Mohon tunggu...
Annisa Nurfadhilah
Annisa Nurfadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi everyone! I'm an undergraduate student majoring in the English Education Study Program at Sriwijaya University. I would like to tell you about my experience going somewhere and reviewing something, so stay tuned! ✨🫶🏻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jelajah Keunikan Kampung Adat Cireundeu

4 Maret 2024   15:35 Diperbarui: 4 Maret 2024   15:38 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pembuatan nasi singkong sendiri ada 7 langkah yaitu kupas, cuci, parut, peras, jemur, tumbuk, dan ayak. Sebelum diolah, singkong dikupas dan dicuci bersih lalu diparut. Kemudian singkong yang telah diparut masuk ke tahap pemerasan yang memiliki cara khusus untuk menjaga nutrisi singkong itu sendiri, yaitu dengan perbandingan 1 : 6 dimana 1 parutan singkong diguyur 6 gayung air. Hasil perasan air di tahap ini ada 3 lapisan. Lapisan bawah diolah kembali menjadi tepung kanji atau yang juga dikenal dengan tepung aci, lapisan kedua diolah menjadi kerupuk opak atau sejenisnya, dan lapisan pertamanya dibuang. Setelah itu, hasil perasan singkong dijemur selama 2-3 hari yang selanjutnya ditumbuk secara tradisional dengan jubleg ; tumbukan yang berasal dari batu. Jubleg inilah yang menjadi asal muasal adanya seni gondang.

Ketika sudah kering, olahan singkong tersebut diayak untuk menyortir buliran-buliran singkong. Sebelum diolah menjadi nasi singkong, buliran-buliran itu dikukus terlebih dahulu. Setelah itu, wisatawan juga dapat mencicipi nasi singkong disini. Bentuk nasi singkong hampir sama dengan nasi padi pada umumnya. Yang membedakannya adalah tekstur nasi singkong yang lembut dan lebih padat. Hal ini menjadi pengalaman unik tersendiri ketika mencobanya. Terlebih lagi, nasi singkong ini memiliki kandungan serat yang tinggi tetapi rendah gula yang cocok untuk penderita diabetes.

Nasi singkong di Kampung adat Cireundeu /dok. pri
Nasi singkong di Kampung adat Cireundeu /dok. pri

Wisatawan bisa melihat dan mencoba langsung dengan praktek pengolahan singkong seluruh tahapan dengan panduan masyarakat disana. Pengolahannya yang khas dimana kulit singkong yang sudah dikupas juga diolah jadi kadedemes yaitu lauk yang dicampur tempe oncom dahulunya. Namun, sekarang kulit singkong diolah menjadi dendeng oleh masyarakat Kampung adat Cireundeu. Pada saat praktek memarut, alat yang digunakan masih tradisional. Tetapi untuk pengolahan singkong yang banyak, masyarakat sudah menggunakan mesin sebagai bantuannya.

Salah satu hal menarik lainnya adalah masyarakat adat disana banyak menganut kepercayaan "Sunda Wiwitan" yang masih mereka perjuangkan. Wisatawan juga dapat berdiskusi untuk mengenal lebih lanjut tradisi-tradisi mereka dengan sambutan hangat di Kampung Adat Cireundeu.

Reporter              : Annisa Nurfadhilah

Editor                    : Salsa Solli Nafsika, M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun