Kharisma Aisyah atau kerap dipanggil Kharisma merupakan seorang mahasiswi sekaligus entrepreneur muda kelahiran Bekasi, 7 Juli 2001. Â Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari backgraound keluarga yang cukup terdidik.Â
Yang mana Orang tua Kharisma menginginkan anak-anaknya memiliki prestasi dan pendidikan yang jauh lebih tinggi di atas orang tuanya.Â
Kharisma menyenyam pendidikan sekolah dasar di SDN Mangun Jaya 01, sekolah menengah pertama di SMPN 3 Tambun Selatan. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 2 Tambun Utara dan saat ini, Ia sedang menempuh pendidikan gelsr S1 prodi Ilmu Komunikasi Semester 5 disalah satu tertua di Bekasi yakni di Universitas Islam 45 Bekasi.
Awal mula Kharisma berbisnis dimulai sejak ia menduduki bangku SMA, saat itu ia berfikir untuk bagaimana memiliki uang jajan sendiri. Karena Ia merasa tidak enak apabila meminta kepada orang tuanya, Ia pun mencoba untuk menjual lauk matang di sekolah. Yang tak disangka ternyata dagangannya laku keras. Hal tersebutlah yang memicu Kharisma gemar berniaga.
Semangatnya dalam berniaga terus Ia kembangkan walau pasang surut datang silih berganti telah ia rasakan, hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana Ia terus mencoba berjualan apapun yang menjadi peluang bisnis baginya mulai dari berjualan lauk pauk, keripik kaca, kerudung, binder hingga berjualan pepes yang menjadi usaha Kharisma saat ini.
Sebelum menjalani bisnis kulinernya, dibangku kuliah pada semester awal Kharisma Aisyah mencoba berjualan binder, yang mana hal tersebut memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.Â
Produk yang diijual oleh Kharisma pun dikenal memiliki kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau, membuat produknya saat itu laris manis.Â
Namun, karena merasa penjualan atau minat pembeli binder sudah menurun, Ia pun memutar otak untuk mencoba mencari peluang dengan bisnis baru.
Pada saat itu, Kharisma sedang membuka Youtube sembari mencari ide untuk bisnis barunya, lalu di beranda Youtubenya muncul resep bagaimana membuat pepes. Dirasa pepes dapat menjadi peluang bisnisnya yang baru, Ia pun mengajak Sang Ibu untuk mencoba bisnis ini bersama.
 Tetapi, sebelum Ia menjualnya, Kharisma pun mencoba untuk membuat pepes dengan resep yang sama dari turorial yang Ia lihat di Youtube untuk dapat mengetahui bagaimana rasa dari pepes tersebut apakah enak atau tidak.Â
Namun percobaan pertama yang mengikuti resep menurutnya kurang sedap dan bumbunya kurang berasa. Sehingga pada percobaan berikutnya Ia dan Ibunya pun mencoba untuk memodifikasi dan menambahkan bumbu-bumbu lain untuk membuat rasa pepes menjadi lebih nikmat.
Percobaannya pun berhasil sehingga hal tersebut membuatnya berani menjual pepes tersebut. Awalnya Ia menjualnya ketetangga terdekat, karena cita rasa pepes buatan Kharisma dan Ibunya lezat, membuat tetangga disekitar rumahnnya merasa ketagihan.Â
Sehingga, dari cita rasa yang lezat tersebut menyebar dari mulut ke mulut, membuat pepesnya dikenal enak di Tambun. Walaupun bisnisnya ini belum ada di aplikasi Gofood, Grabfood dan Shopeefood. Namun, Kharisma bertekad untuk dapat mengupgrade usaha kecilnya untuk dapat dikenal lebih banyak oleh orang lain.
Walaupun pesanan pepes saat ini masih melalui sistem PO Pre-Order Kharisma dan Ibunda pun membatasi pesanan dengan maksimal 30 pesanan per-PO. Keputusan tersebut Ia dan Ibunya putuskan tak lain agar Kharisma dan Ibunda dapat tetap memiliki waktu luang untuk beristirahat.
Di sela-sela waktu luangnya Kharisma selalu mencoba menuangkan ide dan mengembangkan keahliannya dalam membuat karya tulis berupa essay, Ia sangat menyukai hal tersebut sehingga sering mengikuti kompetisi menulis di media sosial.
Di tengah kesibukkannya dalam berniaga Kharisma juga sedang menempuh pendidikan kuliah. Walaupun Ia sibuk berniaga, ternyata Kharisma termasuk mahasiswa yang cerdas. Hal ini ditunjukkan dari prestasi akademiknya di kampus yang memiliki IP di atas 3,5 secara konsisten dari awal semester. Bahkan Ia pun pernah mendapatkan IP 3,94 saat semester 3, yang mana nilai tersebut dapat dikatakan angka yang hampir sempurna.
Memiliki prestasi yang konsisten tersebut sangatlah sulit diraih, terlebih lagi Kharisma harus membagi wakutnya untuk belajar dan berniaga. Namun, Ia dapat membuktikan itu semua kepada kita untuk jadi generasi millenial yang kreatif dalam membangun usaha mandiri, yang dibarengi dengan kesungguhan menempuh pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H