Mohon tunggu...
Ano suparno
Ano suparno Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

FREELANCER Pernah di Trans TV sebagai Reporter, Kameraman lalu Kepala Biro TRANS. Sebelumnya, sebagai Stringer Tetap BBC London siaran Indonesia, reporter hingga Station Manager Smart FM Makassar. Setelah di Trans, saya mendirikan dan mengelolah TV Lokal sebagai Dirut. Sekarang Konsultan Media dan Personal Branding

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

TVRI Bukan Sekadar Liga Inggris, Berbenahlah Sekarang

31 Januari 2020   19:35 Diperbarui: 1 Februari 2020   06:09 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(c) Hasan Aspahani; Senayan, Jakarta; 2016.

Mengapa TVRI tak memilih Liga 1 atau dulu Liga Indonesia milik PSSI untuk mereka siarkan, membeli hak siarnya. Meskipun kata Helmy, hak siar liga Indonesia lebih mahal ketimbang Liga Inggris. Tetapi ini tak boleh menjadi sebuah alasan untuk tidak membeli, sebab dalam pembelian tersebut terdapat nilai nasionalisme.

Menyiarkan liga Indonesia (1) penuh muatan nasionalisme, sekaligus ikut membantu PSSI berkembang. Jika hanya alasan penonton, saya yakin jumlah penonton Liga Indonesia (1) masih lebih banyak ketimbang Liga Inggris. 

Sebagai televisi pemerintah, televisi publik yang non komersial maka menurut saya TVRI justru rugi saat menayangkan Liga Inggris sebab TVRI tidak menemukan nilai komersial kecuali penonton.   

Justru sebaliknya TVRI akan mendapatkan nilai yang positif jika menayangkan Liga Indonesia, Liga Putri Indonesia serta Liga 2. Bukankah TVRI telah memiliki peralatan serta kantor hingga ke berbagai ibu kota provinsi di Indonesia? Mengapa perangkat lengkap itu tidak dimanfaatkan? Pula melalui ragam program.  

TVRI menurut saya sebaiknya meniru konsep BBC World service, CNN, VOA, ABC atau NHK Jepang.  TVRI sebaiknya memilih peran sebagai media advokasi bagi bangsa Indonesia untuk dunia luar.  

Penting bagi TVRI untuk menjadi sebuah stasiun televisi sebagai corong Indonesia pada dunia, corong rakyat kepada penguasa serta corong penguasa kepada rakyatnya sendiri.

TVRI harus menjadi cermin dan wajah Indonesia, mulai dari sisi budaya kita, pandangan politik, ekonomi, sosial, lingkungan serta ideologi kita bangsa Indonesia. 

TVRI adalah cermin dan wajah Indonesia, itulah yang harus diciptakan oleh direksi TVRI dan TVRI tidak boleh memilih bersaing dengan televisi swasta yang konsen pada nilai komersial serta tergantung pada rating dan share.  

Inilah saatnya menurut ku, TVRI  mulai berbenah serta melakukan reformasi internal untuk menjadi sebuah stasiun televisi kebanggaan bagi bangsa Indonesia.   

Jika perlu, TVRI melakukan pembenahan pada internal terutama karyawannya serta tenaga kreatif lainnya. 

Jumlah karyawan TVRI yang tergolong gemuk, Sumber Daya Manusia yang cenderung tidak mengikuti perkembangan zaman akan mempengaruhi perjalanan TVRI ke depan. Pada tahun 2020 ini, adalah abad milenial di mana persaingan stasiun televisi akan semakin ketat dan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun