Mohon tunggu...
Anna Fara
Anna Fara Mohon Tunggu... -

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

MOMO, SI HARIMAU PUTIH

5 Juni 2011   12:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wush…Wush... Angin berteriak sangat kencang. Pohon-pohon tampak menari-nari mengikuti nyanyian angin. Hampir saja angin merobohkan pohon disamping rumah Momo yang begitu mungil.

“Dasar angin tak tau diri, pergi kau dari sini”. Teriak Momo.

Angin pun tak menuruti perintah Momo, dan semakin kencanglah angin menabrak tubuh momo yang kekar, hampirlah momo jatuh. Momo tampak ketakutan melihat angin yang begitu kencang dan berlarilah dia memasuki rumah.

“Anakku, ayo cepat kita pergi. Hutan ini sudah tak aman lagi”. Perintah Ayah Momo.

Ayah dan anak itu pun bergegas meninggalkan rumah. Atap rumah berjatuhan dan Ayah Momo mengaung kesakitan.

Ayah… “. Teriak momo.

“Cepatlah pergi anakku”. Kata ayah Momo kesakitan

Tapi ayah?”. Kata momo bingung.

“Sudahlah, ayo cepat lari. Nasib hutan ini ada ditanganmu”. Pinta Ayah Momo.

Momo pun berlari sekencang-kencangnya bersama penghuni hutan yang lain. Dia pun terjatuh pada sebuah lubang. Berkali-kali dia mencoba berdiri tapi usahanya selalu sia-sia.

Tolong… Tolong aku..”. teriak Momo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun