Legenda ini kemudian dilukiskan kembali oleh masyarakat setempat melalui tarian daerah bernama Tarian Tumatenden.
Memiliki cerita yang sangat unik dan menarik hati seperti ini, sebenarnya Likupang dapat serta merta mengangkat legenda tersebut menjadi brand image dari kawasannya melalui sebuah city designation.
Seperti halnya Aceh yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, kemudian Bali yang terkenal dengan nama Pulau Dewata, Bandung yang populer dengan nama Kota Kembang, lalu masih ada Bogor yang dikenal dengan nama Kota Hujan, Balikpapan dengan motto Kota Beriman-nya, maka Likupang juga dapat mengambil cerira romansa bidadari tersebut menjadi sebuah nama yang kelak akan selalu diingat oleh setiap orang ketika mendengar nama Likupang.
Tarian Tumatenden pun dapat dijadikan pertunjukkan tetap sebagai bentuk penyambutan wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Likupang.
Jika dilakukan dengan konsisten, hal-hal itu dapat membuat wisatawan Internasional mengingat akan Wonderful Indonesia melalui Likupang, sementara itu keunikan Likupang yang tentunya hanya di Indonesia Aja bisa mereka temui juga selalu melekat di benak.
Meskipun demikian, bukan hanya sebuah city designation yang bisa membuat Likupang diingat oleh setiap wisatawan, melainkan juga dengan dibangunnya landmark yang dapat menjadi sebuah brand image bagi Likupang, akan sangat berperan penting dalam mendukung kegiatan pariwisata di Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) ini.
Contohnya seperti Mandalika yang telah dibangun Sirkuit Internasional pertama di Indonesia Timur, sehingga kemudian langsung menjadi tempat diadakannya pertunjukkan balap MotoGP, dan seketika terkenal sebagai Sirkuit Mandalika, maka Likupang bisa saja memiliki skyway transport dengan jalur terpanjang di Indonesia, yang bisa digunakan wisatawan untuk melihat keindahan daerah Likupang dari ketinggian.
Hal itu tentu dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung dan melakukan berulang kunjungan atau bahkan menularkan alias membawa pengaruh pada kerabatnya untuk ikut datang ke Kawasan Likupang.
Tapi tentunya tidak serta merta begitu saja disediakan atraksi wisata dan fasilitasnya di kawasan tersebut, tanpa pengelolaan dan perawatan yang baik, jika ingin membawa kawasan ini menjadi DSP Likupang, yaitu Destinasi Super Prioritas Likupang.
Dukungan fasilitas umum lainnya juga sangat diperlukan, seperti public toilet and changing room area, hospitality area, banking area, hospital area, restaurant area dan sebagainya yang juga harus memadai, setelah akomodasi dan aksesibilitas mumpuni tentunya, ditambah dengan dengan support system Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan kompeten di balik layar surga yang akan segera memancarkan keindahannya ini.