Mohon tunggu...
Yuliska Labawo
Yuliska Labawo Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Negeri Sipil

Bekerja di Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai. Menyelesaikan S2 Pariwisata di Udayana Bali. Dan pernah mengikuti Join Curiculum di German

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengatasi Tantangan Sampah di Kawasan Kuliner Pantai Maahas dan KM 5 di Kabupaten Banggai -Sulawesi Tengah

23 Januari 2025   07:42 Diperbarui: 23 Januari 2025   11:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anpnk78 _Sampah di Maahas

Pembuangan sampah plastik secara sembarangan menjadi masalah krusial di Maahas dan Kilo 5. Wisatawan dan pelaku usaha lokal sering membuang peralatan makan plastik, botol, dan kemasan ke garis pantai. Dalam jangka panjang, plastik ini terurai menjadi mikroplastik yang masuk ke ekosistem laut dan mengancam kehidupan akuatik. Hal seperti ini tidak dipikirkan keberlanjutannya bagi anak cucu dan generasi mendatang, betapa pentingnya kita untuk menjaga yang ada hari ini untuk masa depan daerah.

Limbah Deterjen dan Kimia

Disisi lain, penulis melihat adanya tantangan signifikan yang terkesan sepele oleh Masyarakat yaitu penggunaan deterjen dan bahan pembersih oleh restoran dan pedagang di sekitar pantai. Limbah dari bahan kimia ini mencemari air, merusak keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan kualitas air. Tanpa sadar Ikan yang kita konsumsi bisa jadi merupakan Ikan yang telah tercemar sehingga dapat menyebabkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi Ikan tersebut,

Limbah Pembangunan

Limbah pembangunan, seperti puing-puing beton, plastik, dan material non-biodegradable, berpotensi merusak lingkungan pantai. Limbah ini dapat mengganggu habitat alami, mencemari air, dan mengurangi daya tarik estetika kawasan wisata. Selain itu, akumulasi limbah dari proyek infrastruktur yang tidak dikelola dengan baik dapat menghalangi regenerasi ekosistem pesisir, yang vital bagi keanekaragaman hayati dan perlindungan alami dari abrasi. Untuk mengurangi dampak ini, diperlukan strategi pengelolaan limbah konstruksi yang ketat, termasuk daur ulang material dan penerapan praktik pembangunan ramah lingkungan.

  • Membentuk sistem pemantauan untuk melacak tingkat polusi dan menilai efektivitas langkah-langkah yang diterapkan.
  • Bekerjasama dengan institusi akademik dan LSM untuk pengumpulan data dan rekomendasi kebijakan.

Perspektif Pariwisata Berkelanjutan

Dampak Positif Wisata Kuliner

  • Pertumbuhan Ekonomi: Wisata kuliner menciptakan lapangan kerja dan mendukung bisnis lokal, memberikan manfaat finansial bagi masyarakat.
  • Promosi Budaya: Melestarikan dan mempromosikan tradisi kuliner lokal, menarik wisatawan domestik dan internasional.

Dampak Negatif

  • Degradasi Lingkungan: Pembuangan sampah yang tidak terkelola merusak daya tarik pantai dan ekosistem.
  • Risiko Kesehatan: Limbah kimia dan polusi menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut.

Strategi Keberlanjutan

Pengelolaan Sampah Terpadu

  • Membangun titik pengumpulan sampah terpadu dan fasilitas daur ulang.
  • Mendorong pelaku usaha untuk menggunakan kemasan dan peralatan ramah lingkungan.

Edukasi dan Pelibatan Masyarakat

  • Mengadakan kampanye kesadaran tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik dan membuang sampah dengan benar.
  • Melibatkan pemangku kepentingan lokal dalam kegiatan bersih pantai dan konservasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun