Saya seorang wanita berusia 25 tahun, dari pandangan orang tua ini adalah usia yang bisa dikatakan udah bisa menghasilkan cucu. Ohohohoho
Nah, Ibu saya seorang yang cerewet banget. Setiap Ibu, saya yakin mereka cerewet karena rasa kasih sayangnya begitu tinggi, menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Jadi, kalau Ibu saya cerewetin saya, saya biasanya yah meng"iyakan" saja, soalnya kalau disahut-sahut apalagi ada indikasi melawan bisa terjadi pertempuran negara api coy.
Ibu saya mencari dan memperkenalkan saya kepada seorang lelaki, ohiya lelaki ini sebenarnya saya sudah temui, memperhatikannya langsung. Ia juga sudah mengenal Ibu dan Ayah saya, saudara-saudara saya juga.
Dalam hal ini hubungan kami sudah mendapat restu ududuuduudu...
Komunikasi terus kami lakukan, agar hubungan ini baik-baik saja. Namun, Saya wanita yang tak suka diajak gentayangan sembarangan, bisa hanya itu harus jelas mau kemana, trus pamit ke ortu atau lebih bagus bercerita atau nongkrong dirumah saja.
Menjaga diri lebih baik kan? Sebelum yah itu, etan menghasut-hasut tak karuan. Ohohohoho
Ingat, wanita diibaratkan sebuah wadah kaca, jika ia pecah maka rusaklah ia. Jaga diri kamu baik-baik yah ladies. Next ke topik.
Nah, bulan berganti bulan  entah hubungan kami memang ngak bisa diteruskan saya pun juga nga mau menjalin hubungan tanpa kejelasan. Wanita harus tegas pokoknya supaya ngak dipermainkan ehe.
Kami memang tak pernah bertengkar namun kali itu yah terjadi pertengkaran, menurut dia diam bisa menyelesaikan masalah sedangkan kalau saya malah justru memperburuk masalah.
Kami berbeda ternyata, ia juga lebih mengkhawatirkan gosip orang-orang kampung daripada mendengarkan arahan saya.
Ah, memang sepertinya sulit jika harus dipaksakan. Padahal ortu saya sudah memberikan lampu hijau alias kemudahan baginya. Padahal kami sudah ada planning tuk menikah, membayangkan kebahagian bersama dan lain-lain.