Gebrakan Punk akhirnya diadopsi, ditimang, dan ditumbuhsuburkan di Inggris kala itu. Anak muda Britania Raya membawa Punk ke nuansa dan level yang berbeda. Punkt bergeser nama dan makna dengan seksinya menjadi Punk. Sematan musik dan fesyen Punk bergerilya melawan dominasi arus utama dan berhasil mencuri atensi dan minat generasi muda.Â
Berangsur ia menjadi monster buas yang geram akan segala bentuk marginalisasi. Seiring beragam latar belakang literasi para penggiatnya, punk rock pun bertransformasi menjadi berbagai subgenre musik baru seperti: Street Punk, Oi!, Anarcho Punk, Crust Punk, Punk Metal, Melodic Punk, Hardcore Punk, Queercore, Fastcore, Glam Punk, Scum Punk, Skate Punk, Post-Punk, Pop-Punk, Ska Punk hingga Nazi Punk.Â
Diaspora Punk dapat dianalogikan sebagai kolase. Ia berjasa melahirkan beragam subgenre musik baru yang kontemporer, progresif, agresif dan provokatif.
Dengan skop musik, fesyen dan ideologinya, Punk adalah konfigurasi identitas kesatuan aksi dan manifestasi sikap. Punk adalah keberanian menabrak tata susila konservatif.Â
Punk adalah sebuah prinsip hidup personal dan komunal yang ekuivalen dengan kemerdekaan. Punk adalah gaungan subliminal transnasionalisme kontemporer; epitome eksistensialisme berpsike kebebasan mutlak yang bertanggung jawab.
Punk tidak berkubu pada figur otoritarian beserta proksinya. Punk berkubu pada gambaran besar kesetaraan.Â
Perjuangan Punk adalah perjuangan atas nama nirkelas, nirstrata, nirkasta, nirhierarki, nirsupremasi, nirkuasa, dan niradikuasa.Â
Punk adalah berdikari di segala lini. Punk adalah superposisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H