“YAAAHH”, serentak aku dan semua penggemar Marquez berteriak.
Sedih sekali rasanya, tetapi tidak apa-apa pertandingan akan terus berjalan. Gemuruh suara mesin juga menghiasi semarak keseruan MotoGP Mandalika 2023. Seru sekali rasanya melihat double corner dari Zona C ini, sangat memacu adrenalin. Keseruan Tissot Sprint ini saat melihat perebutan antara Bagnaia dan Jorge Martin, seru sekali! Hatiku rasanya seperti ikut balapan, haha. Hingga ditutup di lap terakhir, Martin merebut posisi Bagnaia. Congrats for your Tissot Sprint podium, Jorge Martin!
Hunting Foto dan Eksplorasi di Sirkuit Mandalika
Keseruan sirkuit belum hilang! Masing terngiang-ngiang suara balapan tadi hingga akhirnya selesai dan penonton mulai turun dari tribun. Kami pun berfoto-foto di tribun biru tanpa atap dengan teriknya sinar matahari dan keseruan vibes MotoGP ini! Setelah foto-foto, kami kembali berkeliling area Zona Merah, mencari jajanan dan juga minuman untuk menyegarkan hari.
Huru Hara Part 4: Kesialan karena Driver dimarahin Istrinya
Hari mulai gelap, kamipun bersiap untuk pergi dari area sirkuit. Niatnya mau cari makan di area Pantai Kuta Mandalika lagi. Cal menawarkan untuk dijemput oleh Bapak yang menawarkan untuk nyupirin kita saat di penginapan scam tadi. Karena semua sudah lelah, jadi yaudah tanpa berpikir panjang kita gas aja deh!
Kami diantar Bapak tersebut ke area Pantai Kuta Mandalika, awalnya semua terlihat baik-baik saja. HINGGA, saat kami makan di salah satu kafe di area pantai, Bapak tersebut tiba-tiba marah karena kami kelamaan dan membuatnya dimarahin istrinya. Lalu, kami heran kok beliau sangat tidak profesional, harusnya beliau tau jika mau pick up wisatawan, ya jelaskan dong dengan istrinya. Kenapa jadi huru hara rumah tangga gini yaa? Huaa. Kami pun menjelaskan bahwa baru makan di salah satu kafe disana. Bapak tersebut mengancam akan meninggalkan kami dan menyuruh kami mencari Gocar. Karena banyak barang kami di mobil, tak berpikir panjang Cal dan Con langsung bergegas lari ke mobil dan ditambah lagi cat calling dimana-manaaaa. Akhirnya barang kami diambil dan kami membayar Bapak tersebut, serta langsung pergi. Lelah sekali rasanya! Apakah siap Mandalika menjadi Destinasi Super Prioritas, jika kondisi faktual SDM masyarakatnya seperti di kejadian kami ini?