Fenomena infodemic menjadi tantangan besar dalam era digital, terutama saat dunia menghadapi wabah penyakit.Â
Menurut World Health Organization (WHO), infodemic merujuk pada melimpahnya informasi, termasuk yang salah atau menyesatkan, yang tersebar baik secara digital maupun fisik selama masa krisis kesehatan. Kondisi ini tidak hanya memicu kebingungan, tetapi juga meningkatkan perilaku berisiko yang dapat memperburuk situasi kesehatan masyarakat.
Dampak Infodemic pada Kesehatan Masyarakat
Infodemic dapat melemahkan respons kesehatan masyarakat dengan berbagai cara. Informasi yang salah sering kali membuat masyarakat bingung tentang langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri. Kepercayaan terhadap otoritas kesehatan juga berpotensi menurun, sehingga program kesehatan, seperti vaksinasi, menjadi sulit diimplementasikan secara efektif. Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, hoaks tentang "bahaya vaksin" menyebabkan banyak orang enggan divaksinasi, meskipun manfaatnya telah terbukti secara ilmiah.
Tidak hanya itu, paparan informasi palsu melalui media sosial juga dikaitkan dengan peningkatan kecemasan dan depresi di kalangan masyarakat. Sebuah studi oleh Gao et al. (2020) menunjukkan bahwa ketakutan yang dipicu oleh hoaks dapat memengaruhi pengambilan keputusan kesehatan yang buruk, termasuk penggunaan pengobatan alternatif yang tidak terbukti dan penundaan kunjungan ke fasilitas kesehatan.
Mengapa Masyarakat Rentan terhadap Hoaks?
Beberapa faktor turut memengaruhi kerentanan masyarakat terhadap hoaks kesehatan:
Rendahnya Literasi Digital
Banyak individu tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi kredibilitas sumber informasi. Hal ini menjadi lebih kompleks di Indonesia, di mana masyarakat sering mengandalkan grup WhatsApp atau media sosial sebagai sumber utama informasi.Kurangnya Kepercayaan terhadap Otoritas Kesehatan
Pengalaman negatif, seperti informasi yang tidak konsisten atau rendahnya responsivitas, sering kali membuat masyarakat lebih percaya pada influencer atau komunitas daring.Faktor Sosial dan Budaya
Di beberapa komunitas, praktik kesehatan tradisional masih diandalkan, bahkan ketika bukti ilmiah menunjukkan pendekatan yang lebih efektif. Hal ini dapat menghambat akses ke layanan kesehatan yang lebih aman dan berbasis bukti.
Pola Penyebaran Disinformasi
Disinformasi di media sosial menyebar dengan cepat karena sifat platform yang memprioritaskan konten sensasional. Hoaks sering kali dirancang untuk memanipulasi emosi, seperti ketakutan atau harapan palsu, dan didukung oleh penggunaan gambar atau video yang meningkatkan kredibilitas palsu. Aplikasi seperti WhatsApp menjadi jalur utama penyebaran, sementara algoritma di Facebook, Instagram, dan TikTok turut mempercepat viralitas informasi yang tidak akurat.
Strategi Penanggulangan Infodemic
Untuk mengatasi infodemic, diperlukan pendekatan yang terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa langkah strategis:
Peningkatan Literasi Digital
Pelatihan literasi digital menjadi langkah awal untuk membantu masyarakat mengenali informasi yang kredibel. Fokus khusus harus diberikan kepada kelompok rentan, seperti masyarakat pedesaan, yang memiliki akses terbatas terhadap informasi berbasis bukti.Kolaborasi dengan Platform Media Sosial
Platform digital harus meningkatkan teknologi deteksi otomatis untuk menandai informasi salah dan bekerja sama dengan institusi kesehatan untuk menyediakan konten berbasis bukti yang mudah diakses.Edukasi dan Kampanye Publik
Institusi kesehatan perlu menyusun kampanye edukasi tentang bahaya hoaks, termasuk bagaimana cara mengenalinya. Transparansi dalam komunikasi juga penting untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap otoritas kesehatan.Manajemen Infodemic yang Sistematis
WHO merekomendasikan empat langkah utama dalam manajemen infodemic:- Mendengarkan kekhawatiran masyarakat.
- Menyediakan informasi berbasis bukti.
- Membangun ketahanan terhadap disinformasi.
- Melibatkan komunitas untuk menyebarkan informasi yang benar.
Harapan di Masa Depan
Dengan penerapan strategi yang efektif, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memilah informasi dan mengambil keputusan kesehatan yang lebih baik. Mengatasi infodemic bukan hanya tentang menghentikan penyebaran hoaks, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang lebih tangguh, kritis, dan sehat secara informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H