Mohon tunggu...
Sasa
Sasa Mohon Tunggu... Lainnya - Anrohmah

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Tinggal (1)

5 September 2021   21:23 Diperbarui: 5 September 2021   21:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berusaha memanfaatkan waktu sebelum waktu ashar tiba, dengan mencoba mengambil kertas tugasnya yang tergeletak bersama alat tulis lainnya di atas meja belajar. 

Serta melirik ke arah tasnya dan teringat permintaan Iza untuk memfoto catatan-catatan mata kuliah kewirausahaan. Hanya butuh lima menit untuk memfoto dan mengirimnya ke Iza.

Setelah semalam berkeliaran dalam bayangan rencana usaha masa depan yang mengharuskannya menulis ribuan kata ratusan kalimat berharap semua ini wujud dapat terjadi suatu hari nanti. Pagi ini dengan suasana yang tidak begitu cerah, ia langkahkan kaki menuju rak sepatu dan mengambil sepatu kesayangannya yang saat ini sudah mulai pudar.

"Bun, aku mau keluar dulu ya" sambil bersalaman dengan bundanya.

"Iya, hati-hati jangan lupa waktu. Kalau sudah selesai lekas pulang, nggak usah mampir-mapir lagi". Pesan bunda dengan ucapan yang sama tiap kali Fira izin keluar.

"Oke, bundaku sayang"

Mulai menstater motor matic kesayangan dan melaju meninggalkan halaman rumahnya, lalu menjauh semakin menjauh hingga sudah tak terlihat lagi. Hari ini tidak berangkat ke kampus melainkan ia pergi untuk mencari ketenangan di tempat biasanya yakni taman diseberang pertigaan menuju kampusnya. 

Taman itu cukup luas yang terdiri beberapa bagian dan hanya satu bagian yang jarang di kunjungi orang yaitu di bagian selatan yang berbatasan dengan kolam berukuran tiga kali empat meter. Dan situlah Fira akan menghabiskan waktunya ditemani ikan-ikan yang ada dikolam juga peralatan tulisnya.

Sembari melihat sekeliling taman berharap menemukan tempat yang benar-benar sesuai dengan harapannya yang jauh dari keramaian dan cukup leluasa. Terlihat ada satu tempat yang dirasa nyaman. Dilangkahkan kakinya menuju meja yang di kelilingi bangku serta terlindungi dari panasnya mentari. Dikeluarkannya laptop dan mulailah ia merangkai kata hingga terbawa ke alam imajinasinya.

Huruf demi huruf ia susun dengan indahnya, kata demi kata ia rangkai menjadi kalimat yang memiliki makna dalam. Hingga tak sadar sudah lima lembar ia menulis dan tanpa terasa waktunya hampir habis dan cuaca sedang tidak bersahabat lantas segera ditutupnya laptopnya dan bergegas untuk pulang. 

Di perjalanan menuju rumahnya ia melihat sosok yang sudah tak asing baginya. Yang sempat membawa warna indah bak pelangi setelah hujan namun itu dulu sekarang sudah tidak lagi. Motornya berusaha dihadang oleh mobil berwarna hitam setelah bunyi klaksonnya tak direspon oleh Fira sehingga mengharuskannya untuk menghadang motor matic didepannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun