Mohon tunggu...
Sasa
Sasa Mohon Tunggu... Lainnya - Anrohmah

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi

22 Juli 2020   22:08 Diperbarui: 22 Juli 2020   22:06 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi sore itu

Sembari duduk bersandar ditepian pantai

Ditemani sang mentari

Yang mulai beranjak pergi

            Deburan ombak yang menghantam karang

            Sepoi angin yang menggoyangkan dedaunan

            Serta kehadiranmu disampiku

            Membuatku seolah ingin menghentikan waktu

Nyaman...

Begitulah kata yang mampu menggambarkannya

Ku temukan ketenangan

Seolah harapan untuk selalu bersamamu adalah keabadian

            Dan kini...

            Aku kembali bersandar ditepian pantai

            Menatap senja yang kian memudar

            Bersama deburan ombak yang memukul karang

Dan secangkir kopi ini

Mengingatkanku akan tawamu kala itu

Senyum damaimu

Juga pelukan hangatmu

            Ah rasanya benar-benar seperti dulu

            Tapi tetaplah berbeda

            Nyatanya aku sekarang sendiri

            Benar-benar sendiri tanpa hadirmu

Bukan karena kau tak mau ikut denganku

Menghabiskan secangkir kopi

Namun kemauan Tuhanlah

Aku diharuskan sendiri karna kau sudah pergi

            Terkadang aku berpikir

            Ternyata pertemuan kita secepat ini

            Seperti secangkir kopi sore ini

            Yang ku teguk habis bersama hilangnya senja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun