Berdasarkan data ini, bisa dipastikan bahwa era rezim Scopus belum akan berakhir dalam waktu yang juga belum bisa diprediksi. Tapi pasti, tidak dalam waktu dekat. Alih-alih, persyaratan tampaknya akan semakin selektif dan dinaikkan.
Gagasan MJI secara substantif memang menawarkan kemerdekaan dan otonomi yang lebih terbuka kepada dosen/peneliti dalam berpublikasi.
Sebuah fitrah paling asasi dari eksistensi manusia, yang memungkinkan lahir kreativitas dan perubahan. Tetapi, karena secara substantif dan sintaktik gagasan MJI belum berwujud, ia belum bisa menjadi kandidat paradigma lama yang dikonstruksi di dalam PO-2014 & PO-2019.
SINTA: Menyiapkan Paradigma Tandingan
Science and Technology Index (SINTA), sebuah institusi pengindeksan kinerja peneliti, penulis, author, kinerja jurnal, dan kinerja institusi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan oleh Kemdikbudristek (sebelumnya Kemenristekdikti//BRIN) sejak 2017 diproyeksi akan menjadi “a new candidate for paradigm,” dan bahkan “successor paradigm” Scopus, WoS, dan sejenisnya.
Dalam sistem pengindeksan SINTA , kualitas jurnal terbitan nasional dikategorisasikan menjadi SINTA-1 (S1) sampai SINTA-6 (S6). Kemenristekdikti//BRIN mengklaim bahwa SINTA dikembangkan sebagai portal pengindeks global (Internasional) seperti Scopus.
Karenanya, SINTA kerap disebut sebagai Scopus ala Kemenristekdikti//BRIN. Jurnal yang akan masuk ke SINTA juga harus sudah lolos akreditasi jurnal nasional melalui portal ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) dengan alamat url: http://arjuna.ristekdikti.go.id/
Komunitas akademik tentu sangat berharap, SINTA bisa menjadi perwujudan dari gagasan MJI. Namun demikian, SINTA masih harus running untuk bisa menjadi “successor paradigm” yang bersetara dengan Scopus atau ISI Web of Science.
Apalagi, hingga saat ini SINTA masih berusia kurang dari lima tahun (balita). Artinya, perjuangan SINTA di arena tarung akademik masih cukup panjang.
Peluang masih terbuka luas, dan tentu saja dukungan seluruh dosen dan tenaga peneliti Indonesia sangat diperlukan untuk pada akhirnya mencapai konsensus bersama atas paradigma baru “apa itu jurnal ilmiah bereputasi”.
Dari persepektif teori difusi inovasi (Rogers, 1983) atau teori perubahan pendidikan (Fullan, 2007) pun, SINTA sebagai gagasan inovatif yang akan didifusikan kepada lingkungan komunitas dosen dan peneliti Indonesia, harus memiliki atribut-atribut sebuah inovasi, yaitu keunggulan relatif, kesesuaian, kompleksitas, keterujian, dan keteramatan.