Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Satu Minggu Satu Buku dan Satu Bulan Satu Hari Buku

14 Oktober 2017   21:03 Diperbarui: 14 Oktober 2017   21:30 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan untuk mewujudkan budaya membaca di SD memerlukan kerja keras dan kerja cerdas baik dari pemerintah maupun elemen pelaku di sekolah. Untuk dapat melaksanakannya harus didukung dengan ketersediaan buku bermutu yang memadai. Ruang perpustakaan yang layak dan menyenangkan semoga bisa hadir setelah bangunan-bangunan sekolah yang telah rusak mendapat perhatian dan perbaikan ekstra. Minimal pemerintah bisa menetapkan judul-judul buku wajib baca dalam kurikulum dan menyediakannya. 

Selama ini pelajaran Bahasa Indonesia masih mengandalkan bacaan dalam buku teks pelajaran. Sebuah tim bisa dibentuk khusus untuk menyeleksi buku kumpulan cerpen atau novel yang paling tepat sebagai buku wajib baca untuk masing-masing tingkat kelas. Lima judul buku untuk setiap tingkat kelas bukanlah hal yang mustahil. Dengan begitu, siswa seluruh Indonesia paling tidak memiliki standar dasar yang sama untuk buku bacaan. Selain pendorong kebiasaan membaca, hal ini juga bisa mendukung pendidikan karakter dengan cerpen-cerpen yang mencerminkan karakter anak bangsa.

 Mengingat pepatah lama yang mengatakan bahwa "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" maka apa yang dilakukan guru akan melecut siswa untuk melakukan yang lebih lagi. Oleh sebab itu, sebelum menuntut siswa untuk rajin membaca sangat penting untuk membiasakan membaca di kalangan guru. 

Ketika murid mengetahui gurunya gemar membaca, mau meluangkan waktu membaca bersama di perpustakaan sekolah dan mempraktekkan pengetahuan baru maupun mendengar kisah tokoh-tokoh dunia yang diperoleh guru dari buku biografi yang telah dibacanya, maka atmosfer kelas akan berbeda, semangat membaca akan menular kepada para siswa.

Untuk yang satu ini, para guru yang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi seyogianya mengalokasikan dana rutin untuk belanja buku sebagai kebutuhan pokok peningkatan kompetensinya. Namun jika boleh berandai-andai, akan sangat membantu terutama bagi guru-guru di daerah dan berstatus guru honor jika satu paket berisi 3-5 buku wajib baca yang bermuatan pedoman guru, motivasi diri, pengajaran kreatif, kisah-kisah inspiratif dan daftar cek langkah-langkah guru sukses dan hasil pencapaian untuk diisi bisa dibagikan untuk setiap guru, minimal untuk setiap sekolah. Hal ini sebagai kado selamat datang bagi guru baru, penghargaan bagi guru lama dan pemantik agar mereka lebih bersemangat menambah wawasan melalui buku.

Membuat membaca menjadi sebuah budaya adalah proses yang membutuhkan sinergi yang berkelanjutan. Budaya tak muncul begitu saja dalam semalam, konsistensi pemerintah melalui pembangunan sarana prasarana dan kebijakan kurikulum, sekolah melalui guru dengan metode-metodenya, serta masyarakat utamanya sebagai orang tua dan komunitas-komunitas gerakan membaca semoga tak pernah kendur. Kita menumbuhkan budaya baca, bukan untuk menaikkan gengsi negara, tapi bersama-sama menyalakan binar semangat dimata anak bangsa agar lebih siap menyongsong  masa depan cerah mereka.

Annisyah Nur Jannah

SDS Tunas Agro 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun