Rencana strategis lebih dari sekadar sekumpulan tujuan di atas kertas. Ini adalah tentang bagaimana bisnis koperasi beroperasi secara keseluruhan.Alur dari satu departemen ke departemen lainnya.Â
Dalam renstra terdapat "tujuan". Tujuan harus terukur dan spesifik sehingga dapat dievaluasi di akhir tahun. Sebagai contoh: "Saya ingin tim saya meningkatkan pendapatan sebesar 20% tahun ini" atau "Saya ingin meningkatkan peringkat kepuasan anggota dari 85% menjadi 92%." Rencana strategis yang kuat akan membantu setiap orang dalam organisasi Anda memahami peran mereka dalam mencapai tujuan Anda.
BIPROTA - Bisnis Model Valid
Bisnis model merujuk pada strategi yang digunakan oleh koperasi untuk menghasilkan pendapatan, memberikan nilai tambah kepada anggota, dan menjaga keberlanjutan operasional.Â
Bisnis model koperasi modern harus dirancang dengan cermat dan menggabungkan aspek-aspek seperti segmen pasar yang dituju, penawaran produk atau layanan, saluran distribusi, sumber pendapatan, serta diferensiasi kompetitif yang membuat koperasi unik.
Dalam buku "Business Model Navigator" terdapat 58 jenis bisnis model seperti Freemium, Subscription, Data, Berlangganan, Bundling, Affiliate, Waralaba dan lain sebagainya. Namun dari berbagai model baru tersebut, masih sedikit koperasi yang menggunakanya. Hampu sebagian besar masih mengadopsi bisnis model lama dan tidak mendiversifikasi pada model-model baru.Â
Misalnya koperasi modern yang berfokus pada produksi dan pemasaran produk kerajinan tangan lokal dapat mengadopsi bisnis model yang berbasis kebutuhan pasar atau melakukan riset pasar dengan channel menggunakan platform e-commerce. Dengan menggunakan teknologi digital, mereka dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan aksesibilitas produk, serta meningkatkan efisiensi operasional.
BIPROTA - Professional
Dalam survey yang dilakukan oleh Firdaus Putra Tahun 2022 dengan 618 responden koperasi terdapat 44,4% pengurus tidak menerima honor, 70,2 koperasi tidak memiliki manajer, dan 49,8% pengawas tidak digaji serta bila koperasi memiliki manajer puncak sejumlah 77,1% manajer memiliki gaji dibawah 4 juta setiap bulan.Â
Survei diatas menunjukan bahwa saat ini SDM yang bekerja di koperasi adalah sambilan dan kualitas SDM yang tidak unggul. Hal ini akan berdampak pada kinerja koperasi yang rendah. Dan penyebab hal ini terjadi karena koperasi tidak memiliki profitabilitas untuk meningkatkan kesejahteraan SDM di dalam koperasi. Jika ditarik lebih lanjut, maka penyebabnya adalah bisnis model di koperasi yang tidak lagi valid.Â
Hal ini menurut penulis adalah lingkaran setan di dalam koperasi dimana satu aspek dengan yang lainnya saling terhubung dan memberikan dampak. Dampak dari tidak profesionalnya koperasi mampu memberikan kerugian material dan non material seperti fraud, konflik kepentingan, dan Kinerja rendah. Maka solusi agar keluar dari jebakan ini adalah harus memutus salah satu rantai dari aspek-aspek di atas.
BIPROTA - Tata Kelola Baik (Good Cooperative Governance)
Tata kelola yang baik adalah suatu kerangka kerja dengan 5 aspek yakni transparan, akuntabilitas, responsibilitas, independen dan kewajaran Koperasi modern harus memiliki struktur tata kelola yang jelas, menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, dan memastikan adanya pengawasan yang efektif dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Tujuan koperasi modern harus memenuhi aspek ini adalah untuk menjamin keputusan strategik dapat dilakukan dengan benar dan efektif. Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflicts of interest) berbagai pihak Serta,menjaga agar para pemimpin puncak puncak selalu sejalan dengan kepentingan stakeholders.