilan baru seperti bahasa Inggris. 

Penting bagi Indonesia untuk mengambil inspirasi dari negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan China yang telah berhasil meraih panggung global meskipun menggunakan bahasa mereka sendiri secara dominan dalam kehidupan sehari-hari. 

Keberhasilan mereka tidak hanya berakar pada kemampuan bahasa, tetapi juga kebanggaan yang mendalam terhadap budaya mereka sendiri. Jepang, misalnya, dikenal luas melalui budayanya yang kaya dan inovasi teknologi yang terus menerus; dari anime hingga otomotif, mereka telah menciptakan identitas global yang kuat.

Demikian pula, Korea Selatan telah membuat gebrakan besar di dunia hiburan dan kecantikan, dengan K-pop dan kosmetik Korea yang menarik perhatian audiens internasional.

Di sisi lain, China telah berhasil memposisikan dirinya sebagai pemimpin global dalam bidang manufaktur dan teknologi, memanfaatkan kombinasi dari infrastruktur yang berkembang pesat dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri. Mereka menunjukkan bahwa dengan infrastruktur yang tepat dan dukungan pemerintah, bahasa bukanlah penghalang untuk berhasil di kancah internasional.

Indonesia, dengan kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi yang sama untuk bersinar di panggung dunia. Namun, ini memerlukan pergeseran mindset dan strategi yang berfokus pada pemberdayaan elemen lokal dan pengenalan mereka ke pasar global dengan cara yang inovatif dan menarik. Dari batik, musik, hingga kuliner, Indonesia harus berani memperkenalkan kekayaan budayanya yang unik. Strategi pemasaran yang efektif dan adaptasi cerdas terhadap kebutuhan pasar global dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik produk-produk Indonesia di luar negeri.

Langkah awalnya adalah memperkuat kemampuan berbahasa Inggris sebagai alat komunikasi global, sambil juga mengembangkan narasi yang menarik tentang Indonesia yang menonjolkan keunikan dan nilai budayanya. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam yang kaya, tetapi juga sebagai negara yang kaya akan budaya dan inovasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun