Perdamaian dunia merupakan salah satu cita-cita bangsa Indonesia, seperti yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi, "Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,...".Â
Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita warga Indonesia untuk ikut mewujudkan perdamaian dunia, tidak terkecuali untuk para generasi milenial yang ada di Indonesia.
Tapi bagaimana generasi milenial yang dipandang malas dan bergantung kepada teknologi mampu turut serta dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia?Â
Pepatah mengatakan "Semua orang berpikir untuk mengubah dunia, tapi tidak ada yang berpikir untuk merubah diri sendiri," jika ingin mewujudkan perdamaian dunia, mulailah dengan berdamai dengan diri sendiri dengan lebih percaya pada diri sendiri dan memahami jalan pikiran diri sendiri.Â
Setelah itu, berdamailah dengan keluarga dan orang-orang sekitar dengan menjalin komunikasi yang baik. Dengan semakin canggihnya teknologi di era milenial ini, jangkauan komunikasi pun semakin luas, dengan begitu maka semakin mudah untuk saling terhubung dengan kerabat dan teman yang tinggal berjauhan. Setelah itu, wujudkanlah perdamaian di negeri sendiri.Â
Nurfauzy Lubis di dalam buku Milenial Bincang Perdamaian berpendapat bahwa generasi milenial, pemuda dalam hal ini adalah pelopor perubahan, dan pembentuk citra baik ibu pertiwi. Secara maknawi, pemuda (generasi milenial) adalah tiang kehidupan suatu bangsa. Bagaimana pun, pemuda adalah calon pemimpin suatu bangsa.Â
Hal ini selaras dengan ungkapan Mustafa Al Ghalayain "Syubbanul yaum rijalul ghadd" yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa yang akan datang. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa generasi milenial memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan perdamaian di negeri sendiri.Â
Salah satu bentuknya yaitu dengan membangkitakn kesadaran bela negara. Bela negara tidak berarti harus ikut militer atau berperang dan sebagainya.Â
Bela negara dapat dilakukan dengan pelestarian lingkungan hidup, mempertahankan dan memperkenalkan budaya dalam negeri, dan aktif dalam kegiatan-kegiatan Internasional.Â
Adapun peran lain yang dapat dilakukan oleh generasi milenial adalah memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Berbagai masalah yang selalu hangat dibincangkan misalnya munculnya oknum-oknum berideologi radikal, perilaku kriminal, gerakan intoleransi antar umat.Â
Generasi milenial mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya karena sistem pendidikan yang juga semakin berkembang, karenanya pemikiran-pemikiran generasi ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang muncul.Â