Mohon tunggu...
ano_10
ano_10 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Berakhir di Ujung Jalan Bercabang (Cerpen)

17 Mei 2015   18:50 Diperbarui: 13 Juli 2015   22:17 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"rachmi tunggu sebentar... biarkan aku menjelakannya"

teriakan baim yang tidak begitu keras. di dengarnya teriakan itu oleh rachmi tapi tidak di hiraukanya, langkahnya tetap namun di percepat tidak ingin di kejar langkah baim yang kemudian baim hanya bisa mengikutinya dari belakang langkahnya rachmi hingga sampai pada ujung jalan yang bercabang yang juga menghentikan langkah baim yang hanya membiarkan rachmi berjalan sendiri menuju rumahnya sementara baim hanya memandangnya saja dari kejauhan dan akhirnya pulang.

seminggu sudah mereka tidak lagi berjumpa bahkan di tempat sekolah mereka berdua, tidak ada kabar dan cerita. berkirim surat baim kepada rachmi menanyakan tentang kabarnya tapi balasan tidak pernah datang kepadanya, beberapa surat kembali di kirimkan kepada rachmi tapi tetap tidak ada balasan.

sampai beberapa hari setelah surat terakhir yang di kirim baim kepada rachmi berbalas, pada sore hari ketika baim baru saja pulang dan masuk kedalam kamarnya pada sebuah meja tulis ada sebuah surat dengan amplop putih polos yang di letakan rapih oleh ibunya baim.

di bacanya tulisan pada amplop putih polos itu

" untuk baim "...

seakan tau surat itu dari rachmi dia langsung membuka surat dalam amplop putih itu dan di bacanya dalam hati...

 

* teruntuk baim...

sejak pertemuan terakhir kita di jalan itu dan apa yang terjadi saat itu membuat pendirian ku semakin kuat untuk tetap tidak berpacaran, tapi aku juga tidak bisa menghilangkan rasa ku kepada mu karena aku sudah memilih mu menjadi yang teristimewa di hati ku.

dan aku mau menjalankan ini semua dengan cara yang aku pilih, jika saja engkau bisa mengerti dan tetap ingin bersama dengan ku lagi menjalani hari-hari kita bersama untuk berbagi suka dan duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun