Gambaran yang terekam dalam rangkaian foto karya Kemal diakui Oscar Matuloh, kurator pameran ini, lebih dari sekadar artefak seremonial. “Karyanya merupakan analisis visual atas catatan bersejarah peradaban kita yang berlaku sebagai tumpuan nyata untuk perenungan jejak-jejak penting yang ditinggalkan umat manusia,” katanya.
Kemal memulai karir sebagai jurufoto lebih dari satu dekade lalu. Bekerja untuk Agence France Presse (AFP) biro Jakarta pada 1996 dan kontributor majalah Asiaweek sejak 2008. Putra wartawan senior Fikri Jufri ini memilih bekerja lepas begitu Asiaweek tutup pada 2001, meliput berita di kawasan Asia Tenggara untuk publikasi penting di seluruh dunia termasuk Kompas, Newsweek, The New York Times, Stern, Der Spiegel, serta Business Week International.
Jejaknya juga tampak kuat dalam fotografi peristiwa krisis keuangan Asia 1997, berikut huru hara politik menjelang kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada lengsernya Suharto. Termasuk konflik etnis mematikan di Kalimantan Tengah antara pribumi Dayak dan migran Madura yang mengakhiri hidup ribuan jiwa. Jepretan peristiwa letusan Gunung Merapi 2008 membawanya meraih juara dua kategori People in The News Stories dalam penghargaan bergengsi World Press Photo 2011.[] Anom B Prasetyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H