Selain berbagai kegiatan yang terdapat dalam GLS, kita juga bisa mengembangkan sendiri cara-cara yang sesuai untuk anak didik kita seperti contoh di bawah ini :
Satu minggu satu buku
- Sebagai langkah sederhana dan mudah diterapkan, sekolah dapat menjadwalkan siswa untuk peminjaman buku di perpustakaan. Setiap kelas mendapat giliran hari dimana mereka wajib meminjam buku di perpustakaan, sedangkan hari lain bebas. Setiap anak wajib meminjam dan membaca minimal satu buku setiap satu minggu. Guru kelas mendampingi dengan tugas catatan setelah membaca dan melakukan pemantauan. Â
Daftar memori buku
- Dorong siswa untuk merekam pengalaman membacanya dengan buku khusus. Mereka bisa mencatat judul buku, nama pengarangnya dan pengetahuan atau pesan yang mereka dapatkan dari buku tersebut. Dari sini kita bisa melihat berapa buku yang telah mereka baca sebagai dasar pemberian reward.
Klub buku
- Sebagai bagian dari ekstrakurikuler mengadakan klub buku atau klub membaca bisa mewadahi anak-anak bertukar pengalaman dengan temannya. Mereka bisa saling bertukar buku bacaan dan membahas buku yang mereka miliki.
Dongeng bergilir
- Guru dan murid bisa dijadwalkan bergiliran menyampaikan cerita dongeng yang telah dibaca. Hal ini selain melatih kemampuan pemahaman dalam membaca juga melatih keberanian anak untuk tampil.
Membaca e-book
- Untuk anak-anak di kota besar yang terbiasa dengan komputer dan ponsel pintar, Â sekolah dapat bekerjasama dengan orang tua untuk memantau dan mendorong anak-anak untuk membaca buku elektronik (e-book). Tak dipungkiri, saat ini di Indonesia pembaca ponsel pintar lebih banyak daripada pembaca buku.
Kunjungan ke perpustakaan daerah
- Selain perpustakaan sekolah, sesekali guru bisa mengajak siswa mengunjungi perpustakaan yang ada di daerahnya, bisa perpustakaan desa maupun perpustakaan daerah di kota kabupaten.
Satu bulan satu hari buku
- Satu hari dalam setiap bulan buatlah menjadi hari khusus bertema buku. Kita bisa mengadakan berbagai kegiatan seperti bazaar buku murah atau tukar buku antar teman, pembahasan resensi buku, lomba sinopsis, pementasan drama yang diadaptasi dari buku cerita dan kegiatan lainnya. Â Â Â
Banyak kegiatan menarik yang bisa dilakukan di kelas untuk mengajak siswa membaca. Namun sebaik dan secanggih apapun metode yang digunakan keberhasilannya tetap dipengaruhi oleh ikatan emosi dan suasana yang dibangun oleh guru dan murid. Semakin nyaman murid dengan gurunya semakin tinggi tingkat kemungkinan keberhasilannya.
Untuk membuat anak senang dan mau membaca tanpa merasa dipaksa maka kita harus berusaha membuat mereka merasa merekalah yang "mengambil keputusan" bukan mereka melaksanakan perintah. Anak akan lebih bersemangat ketika mereka melakukan sesuatu atas kemauan mereka sendiri, bukan atas perintah orang lain. Cara yang paling sederhana adalah dengan memberikan mereka pilihan. Jadi, alih-alih menjadwalkan si A, B dan C untuk mendongeng pada hari tertentu, berikan kebebasan pada setiap 6 atau 5 anak memilih hari mereka sendiri sesuai hari efektif sekolah pada minggu yang telah ditentukan.Â
Begitu juga dengan buku yang akan dibacakan oleh guru, biarkan anak memilih dari beberapa buku yang telah guru pertimbangkan paling tepat. Tugas pendamping buku pun juga bisa kita buat dalam bentuk pilihan, selain membuat mereka merasa lebih bersemangat, melibatkan anak dalam menentukan kegiatannya sendiri juga meningkatkan rasa tanggung jawab anak dalam menyelesaikan tugasnya.