Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kondisi anak berkebutuhan khusus bukanlah kesalahan mereka. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terhadap perkembangan kondisi tersebut, dan sebagian besar tidak dapat dihindari. Orang tua perlu memproses emosi mereka tanpa menghakimi diri sendiri, hal ini dapat dilakukan secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain, misalnya konselor maupun psikolog.
Tahap Marah dan Frustasi
Setelah merasa bersalah, beberapa orang tua merasa marah dan frustasi. Rasa marah yang muncul yaitu rasa marah terhadap kondisi maupun marah terhadap diri sendiri. Selain itu frustasi muncul karena mereka tidak menemukan sistem dukungan yang tepat, dapat karena tidak memadai dari segi fasilitas atau lambat dalam memberikan bantuan. Selain itu stigma di beberapa masyarakat yang memperparah kondisi ini membuat orang tua mengalami tekanan yang berlebihan.
Dalam hal ini orang tua perlu menyalurkan kemarahan dengan lebih adaptif, karena bisa jadi kemarahan ini akan diarahkan ke berbagai arah. Bisa jadi ke tenaga medis yang menangani, ke pihak sekolah tempat anak bersekolah, atau bahkan ke anaknya sendiri. Salah satu rekomendasi yang dapat dilakukan, orang tua dapat menyalurkan kemarahannya melalui upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus dengan bergabung ke berbagai komunitas yang mendukung.
Â
Tahap Penerimaan
Tahap akhir dari perjalanan emosional dari orang tua adalah penerimaan, yaitu orang tua mulai menerima kenyataan bahwa anak memiliki kebutuhan khusus. Saat orang tua mulai menerima kondisi ini maka mereka mulai fokus melihat bagaimana memberikan dukungan terbaik bagi anak. Meskipun pada tahap ini bukan berarti perasaan-perasaan sebelumnya sepenuhnya hilang, namun orang tua menjadi lebih mampu mengelola emosi mereka, sehingga fokus pada tindakan yang lebih produktif.
Penerimaan juga memberikan harapan-harapan baru bagi orang tua terkait masa depan anak-anak mereka. Meskipun bisa jadi tidak lagi menggunakan standar umum yang biasanya terjadi di lingkungannya, namun orang tua lebih fokus pada harapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anaknya. Selain itu, penerimaan juga melibatkan pemahaman bahwa perjalanan ini penuh dengan tantangan, ada banyak dukungan yang tersedia. Para orang tua yang mempunyai penerimaan yang baik ini sering kali menjadi lebih kuat secara emosional, dan berdampak positif pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H