Mereka dijemput oleh pasukan pemerintahan pimpinan Ashraf Ghani di Bandara Udara Hamid Karzai Kabul. Sambil berlari lari kecil, mirip film film Hollywood yang menggambarkan  perang Afhganistan, JK naik ke helikopter. Begitupula rombongan lainnya. Helikopter menerbangkan JK bersama delegasi
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) bertemu Presiden Ashraf Ghani di Gulkhana Palace, Kompleks Istana Kepresidenan Afghanistan.Â
Pada pertemuan malam itu, JK tentu membahas upaya perdamaian. "Suatu yang sangat membahagiakan bagi orang Afghanistan untuk kedatangan Bapak, tadi bapak presiden menyampaikan, semua menyambut Bapak dengan bahagia, karena Indonesia selalu membuat keajaiban, semoga di akhir bulan desember ini atau di awal tahun 2021 bisa menjadi poin untuk melakukan rekonsiliasi," Â ujar Menteri Urusan Agama dan Haji Afghanistan Muhammad Qasim Halimy, saat menerima JK di Kabul Afhganistan.
Dalam catatan media, JK bertemu dengan kelompok Thaliban lebih dari sekali. Usai pertemuan Trilateral antara Indonesia, Pakistan dan Afhganistan di Bogor pada tahun 2018, JK sempat menerima kunjungan delegasi Taliban yang dipimpin oleh Kepala Kantor Perwakilan Taliban di Qatar, Mullah Sher Mohammad Abbas Stanekzai.Â
Delegasi Thaliban tentu ingin tau bagaimana kelanjutan pertemuan Deklarasi Bogor untuk  perdamaian Afhganistan. Di sini tersirat, Thaliban sudah kebelet banget untuk damai dan melihat negaranya tanpa konflik, tanpa pertumpahan darah.
Sebelum pertemuan JK dan  delegasi Thaliban pada 12-15 Agustus 2018, JK insiasi pertemuan Trilateral antara 19 ulama asal Afghanistan, 17 ulama dari Pakistan dan 17 ulama asal Indonesia.Â
Pertemuan di buka oleh Presiden Jokowi kemudian ditutup oleh Jusuf Kalla yang di akhiri dengan membaca 12 butir Deklarasi Bogor. Satu diantara 12 butir tersebut berbunyi "Sebagai satu keluarga besar umat, ulama mendukung proses perdamaian yang inklusif dan siap memberikan kontribusi secara konstruktif di dalam proses tersebut, sembari mencari berbagai cara dan upaya agar ada solusi yang mungkin bagi perdamaian di Afghanistan"
Pada akhirnya jalan menuju perdamaian di Tanah Pasthun telah menuai sebersit cahaya. Seperti apa yang Roya telah kemukakan, bahwa proses peralihan kekuasaan tak memperlihatkan keonaran dan pembunuhan di kota kota distrik Afghanistan, termasuk di Kota Kabul. Â
Beberapa pemimpin dunia juga melihat seperti itu. Kepala Staf Pertahanan Inggris Nick Carter, "Mungkin Taliban ini adalah Taliban yang berbeda dengan yang diingat orang dari tahun 1990-an,".Â
Maka dari itu, dunia harus memberikan kesempatan kepada Thaliban untuk membuktikan dan memberikan ruang kepada Mullah  dan kawan kawan untuk menunjuk kredensialnya.
China yang menjadi sejawat Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini bahkan telah membuka diri untuk membantu Thaliban membangun insfrastruktur dan kerjasama lainnya. Konon pemerintah Tiongkok melarang warganya meninggalkan Afghanistan di saat negara lain menarik warganya  dan menutup Kedubesnya.Â