Semilir angin Lombok menyambut kedatangan ribuan penggemar MotoGP dari berbagai penjuru dunia yang berkumpul di Mandalika untuk menyaksikan balapan paling dinanti-nanti tahun ini. Sejak pengumuman Mandalika sebagai tuan rumah MotoGP 2023, para pecinta balap motor telah menunggu momen ini dengan penuh antusiasme. Namun, perjalanan menuju ajang balap ini tidak semulus yang dibayangkan.
Euforia Menuju MotoGP Mandalika 2023
Perjalananku ke Lombok mulanya merupakan ajakan business trip organisasi bersama rekan-rekanku. Lalu, saat tahu bahwa waktunya tepat dengan penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2023, yaitu 13-15 Oktober 2023. GAS! Tanpa berpikir panjang aku langsung meng-iya kan ajakan rekanku, Cal. Aku dan Cal merupakan penggemar MotoGP, khususnya Marc Marquez, hehe. Akhirnya setelah deal berangkat, aku, Cal, dan rekan-rekan pun berangkat menuju Kota Seribu Majid, Lombok!
Kami berangkat dari Yogyakarta International Airport pada Rabu, 11 Oktober 2023 dan take off dengan pemandangan sunset yang indah! Sungguh sangat menawan melihat Merapi dan Merbabu dibalut gradasi biru dan oranye langit senja yang memukau. Kami melakukan penerbangan straight ke Lombok Praya dengan durasi sekitar 1,5 jam penerbangan dengan maskapai Super Air Jet, yang saat itu kami mendapatkan tiket dengan harga kurang lebih 1,3 juta.
Huru Hara Part 1: Tiket Nonton MotoGP Mandalika 2023
“Para penumpang yang terhormat. Selamat datang di Bandar Udara Internasional Lombok Praya” ucap Flight Attendant Super Air Jet.
Kalimat pertama yang kami dengar saat mendarat di Lombok, kami disambut dengan hiasan-hiasan bertema MotoGP dan juga stand souvernir dan merchandise MotoGP Mandalika. Vibes nya udah seru banget! Ga sabar liat Marquez ‘ngengeng’ balapan dengan Bagnaia, HAHA! Aku, Cal, dan satu teman Cal, bernama Con menunggu rekan-rekan yang lain di depan stand MotoGP Mandalika ini. Rasanya seperti ingin langsung ‘checkout’ semua merchandisenya, untung saja Cal mengingatkan nanti aja di sirkuit pasti bakal kalap. Akhirnya, kita melanjutkan perjalanan hingga tiba di hotel dan beristirahat.
Hari pertama di Lombok, dimulai dengan pembukaan acara trip bisnis organisasi kita. Mulanya, nonton MotoGP ada dalam itenerary trip Lombok ini. Tiba-tiba saat sambutan kegiatan dimulai,
“Mohon maaf karena ada beberapa kendala, kita belum dapat melakukan visit ke ITDC Mandalika”, ucap Ketua DPP Himpi Lombok.
Sekejap aku dan Cal langsung bertatapan dan saling mengerti apa yang kita maksud, “Gimanaaa iniii? Masih ada ga tiketnyaa? WTS kah WTS?” bergumam dalam hati kami. Setelah sambutan selesai, kami langsung hunting WTS-an tiket MotoGP di twitter, tetapi sulit menemukan yang pas. Antara serem karena tidak mau COD, atau malahan cuma tersedia satu tiket saja. Namun, aku agak sedikit heran karena harga jual tiket terlalu beragam, mulai dari murah banget hingga diatas harga normal juga ada.
Akhirnya, kami memutuskan untuk membeli tiket di website resmi MotoGP Mandalika, walaupun tiket sudah banyak yang habis karena sudah H-1 pertandingan. Aku dan Cal tanpa berpikir panjang langsung ingin membeli tiketnya. Lalu, Con dan satu teman kami bernama Sevina FoMo untuk ikut nonton. Kami pun membeli tiket di Zona C dengan niat agar dapet banyak cornering. Karena keterbatasan waktu, maka kita hanya membeli tiket pada hari kedua pertandingan MotoGP. Sebenarnya, mau banget nonton finnal race-nya di day 3, tetapi waktu dan flight yang tidak memungkinkan, yasudah lah yaa day 2 juga dapat Tissot Sprint.
Pantai Kuta Mandalika: Keindahan yang Berselisih dengan Tantangan Wisata
Setelah melewati berbagai kegiatan, di hari pertama pertandingan MotoGp, kami dan rekan-rekan bisnis trip mengunjungi Pantai Kuta Mandalika. Karena regulasi yang ketat dan penutupan jalan ke arah sirkuit saat pelaksanaan MotoGP, kami baru bisa menuju pantai saat sore hari. Disana sangat ramai rombongan bis yang datang untuk menonton MotoGP. Sesampai disana, aku menyewa sepeda listrik untuk berkeliling Mandalika yang dibandrol dengan harga 50rb/jam. Sebenarnya masih worth it sih, tetapi ternyata temanku bisa dapat harga kebih murah, hanya 25rb/jam! Yahh, buru-buru sih jadi kena trap deh...
Bukit Merese: Hidden Gem Nonton MotoGP Mandalika
Gabut karena telah memutari kawasan Pantai Mandalika lebih dari 5 kali. Akupun kepo untuk mendaki bukit yang dapat melihat view sirkuit dari atas, yaitu Merese! Karena sudah seperti anak ilang, aku mencari tour guide tripku dan memintanya untuk mengantarku ke bukit tersebut. Akhirnya kami pun berangkat ke Bukit Merese dengan sepeda listrik! Perjalanannya sebenarnya tidak jauh, tetapi memang belum ada petunjuk arah kesana dan jalannya juga masih melewati jalan tanah dan batuan. Akhirnya, kami masuk ke dalam kawasan wisata yang dikelola oleh masyarakat lokal dengan biaya retribusi 10rb rupiah/orang. Sesampai di parkiran Merese, kami trekking kurang lebih 10 menit untuk sampai puncaknya.
Kisah di Balik Nama Agung Mandalika
Setelah kami turun, aku notice ada satu patung yang membuatku salfok. Sontak bertanya kepada guide-ku, “Itu patung apa yaa Mas?”, guide-ku menjelaskan bahwa itu merupakan patung legenda Putri Mandalika yang menceritakan seorang putri cantik dari tokoh suku Sasak terkemuka dan pesonanya menghipnotis semua lelaki. Oleh karena itu, Putri Mandalika menjadi idaman banyak pangeran sehingga menjadi rebutan dan membuat persaingan yang mengancam keutuhan dan kerukunan masyarakat Lombok. Dalam persaingan sengit antara para pangeran, Putri Mandalika memutuskan untuk mengorbankan dirinya dengan melompat dari tebing tinggi ke laut, mengakhiri persaingan dan mengamankan perdamaian di kerajaannya. Wah, ternayata dibalik agungnya nama Mandalika, ada kisah dibelakangnya ya! Ditambah lagi, legenda ini lho yang melatarbelakangi ritual Bau Nyale di Lombok!
Huru Hara Part 2: Ticket Redemption MotoGP 2023
Karena teringat aku besok akan menonton, aku mampir ke gate dengan niat menukarkan tiket. Namun, aku tidak dapat menukarkan di gate dan ternyata lokasi penukarannya sangat jauh! aku takut ga keburu jika besok baru menukar tiket, dan jadwal qualification Marquez itu jam 9 pagi, sedangkan masih harus menukar tiket jam 8 pagi di dekat Bandara Praya. Aku mengabari teman-teman dan akhirnya kami mencari cara untuk segera menukar tiket malam itu. Rasanya sedikit kesal karena tidak ada pemberitahuan yang jelas untuk harus menukar tiket di dekat bandara saat pembelian. Namun, cukup bersyukur juga karena tidak terjadi di pagi harinya, huhu.
Kaminpun menemukan solusi untuk meminta tolong rekan kami di Mataram menukarkan tiket. Alhamdulillah, tantangan selanjutnya masih dapat diselesaikan dengan baik. Akhirnya aku kembali ke bis dan bertemu rekan-rekan. Hari ini merupakan hari terakhir kami berkegiatan dan kami pun kembali ke hotel tempat kami menginap di Mataram dan melakukan penutupan acara, serta perpisahan! Besok beberapa rekan akan kembali ke Yogya dan melanjutkan kegiatan masing-masing. Namun, tak terasa besok aku akan menonton MotoGP! Tak sabar rasanya!
Huru Hara Part 3: Scam Penginapan di Gempuran era MotoGP
Bangun di pagi hari, aku, Cal, Con, dan Sevina bersiap-siap berangkat ke sirkuit. Namun, kita lupa memesan akomodasi! Akhirnya kami memesan penginapan murah, OYO, yang dekat dengan bandara dengan niat agar dapat mudah akses ke bandara karena kami akan flight pagi esoknya, melalui aplikasi tiket.com dengan harga sekitar 200rb-an. Aku pun segera memesan Gocar untuk berangkat ke sirkuit dan mampir di penginapan tersebut dengan harga 200rb-an dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Diperjalanan, aku berbincang dengan Bapak driver Gocar mengenai kondisi Lombok saat event MotoGP ini dan juga pengalaman-pengalaman di Lombok.
Kamipun sudah dekat dengan lokasi penginapan, tetapi kok aku curiga yaa karena lokasinya sangat aneh dan seperti ada yang tidak beres. Bapak Gocar juga bertanya, “Kalian mau nitip barang disini? Disini agak bahaya, orang-orangnya primitif”. Sejenak aku berpikir dalam hati ‘Hah apa iya? Kenapa yaa Bapaknya bisa ngomong seperti itu?’. Lalu kami pun tak kunjung menemukan lokasi yang sama, seperti di aplikasi tiket.com. Akhirnya kami pas kan titik tersebut, ternyata berhenti disebuah toko kelontong. Kamipun bertanya apakah benar ini penginapan yang dituju kami. Dan, kami terkena SCAM! Ibu penjaganya berkata sudah ada 5 orang yang terkena scam di aplikasi tiket.com. Sebenarnya, memang ada kosan disitu, tetapi sangat tidak sesuai dengan foto yang tertera di aplikasi tiket.com. Aku pun bingung campur sedih karena waktu kualifikasi Marquez udah sangat dekat, so sadd karena kami harus telat karena ini. Ditambah lagi, kami yang awalnya ingin menitipkan barang dikemplang dengan harga tinggi tingga 400rb karena event MotoGP ini. Ibu tersebut bekata, “Ini lagi event, tidak ada lah yang murah, semua berebut mencari penginapan”. Omg, bener-bener campur aduk rasanya. Akhirnya Bapak pemilik kos datang dan kami bernegosiasi untuk hanya menitipkan barang saja nanti malam diambil dan membayar 200rb. Huft, saking paniknya aku tak terpikirkan mengambil gambar saat rangkaian peristiwa ini dan ya sudahlah yang penting segera menuju sirkuit dan koper kami aman disana. Sedikit khawatir, tetapi juga lega.
Melanjutkan Perjalanan Penuh Huru Hara Menuju Sirkuit Mandalika
Kamipun melanjutnya perjalanan ke sirkuit dengan Bapak Gocar tadi. Pengecekan menuju sirkuit cukup ketat dengan 3 kali lokasi pengecekan mulai dari Bandara, area parkir, hingga gate. Namun, saat ini sudah lebih baik dibanding cerita tahun lalu. Sudah minim kemacetan karena dibuat flow kunjungan yang jelas. Kami menaiki bis dari area parkir dan harus berganti bis 2 kali menuju gate kami. Di sisi lain, kami harus jalan cukup jauh dan panas-panasan berganti bus menuju gate. Sungguh perjalanan yang melelahkan dan menghantam emosi kami!
Perasaan lega dalam hati karena sudah melewati perjalanan panjang menguras emosi dan keringat ini. Dengan bahagia dan rasa bersyukur, akhirnya kami masuk ke area sirkuit. Tidak apa-apa deh gabisa nonton Marquez di kualifikasi, masih ada kesempatan nonton saat Tissot Sprint. Tidak berhenti disitu, parfum temanku terpaksa ditahan karena dilarang untuk dibawa. Yasudahlah jadi evaluasi kami untuk lebih prepare dan mencari tahu lagi dengan baik jika nonton event besar seperti ini.
Berbeda dengan sirkuit lainnya, Mandalika sudah menggunakan underpass untuk jalan ke area dalam. Wah, keren sekali sih apalagi di area underpass-nya dihiasi mural yang indah. Senang sekali rasanya, mendadak lupa sama huru hara tadi pagi.
Berburu Marchendise MotoGP Mandalika 2023
Sesampai di kawasan dalam sirkuit, waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, sungguh panas dan terik rasanya. Karena pertandingan sedang istirahat, kami pun kembali hunting merchandise berkeliling area Zona Merah. Teman-temanku kelelahan hingga menunggu diarea booth pertamina. Dan aku masih mencari merchandise redbull, sebenarnya karena kesukaan pacarku! Hehe. Akhirnya aku menemukan stand merchandise yang aku cari!
Berburu Makanan di MotoGP Mandalika
Karena sudah siang hari dan sangat lapar, aku berkeliling stand makanan untuk mencari asupan, tetapi jujur makananya kurang variatif dan menarik. Hingga karena mencium baunya yang cukup sedap, aku berhenti di satu stand yang menjual baso ikan. Disana aku bertemu dengan bule asal Australia yang datang mendukung idolanya di KTM, dia berkata bahwa MotoGP kali ini drama banget! Banyak yang tidak disangka terjadi, apalagi sirkuitnya juga menantang jadi ada hal-hal yang tidak terduga. Wah, seru sekali yaaa. Aku tak sabar melihat secara langsung di Tissot Sprint sore hari ini.
Tak terasa mengobrol, makananpun tiba. Aku makan didalam stand makanan sambil ngadem karena cuaca diluar sangat terik. Baso ikan ini dibandrol dengan harga 15 ribuan saja. Yaa tidak terlalu mahal untuk event internasional sebesar ini. Namun, untuk cita rasa yaa cukup saja sih, tidak terlalu spesial. Cukup untuk mengganjal perut di bawah panasnya Lombok ini.
Sprint Tissot yang Mendebarkan: Dari Wawancara Wartawan Hingga Kecewa pada Jatuhnya Marquez
Setelah itu, akupun langsung ingin siap-siap untuk menonton pertandingannya! Saat aku datang masih dimulai pertandingan Moto2 dan Moto3, aku tidak terlalu mengikutinya jadi aku nonton saja seru-seruan. Ditengah menonton pertandingan kami dihampiri oleh wartawan Kompas yang mewawancarai kami mengenai event ini. Karena sedang asik menonton kami diwawancarai ganti-gantian. Cal menunjukku agar ikut bicara, maaf yaa ini lagi seru sebentar Cal!
Namun, sayang sekali belum genap 1 putaran, Marquez udah jatoh di tikungan 11.
“YAAAHH”, serentak aku dan semua penggemar Marquez berteriak.
Sedih sekali rasanya, tetapi tidak apa-apa pertandingan akan terus berjalan. Gemuruh suara mesin juga menghiasi semarak keseruan MotoGP Mandalika 2023. Seru sekali rasanya melihat double corner dari Zona C ini, sangat memacu adrenalin. Keseruan Tissot Sprint ini saat melihat perebutan antara Bagnaia dan Jorge Martin, seru sekali! Hatiku rasanya seperti ikut balapan, haha. Hingga ditutup di lap terakhir, Martin merebut posisi Bagnaia. Congrats for your Tissot Sprint podium, Jorge Martin!
Hunting Foto dan Eksplorasi di Sirkuit Mandalika
Keseruan sirkuit belum hilang! Masing terngiang-ngiang suara balapan tadi hingga akhirnya selesai dan penonton mulai turun dari tribun. Kami pun berfoto-foto di tribun biru tanpa atap dengan teriknya sinar matahari dan keseruan vibes MotoGP ini! Setelah foto-foto, kami kembali berkeliling area Zona Merah, mencari jajanan dan juga minuman untuk menyegarkan hari.
Huru Hara Part 4: Kesialan karena Driver dimarahin Istrinya
Hari mulai gelap, kamipun bersiap untuk pergi dari area sirkuit. Niatnya mau cari makan di area Pantai Kuta Mandalika lagi. Cal menawarkan untuk dijemput oleh Bapak yang menawarkan untuk nyupirin kita saat di penginapan scam tadi. Karena semua sudah lelah, jadi yaudah tanpa berpikir panjang kita gas aja deh!
Kami diantar Bapak tersebut ke area Pantai Kuta Mandalika, awalnya semua terlihat baik-baik saja. HINGGA, saat kami makan di salah satu kafe di area pantai, Bapak tersebut tiba-tiba marah karena kami kelamaan dan membuatnya dimarahin istrinya. Lalu, kami heran kok beliau sangat tidak profesional, harusnya beliau tau jika mau pick up wisatawan, ya jelaskan dong dengan istrinya. Kenapa jadi huru hara rumah tangga gini yaa? Huaa. Kami pun menjelaskan bahwa baru makan di salah satu kafe disana. Bapak tersebut mengancam akan meninggalkan kami dan menyuruh kami mencari Gocar. Karena banyak barang kami di mobil, tak berpikir panjang Cal dan Con langsung bergegas lari ke mobil dan ditambah lagi cat calling dimana-manaaaa. Akhirnya barang kami diambil dan kami membayar Bapak tersebut, serta langsung pergi. Lelah sekali rasanya! Apakah siap Mandalika menjadi Destinasi Super Prioritas, jika kondisi faktual SDM masyarakatnya seperti di kejadian kami ini?
Perjalanan Menjemput Koper di Penginapan Scam
Karena ovt mengenai barang kami dan lelah ingin istirahat, aku memesan penginapan yang tersisa di area sekitar Bandara, dekat alun-alun Praya. Berbekal review Agoda dan rating 4.9/5, bismillah semoga ga gagal lagi. Penginapan tersebut sebenarnya hanya guest house, seperti kosan yang dibandrol dengan harga 500rb-an. Gila juga yaa efek event ini pada kondisi harga akomodasi, huhu. Akhirnya aku memesan Gocar 2 lokasi, ke penginapan scam tadi untuk mengambil barang dan ke penginapan baru kami. Dan akhirnya, kamipun mendapat Bapak driver Gocar yang baik hati dan ramah mengantar kami kedua lokasi tersebut. Sesampai di penginapan scam tersebut, kami bergegas mengambil barang-barang kami. Dan waktu telah menunjukan pukul 12 malam.
Huru Hara Part 5: Menerobos Gembok di Penginapan Baru
Kami pun melanjutkan perjalanan ke penginapan baru kami. Disini teman-temanku sudah tidur kelelahan dan akupun ngobrol terkait kondisi pariwisata di Lombok bersama Bapak Gocar. Bapak ini aktif dalam kegiatan biro perjalanan sebagai freelance driver dan guide. Akhirnya aku minta bertukar nomor untuk mengantar kami pagi hari ke Bandara Praya. Sesampai di penginapan, cobaan kembali datang! Karena sudah malam, penginapan kami telah digembok. Rasanya ingin nangis aja. Karena nekat akhirnya aku mencoba melonggarkan rantai tersebut dan menerobos masuk. Akhirnya, aku bertemu dengan bule yang juga nonton MotoGP dan menginap disana lagi diluar kamar. Lalu, aku mengetuk kamar penjaga guest house dan dapat membuka pagarnya.
Akhirnya, lega rasanya bisa istirahat. Aku beberes dan bebersih untuk pagi nanti flight. Kontakan dengan Bapak Gocar agar menjemput kami tepat waktu, menyalakan alarm, dan tidur.
Perjalanan Pulang ke Yogyakarta
Bangun tidur pukul 4 pagi, kami bersiap-siap dan bergegas menuju Bandara. Bapak driver menjemput tepat pukul 04.30 pagi dan kamipun sampai di bandara pukul 5 pagi dan langsung check in. Setelah itu, Sevina menyempatkan membeli oleh-oleh di bandara. Dan, kami pun flight jam 6 pagi dengan maskapai Super Air Jet yang pada saat itu dibandrol dengan harga 1,4 juta. Setelah flight sekitar 1,5 jam, kamipun sampai di Yogyakarta dan selesai sudah huru hara perjalanan nonton MotoGP ini. Pengalaman ini sangat berkesan bagiku dan juga teman-teman sebagai kenangan perjalanan nano nano yang seru, serta dapat menjadi evaluasi bagi penyelenggaraan MotoGP kedepannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI