Karakteristik Medsos sebagai Kekuatan Penekan
Sebagai kekuatan penekan, medsos memiliki kesamaan dengan kelompok-kelompok penekan sebagaimana dikemukakan sebelumnya, kecuali pada aspek organisasional/institusional.Â
Pertama, bersifat "terbuka", tidak memiliki organisasi atau institusi resmi dengan struktur kepemimpinan dan keanggotaan yang ketat dan permanen. Pembentukannya lebih bersifat insidental, temporal sesuai dengan ada tidaknya isu atau masalah publik yang lagi viral, menjadi trending topic atau menjadi perhatian atau sorotan publik secara luas. Sifat "terbuka" ini sangat memungkinkan medsos sebagai kelompok penekan menjadi gerakan yang sangat ekspansif yang melibatkan sebanyak mungkin individu WargaNet dengan seluruh sumber daya yang terdapat di ruang digital.
Kedua, medsos sebagai kelompok penekan secara umum bersifat non-partisan, berasal dari seluruh kalangan/lapisan masyarakat. Tetapi, bisa juga bersifat partisan yang mendukung atau berafiliasi pada kelompok tertentu, bahkan pemerintah. Fenomena ini bisa ditengarai dalam kasus munculnya kelompok buzzer (pasukan pendengung) yang diinisiasi dan digerakkan oleh  politisi, partai politik, organisasi massa, dan kalangan swasta tertentu yang berkepentingan dengan isu/masalah yang lagi menjadi perhatian publik (Farisi, 2021a).Â
Ketiga, motif perlawanan WargeNet melalui medsos lebih bersifat spontan, didasarkan pada kesadaran reflektif diri-sendiri, rasa simpati, peduli, rasa senasib sependeritaan, dan kesadaran bersama atau kolektif atas keadaan yang merenggut hak-hak individu/sosial yang kurang dipedulikan oleh kekuasaan. Karakter ini, tidak lepas dari dasar pembentukannya sebagai kekuatan sosial baru yang terbentuk dari para pekerja keras atas dasar dedikasi, dan sukarela, serta di bawah kontrol dan kuasa masyarakat klas-bawah (Farisi, 2021b).
Keempat, gerakan medsos seperti kelompok penekan lainnya, merupakan gerakan berbasis "mobilisasi publik" dalam bentuk "boikot" atau "penggiringan opini". Tujuannya adalah memberikan tekanan (pressure) kepada pemerintah, pengambil keputusan, legislator, bahkan institusi meliter agar melakukan perubahan atas kebijakan yang menyangkut kepentingan dan menjadi isu publik.
Kelima, medsos sebagai kelompok penekan juga dapat menjadi institusi sosial dalam rangka pendidikan publik yang bersifat populis dan bottom-up. Tentu saja, dengan catatan, mereka konsisten menjaga sikap independensi kelompok, fokus dan komitmen pada keadilan dan perjuangan untuk kepentingan publik, serta tidak partisan.
Tampaknya, fenomena medsos sebagai kelompok penekan akan menjadi trend atau role model gerakan mobilisasi kekuatan publik di era virtual/digital pada masa-masa mendatang (al Habsy, 2022).
Tangsel, 24 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H