Oleh :Annysa Kussuma H_2100005225
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum : Satrianawati, M.Pd.
Perkembangan teknologi terjadi di hampir semua bidang. Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016 dalam M.A. Ghufron, 2018). Bidang pendidikan tak luput dari pesatnya perkembangan teknologi. Adanya perkembangan teknologi menyebabkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia.
Kurikulum di Indonesia sudah berkali-kali berubah, dan pada dasarnya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia. Terlepas dari kenyataan bahwa setiap kurikulum pasti memiliki tantangan, kekurangan dan harus dievaluasi dan diperbaiki agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Berbagai macam tantangan dan kekurangan dalam desain kurikulum tentunya tidak menyurutkan semangat agar senantiasa memperbaiki, mengevaluasi dan melewati tantangan-tanantangan tersebut dengan inovasi-inovasi yang akan membawa pada efektifitas kurikulum untuk masa depan. Sebelum masuk pada hambatan dalam desain kurikkulum perlu diketahi pengertian desain kurikulum itu sendiri.
Desain berarti suatu proses perencanaan dan seleksi elemen, teknik, dan prosedur dalam melakukan sesuatu yang mencakup objek, konsep, dan upaya untuk mencapai suatu tujuan (Pratt, 1980: 5 dalam M. Ansyar, 2017). Smith dan Ragan (2005) memerinci pengertian tersebut bahwa desain merupakan proses sistematik dan reflektif dalam menerjemahkan prinsip belajar mengajar ke dalam suatu rancangan pembelajaran yang mencakup materi instruksional, kegiatan belajar, sumber-sumber belajar dan sistem evaluasi (Richey et al., 2011: 2 dalam M. Ansyar, 2017).
Sedangkan pengertian kurikulum secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish (H. Langgulung, 1986 dalam S. Bahri, 2011). Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan  (H. Langgulung, 1986 dalam S. Bahri, 2011).
Dari berbagai penjabaran mengenai definisi desain kurikulum, benar bahwasannya desain kurikulum merupakan bagian penting dalam pendidikan, dikarenakan desain kurikulum adalah sebuah proses pembuatan dan pengembangan kurikulum yang mencakup konsep tidak hanya dalam teori, tetapi juga dalam oprasional desain, sebagai panduan pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Bila ingin bersaing di era modern saat ini Indonesia perlu segera meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia melalu pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan di era modern berbagai tantangan yang akan dihadapi pendidikan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan kurikulum dari waktu ke waktu. Sebelum menjuju pada perkembangan kurikulum, maka harus dilihat kedudukan kurikulum itu sendiri.
Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri (Agus  Sofyan, 2006 dalam A. Dhomiri, 2023). Pendidikan sebagai  sistem  tentu memiliki  berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu, antara lain:Â
- Tujuan pendidikanÂ
- Kurikulum pendidikanÂ
- Peserta didikÂ
- Lingkungan Â
- Sarana dan pra saranaÂ
- Manajemen Â
- Teknologi
Seiring berjalannya waktu, kurikulum selalu mengalami perubahan dan inovasi sepanjang sejarahnya dibandingkan dengan kurikulum  sebelumnya. Sifat perubahan tersebut bukan hanya masalah politik tetapi juga mencerminkan kebutuhan yang ada karena kurikulum  yang lama sudah tidak sesuai lagi dengan era  sekarang. Pembaharuan tidak terlepas dari arti perubahan, karena sesuatu yang berubah,  adalah pembaharuan atau inovasi ke arah yang lebih baik.Â
Oleh sebab itu, hampir setiap pergantian menteri, maka kurikulum ikut juga mengalami pergantian dan perubahan. Disatu sisi, kita melihatnya sebagai permainan sebuah politik, tetapi jika dilihat disisi lain, kurikulum harus berubah dan berinovasi agar meningkatkan mutu pendidikan.Â
Indikator  dari perubahan kurikulum  di Indonesia  disebabkan oleh; Pertama, teknologi  berkembang pesat saat ini, sehingga hubungan sosial terhubung melalui  jejaring sosial. Namun, teknologi yang berdampak negatif dan positif, juga mempengaruhi kehidupan manusia. oleh sebab itu kurikulum harus lebih maju satu langkah dari perkembangan teknologi saat ini.
Kedua, kurikulum merupakan inti dari pembelajaran siswa. Namun, setiap perubahan kurikulum tidak selalu sesuai dengan situasi lingkungan siswa. Hal ini karena perbedaan tempat tinggal siswa juga mengalami perbedaan dalam penerapan pendidikannya yang diterima. Oleh karena itu, profesionalisme guru memegang peranan paling penting dalam implementasi kurikulum.
Ketiga, setiap kali terjadi perubahan  kurikulum, segala sesuatu  harus berubah dengan perubahan  kurikulum, seperti bahan ajar, media atau alat peraga yang dipakai dalam pembelajaran.
Keempat, Pendidikan dalam keluarga dan masyarakat juga harus diperhatikan dalam kurikulum. Kolaborasi ketiga bidang ini harus menjadi landasan perubahan kurikulum.Â
Perkembangan kurikulum dimulai dengan perubahan konseptual yang mendasar, diikuti dengan perubahan struktural. Perubahan kurikulum tidak hanya sebagian,misalnya dalam hal tujuan, isi, metode atau sistem penilaian, tetapi keseluruhan bagian-bagiannya. Pada dasarnya, perubahan kurikulum memerlukan perencanaan, persiapan, dan persiapan yang matang dalam hal integritas kurikulum. Selain itu, kurikulum merupakan dokumen nasional yang mempertaruhkan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Â
Perkembangan kurikulum di Indonesia melahirkan beberapa jenis kurikulum sejak kemerdekaan negara diantaranya yakni, kurikulum 1947 atau disebut Rencana pelajaran 1947 terfokus pada pembentukan karakter bangsa Indonesua merdeka berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Kurikulum 1952 setiap pembelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulkum 1964 terfokus pada rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk jenjang SD.
Kurikulum 1968 tujuannya adalah membentuk insan Pancasila sejati, fisik kuat dan sehat, serta berbudi luhur, bercirikan muatan teoritis yang tidak memadukan permasalahan dengan fakta lapangan. Kurikulum 1975 menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Kurikulum1984 atau kurikulum disempurnakan mengutamakan proses, posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar atau dikenal dengan model belajar siswa aktif (CBSA). Kurikulum 1994 dan suplemen 1999 memadukan kurikulum sebelumnya yaitu 1975 dan 1984.Â
Kurikulum  2004  atau berbasis kompetensi menekankan pada ketercapaian kompetensi baik siswa secara invidual maupun berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kurikulum, 2006 atau KTSP pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar, guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilain sesuai kondisi sekolah.
Kurikulum 2013 memiliki tiga penilaian yaitu aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, yang juga didasarkan pada tema produktif sesuai perkembangan dan kemajuan siswa dari waktu ke waktu. Sebelas Kurikulum Mandiri Pembelajaran Mandiri Berkelanjutan Guru kreatif, inovatif, mampu belajar dan energik untuk melayani anak didiknya. Mampu membangun dan mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan masyarakat luas serta menjadi pembelajar dan agen perubahan di sekolah.
Dalam perkembangan kurikulum memiliki berbagai hambatan. Hambatan pertama datang dari pendidik. Pendidik atau guru sebagai pelaksana kurikulum tidak ikut serta dalam pengembangan kurikulum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan waktu, kurangnya pendapat antar guru maupun kepada kepala sekolah dan pengurus atau administator. Selanjutnya hambatan datang dari kemampuan dan tingkat pengetahuan guru sendiri. Kemudian hambatan terakhir datang dari masyarakat.Â
Dari hambatan di atas, penyelesaian dari pihak yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum yakni;Â
- Peran para administrasi pendidikan, yakni menyusun dasar-dasar hukum, kerangka serta program inti kurikulum.Â
- Peran para ahli, penuntun arah dan orientasi pendidikan, pemilihan sistem dan model kurikulum, baik itu model konsep, desain dan lain sebagainya. Para ahli pendidikan dan kurikulum dibutuuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat.
- Peran guru, Memberikan implementasi kurikulum dalam lingkup yang luas. Serta berperan sebagai pengajar di masyarakat, karena guru harus belajar struktur sosial masyarakat, nilai-nilai utama dalam masyarakat.
- Peranan orang tua murid, yakni dalam penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum. Akan tetapi tidak semua orang tua ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum.
Upaya penyempurnaan kurikulum sekolah harus memenuhi tahapan sebagai berikut; yaitu perlunya melakukan evaluasi umum di sekolah (kualitas dan mutu), mengetahui kebutuhan siswa dan guru, mengidentifikasi masalah yang timbul dari pembelajaran, mengembangkan rencana (tujuan, cara mengevaluasi, metode pelaksanaan, penilaian), bagaimana melakukan evaluasi / apakah mungkin untuk melaksanakan apa yang direncanakan.
Menurut Fujiawati dkk (2020) seorang pendidik wajib memiliki kemampuan untuk memanfaatkan dan menggunakan  berbagai  jenis media pembelajaran. Namun apabila pendidik tidak mampu menguasai seluruhnya, maka pendidik gunakanlah media pembelajaran yang benar-benar dikuasai.
Guru  memiliki  kewajiban  sadar  untuk  memajukan  karir  mereka  sebagai  pendidik.  Menerapkan pendampingan  dan pelatihan,  meningkatkan  jumlah  buku  teks  dan  publikasi  ilmiah  yang  mendukung pembelajaran, dan meningkatkan jumlah karya inovatif seperti mengembangkan perangkat lunak e-learning, membuat  alat  peraga  olahraga  dan  seni,  atau  membuat demonstrasi langsung  lainnya  adalah  contoh profesional  berkelanjutan  strategi  pembangunan  (PKB).  Dan  menulis  untuk  media  dapat menjadi  pilihan produktif bagi pengembangan diri guru yang bila dipraktikkan secara aktif dan konsisten akan meningkatkan kompetensi profesional guru secara lestari (Yohamintin dkk: 2021).
Poin utama yang berperan besar dalam perkembangan kurikulum adalah guru. Kualitas manusia yang diinginkan oleh bangsa Indonesia yakni yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.Â
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tidak lepas dari peran besar guru sebagai tanaga pendidik. Oleh karena itu, guru harus selalu mengembangkan keterampilannya. Guru harus memiliki standar penguasaan materi dan strategi pengajaran yang profesional, serta harus mampu melibatkan siswanya dalam pembelajaran yang serius.Â
Tidak hanya dalam penguasaan materi, guru juga dituntut dalam perkembangan di era modern yang sudah melibatkan teknologi dalam pendidikan, guru harus mampu menggunakan, mengaplikasikan media pembelajaran yang interaktif serta didalamnya melibatkan teknologi, sehingga menyebabkan pembelajaran yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, M. Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan (Jakarta : Prenada Media, 2017).
Aslan, Strategi Pembelajaran Dalam "Go Sport" Kurikulum Pendidikan karakter," Jurnal Studi Islam Madinah, Vol. 17, No. 1, Juni (2017): h. 17-33.
Aslan. & Wahyudin. Kurikulum Dalam Tantangan Perubangan (Sumatera Utara : Bookies Indonesia, 2020).
Bahri, S. Pengembangan Kurikuum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11 (1), (2011): h. 16-17. http://dx.doi.org/10.22373/jiif.v11i1.61
Dhomiri, A. (2023) Konsep Dasar dan Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora, Vol. 3, No. 1. https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v3i1.972
Eko Sutarman, "Implementasi Guru Sejarah Dalam Menerapkan Kurikulum 2013 Di Kelas X Di SMA N 1 Rembang Tahun Ajaran 2014/2015," History Education 3, no. 2 (2014): 43.
Fajri, K. N. Proses Pengembangan Kurikulum. Jurnal Kesilaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 1, No. 7, Juli (2019): 46-47. Â 10.36088/islamika.v1i2.193
Fitriah, D. & Mirianda, M. U . "Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan Berbasis Teknologi," 2020.
Fujiawati, Fuja Siti., Raharja, Reza Mauldy., & Iman, Atep. (2020). Pemanfaatan Teknologi Untuk Pendidikan Anak Usia Dini Di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fkip. 3(1), 120-125.
Gufron, M. A. Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang dan Solusi Bagi Dunia Pendidikan. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta (2018). http://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/dispanas2018/article/viewFile/73/45
Haryanto. Diktat Bahan Kuliah: Pengembangan Pendidikan Kurikulum Luar Biasa. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar Biasa: Fakultas Ilmu Pendidikan, 2010.
Huliatunisa, Y. dkk. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar (Jawa Barat : CV Jejak (Jejak Publisher), 2022).
Sofyan, Agus, 2006, Melek Aksara, (Jakarta: PT Albama Jurnal Qiro'ah, Active Learning Teach Like Finland, Vol.9 No.1 tahun 2019 Mulyasa, 2021, Guru Penggerak Merdeka Belajar, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yohamintin., Permana dkk. (2021). Evaluasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Pendidik. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan. 8(2), 173-184.
Zainuri, Ahmad, 2018, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan, Palembang: CV Amanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H