Mohon tunggu...
Ano suparno
Ano suparno Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

FREELANCER Pernah di Trans TV sebagai Reporter, Kameraman lalu Kepala Biro TRANS. Sebelumnya, sebagai Stringer Tetap BBC London siaran Indonesia, reporter hingga Station Manager Smart FM Makassar. Setelah di Trans, saya mendirikan dan mengelolah TV Lokal sebagai Dirut. Sekarang Konsultan Media dan Personal Branding

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Malam itu, Ibuku Melihat Gerombolan Kuda Tak Berkepala

10 Mei 2020   22:26 Diperbarui: 10 Mei 2020   22:22 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu ku mengaku tak melihat lama. Dia hanya melihatnya dalam hitungan detik itu pun saat kilat menyambar langit.   Meski pun telah lama gerombolan kuda itu  mendengar kan ringkikannya namun ibu ku tak melihatnya dari jauh. Tiba tiba saja gerombolan kuda itu terlihat di depan rumah.

Saya pun ikut merasakan sebab mendengar tapak kakinya menghujum bumi.  Gerombolan kuda tak berkepala itu memiliki warna yang berbeda beda.  Kebanyakan berwarna putih, merah kecoklatan dan hitam.

Saat melintas di depan rumah suara ringkihannya semakin melolong tinggi seolah telah dicambuk keras oleh pemiliknya. Kakinya semakin merancak ke tanah sehingga gemercik air terlihat menerpa tubuhnya. Semakin lama suaranya ringkikanyya semakin kecil hingga akhirnya menghilang dalam kegelapan.

Kembali hujan deras berlangsung.  Gemericik nya yang menerpa atap rumah kami seperti suara musik yang mengantar kami tertidur hingga pulas. Keesokan harinya, tentu kami berkumpul hendak  mendengarkan cerita horor gerombolan kuda tak berkepala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun