Lingkungan bisnis dan teknologi selalu berubah, dan ini dapat menjadi sumber risiko bagi proyek IT. Agile memberikan keunggulan adaptasi terhadap perubahan ini dengan merespons cepat terhadap perubahan pasar, persaingan, atau teknologi baru. Kemampuan untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan eksternal dapat membantu mengurangi risiko proyek yang berkaitan dengan ketidakpastian lingkungan.
7. Peningkatan Visibilitas dan Transparansi:
  Metodologi Agile menyediakan alat dan praktik-praktik untuk meningkatkan visibilitas proyek. Papan kanban, burndown charts, dan pertemuan stand-up harian adalah contoh cara Agile memberikan transparansi terhadap kemajuan proyek. Visibilitas ini dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi risiko lebih awal dan membuat keputusan yang lebih baik untuk mengelolanya.
8. Peningkatan Fokus pada Kualitas:
  Agile mendorong pengujian berkelanjutan dan pengintegrasian sepanjang siklus pengembangan. Dengan memberikan fokus yang tinggi pada kualitas produk sejak awal, risiko yang terkait dengan bug atau masalah kualitas dapat diminimalkan. Ini juga mendukung tujuan IT governance dalam memastikan kepatuhan terhadap standar dan kebijakan kualitas organisasi.
9. Pengelolaan Risiko dengan User Stories:
  Dalam metodologi Agile, kebutuhan diungkapkan melalui user stories yang fokus pada nilai bisnis. Dengan memprioritaskan fitur dan fungsi berdasarkan nilai bisnis yang dihasilkan, tim dapat fokus pada pengembangan aspek-aspek yang paling kritis terlebih dahulu, mengurangi risiko dan memastikan bahwa nilai tambah maksimal diberikan pada setiap iterasi.
10. Peningkatan Kemampuan Tim untuk Belajar:
  Metodologi Agile mengedepankan pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan melalui iterasi dan retret. Tim dapat secara terus-menerus memperbaiki proses mereka berdasarkan pengalaman sebelumnya, yang dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi risiko dengan lebih efektif dari waktu ke waktu.
Penerapan metodologi Agile dalam pengembangan perangkat lunak membawa sejumlah manfaat yang signifikan dalam mengelola risiko. Pendekatan ini bukan hanya memberikan keleluasaan dan fleksibilitas dalam mengatasi perubahan kebutuhan, tetapi juga mempromosikan kolaborasi, komunikasi, dan distribusi tanggung jawab yang dapat membantu mengurangi risiko di berbagai tingkat. Kaitannya dengan IT governance terlihat melalui penekanan pada transparansi, pengukuran kinerja, dan kepatuhan terhadap standar kualitas. Dengan meminimalkan risiko ini, organisasi dapat mengoptimalkan hasil proyek IT dan meningkatkan nilai bisnis mereka.Â