Mohon tunggu...
Annisa SofiAwaliyah
Annisa SofiAwaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dirasat Islamiyah

Commitment is what gets you started and Consistency is what gets you finished

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terampil Mengembangkan Paragraf pada Karya Ilmiah

12 Desember 2022   17:09 Diperbarui: 12 Desember 2022   17:38 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TERAMPIL MENGEMBANGKAN PARAGRAF PADA KARYA ILMIAH
Annisa Sofi Awaliyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
annisasofiawaliyah1@gmail.com

Abstract: Based on the observations made by the author, there are still many mistakes and confusion in the development of paragraphs by students in writing scientific papers. Therefore, on this occasion the author explains further regarding paragraph development and its types, as well as patterns of paragraph development in writing in order to minimize errors and confusion in making a scientific paper for students college.

Keywords: development, paragraph, scientific papers

Abstrak: Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, bahwasannya masih banyak sekali kesalahan dan kerancuan dalam pengembangan paragraf yang dilakukan mahasiswa pada penulisan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menjelaskan lebih lanjut terkait pengembangan paragraf dan jenis-jenisnya, serta pola-pola pengembangan paragraf pada penulisannya guna untuk meminimalisir kesalahan dan kerancuan dalam pembuatan sebuah karya tulis ilmiah pada mahasiswa.

Kata Kunci: pengembangan, paragraf, karya ilmiah

Pendahuluan

Penulisan karya tulis ilmiah adalah karya yang berisi ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam menyusun karya tulis ilmiah, dituntut penulisan paragraf yang harus dikuasai mahasiswa agar dapat menyampaikan gagasan atau ide untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam memenuhi kelulusan jenjang studi yang ditempuh seperti dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi kepada masyarakat luas, sehingga menulis di perguruan tinggi sangat diperlukan.

Penerapan penulisan paragraf dalam karya tulis ilmiah perlu dikembangkan gagasannya dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau subbab sehingga menjadi suatu karya tulis ilmiah yang utuh. Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan informasi secara utuh, artinya ketelitian dalam tulis-menulis ilmu yang menyangkut data, nama orang, nama tempat, hingga ejaan dan tanda baca. Beberapa syarat kompleks, antara lain pengetahuan yang berkaitan dengan isi tulisan, aspek-aspek kebahasaan dalam memilih topik, dan mengembangkan pikiran yang disajikan dalam paragraf.

Bentuk penulisan yang berkualitas menuntut kualitas para pemikirnya, terutama kualitas ide dan kualitas teknik dalam pengungkapan idenya. Untuk memenuhi penulisan paragraf dalam karya tulis ilmiah yang baik maka perlu memperhatikan syarat-syarat paragraf seperti kesatuan, pengembangan, kepaduan, kekompakan, dan pengembangan paragraf serta memahami penggunaan jenis-jenis paragraf.

Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan penulis dalam penulisan artikel ilmiah adalah metode deskriptif kualitatif, karena penulis mendeskripsikan tentang cara mengembangkan paragraf dalam karya tulis ilmiah dengan cara membedah dan mengidentifikasi berbagai publikasi ilmiah yang berbentuk artikel jurnal dan buku-buku referensi yang sesuai dengan tema pembahasan artikel penulis.

Hasil dan Pembahasan

A.Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan bagian karangan atau tulisan yang membentuk satu kesatuan pikiran atau ide atau gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat, yang disebut kalimat utama. Dari kalimat utama paragraf itulah kalimat-kalimat penjelas, baik yang sifatnya mayor maupun minor, dituliskan secara tuntas lengkap, dan terperinci.

Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu hal lagi yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh. Jadi, pertautan yang terjadi antara kalimat satu dan kalimat yang lainnya itu mengandaikan terjadinya kepaduan dan kesatuan unsur-unsur yang membangun paragraf itu. Dengan pemahaman bahwa sesungguhnya sebuah paragraf harus mengemban ide pokok atau ide utama.

Oleh karena merupakan bagian dari suatu tulisan, keberadaannya ada yang berperan sebagai pendahuluan, pembahasan, dan ada pula yang berperan sebagai penutup. Dengan posisi yang berbeda-beda itu, maka isinya pun cenderung berlainan. Misalnya, pada bagian pendahuluan, isi paragrafnya membahas definisi atas suatu konsep tertentu, yang cenderung disusun dengan pola deduktif. Sementara itu, pada bagian pembahasan, berupa paragraf yang berisi ilustrasi, perbandingan, dan sejenisnya dengan pola yang berganti-ganti antara deduktif dan induktif. Adapun pada bagian pendahuluan, kemungkinan besar penulisnya memilih pola induktif.

Agar dapat menulis paragraf yang baik dalam karya ilmiah, maka perlu diperhatikan bagaimana fungsi dan posisi paragraf, syarat-syarat paragraf, dan pola pengembangan paragraf.

B.Fungsi dan Posisi Paragraf

Berdasarkan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.Paragraf Pendahuluan
2.Paragraf Penjelas, dan
3.Paragraf Penyimpul

Sesuai dengan fungsi paragraf tersebut, posisinya juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pada bagian awal, tengah, dan akhir suatu karangan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa paragraf pendahuluan posisinya pada bagian awal, paragraf penjelas posisinya pada bagian tengah, dan paragraf penyimpul posisinya pada bagian akhir karangan. Ketiga unsur itu, secara rinci dijelaskan pada berikut ini.

1.Paragraf Pendahuluan

Paragraf Pendahuluan biasanya berisi pernyataan-pernyataan umum dan satu pernyataan tesis. Kalimat pertama seharusnya merupakan suatu pernyataan yang sangat umum tentang masalah yang akan dipaparkan. Tujuannya untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan informasi yang menjadi latar belakang topik itu. Kalimat-kalimat yang berikutnya harus lebih khusus dari kalimat sebelumnya, dan pada bagian akhir dituliskan kalimat yang berisikan pernyataan tesis.

2.Paragraf Penjelas

Paragraf Penjelas yang terdapat di antara pendahuluan dan simpulan dibentuk dari serangkaian yang direncanakan mencapai tujuan tulisan. Tubuh tulisan itu biasanya menjelaskan atau meyakinkan pembaca akan pernyataan tesis. Paragraf-paragraf itu disusun atas dasar sejumlah gagasan yang terbatas banyaknya dan kemudian dipaparkan dalam kerangka konseptual yang utuh, yang biasanya tidak menyimpang dari pernyataan tesis pada paragraf pendahuluan.

3.Paragraf Penyimpul

Simpulan dapat berisi ringkasan hal-hal yang sangat penting yang telah dibahas dalam paragraf-paragraf sebelumnya atau mengungkapkan kembali ide-ide yang telah diungkap-kan sebelumnya dengan kalimat yang tidak sama ditambah dengan komentar penulis tentang masalah pokok yang dikemukakan. Karena paragraf simpulan merupakan paragraf terakhir, penulis diharapkan meninggalkan pesan dan kesan mendalam pada paragraf tersebut agar dapat selalu diingat oleh pembaca.

C.Persyaratan Paragraf

Agar tercipta paragraf yang baik, ada empat persyaratan yang perlu diterapkan, yaitu:
a.Kelengkapan unsur,
b.Kesatuan,
c.Keruntutan, dan
d.Koherensi

D.Kelengkapan Unsur

Paragraf dikatakan lengkap apabila paragraf itu berhasil menerangkan apa yang seharusnya diterangkan. Paragraf tersebut harus memiliki: ide pokok yang diungkapkan dalam kalimat topik dan kalimat penunjang yang memadai yang berfungsi memberikan penjelasan ide pokok tersebut. Maka dari itu paragraf yang baik berisi unsur-unsur yang diperlukan untuk mengungkapkan satu pikiran yang lengkap. Unsur-unsur yang diperlukan dalam setiap paragraf ialah:
1.Kalimat topik,
2.Kalimat-kalimat penunjang, dan
3.Kalimat penyimpul.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan paragraf mengacu kepada adanya kalimat topik pada suatu paragraf dan adanya kalimat-kalimat penunjang secara memadai yang memberikan penjelasan pada ide pokok dalam paragraf tersebut.

E.Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf berkaitan dengan kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan bawahan dan kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan teratur. Langkah-langkah untuk memerinci gagasan utama dan mengurutkan gagasan bawahan adalah:
1.Memikirkan ide pokok yang akan ditulis,
2.Memikirkan informasi yang logis dikemukakan agar pembaca dapat memahami ide pokok penulis, dan
3.Memikirkan tentang cara menyampaikan informasi. Pengembangan paragraf, baik dalam hal memerinci ide pokok maupun mengurutkan rincian-rincian dengan teratur, dapat diwujudkan melalui penggunaan bermacam-macam cara atau pola pengembangan paragraf. Pemakaian pola-pola pengembangan paragraf bergantung dari sifat paragrafnya.

Dalam pelaksanaan pengembangan paragraf, setiap paragraf tidak harus hanya menggunakan salah satu dari pola-pola pengembangan paragraf, tetapi bisa saja sebuah paragraf sekaligus menggunakan beberapa pola pengembangan. Adapun pola-pola pengembangan paragraf adalah sebagai berikut:

1.Paragraf Klimaks dan Anti Klimaks

Pola klimaks dan anti klimaks paragraf yang menggunakan dasar klimaks, ide pokoknya dirinci menjadi beberapa gagasan bawahan. Gagasan-gagasan bawahan itu disusun sedemikian rupa dengan cara menempatkan gagasan yang dianggap kurang tinggi kepentingannya pada bagian awal, gagasan berikutnya yang lebih tinggi kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi kepentingannya. Variasi dari klimaks ialah anti klimaks, gagasan yang dianggap paling tinggi kepentingannya ditempatkan bagian awal, diikuti gagasan lebih rendah kepentingannya, dan diakhiri dengan gagasan yang paling rendah kepentingannya.

2.Paragraf Sudut Pandangan

Pola yang menggunakan pengembangan sudut pandangan, uraian ide yang dikemukakan didasarkan pada penglihatan atas sesuatu barang dari posisi tertentu. Dari posisi itu kemudian secara perlahan-lahan dan berurutan digambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan itu. Urutan tersebut dimulai dari yang paling dekat dengan posisinya lalu berangsur-angsur ke belakang. Pengembangan paragraf tersebut disebut juga urutan ruangan.

3.Paragraf Perbandingan dan Pertentangan

Pola yang menggunakan pengembangan perbandingan, gagasan yang dikemukakan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan kesamaankesamaan dari dua hal atau lebih. Sebaliknya, apabila paragraf mengungkapkan gagasan bertolak dari segi-segi tertentu yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dari dua hal atau lebih disebut pengembangan pertentangan.

4.Paragraf Analogi

Pola yang menggunakan pengembangan analogi hampir sama dengan paragraf menggunakan pengembangan perbandingan. Perbandingan menunjukkan adanya kesamaan-kesamaan hal yang berlainan kelas, sedangkan pengembangan paragraf dengan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang kurang dikenal oleh umum dengan sesuatu yang telah dikenal oleh umum.

5.Paragraf Contoh

Pola yang menggunakan pengembangan dengan contoh, ide pokok yang diungkapkan dalam paragraf dijelaskan dengan gagasan bawahan yang berupa contoh. Contoh itu berfungsi untuk memperjelas maksud ide pokok yang telah diungkapkan. Contoh yang dipakai untuk memperjelas tersebut bisa hanya satu atau lebih, disesuaikan dengan kejelasan yang dimaksudkan.

6.Paragraf Proses

Pola yang menggunakan pengembangan proses, gagasan yang akan diungkapkan merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan sesuatu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan paragraf proses, yaitu:
1.Harus diketahui perincian-perincian ide secara menyeluruh,
2.Proses yang dimaksudkan dibagi atas tahap-tahap kejadian, dan
3.Menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses yang telah diungkapkan.

7.Paragraf Sebab-Akibat

Pola yang menggunakan pengembangan sebab-akibat, ide pokok yang diungkapkan berkedudukan sebagai sebab, sedangkan ide-ide penjelasnya berfungsi sebagai akibat. Sebaliknya, akibat bisa juga berkedudukan sebagai ide pokok. Untuk memahami sepenuhnya akibat yang ada perlu diungkapkan sejumlah sebab sebagai rincian ide penjelasnya.

8.Paragraf Umum-Khusus

Pola yang dapat dikembangkan dengan cara menempatkan ide pokok pada awal paragraf, sedangkan rincian ide penjelasnya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Paragraf seperti itu bersifat deduktif (umum-khusus). Sebaliknya, rincian-rincian penjelas bisa diungkapkan lebih dulu lalu diakhiri dengan generalisasinya. Paragraf demikian bersifat induktif (khusus-umum). Sebuah variasi dari kedua pengembangan tersebut, pada awal paragraf terdapat ide pokok, tetapi pada akhir paragraf ide pokok tersebut diulang lagi.

9.Paragraf Klasifikasi

Klasifikasi ialah pengelompokan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Dalam klasifikasi ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok dan memisahkan kesatuan-kesatuan tersebut dari kelompok yang lain. Dengan demikian, paragraf yang dapat dikembangkan dengan cara klasifikasi apabila gagasan-gagasan yang akan diungkapkan dalam paragraf tersebut dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu.

10.Paragraf Definisi Luas

Pola yang menggunakan pengembangan definisi luas bila gagasan yang akan diungkapkan merupakan suatu istilah. Agar istilah itu dapat dipahami oleh pembaca, istilah tersebut didefinisikan. Definisi yang digunakan biasanya merupakan definisi luas, bukan hanya definisi formal biasa, definisi yang hanya menerangkan etimologi kata, atau definisi yang menerangkan sinonimmya saja.

F.Teknik Menarik Minat Pembaca

Adapun beberapa cara yang dapat dipakai untuk menarik minat pembaca. Cara-cara itu adalah:
1.Memulai dengan sebuah kutipan, peribahasa, atau anekdot.
2.Memulai dengan batasan arti pokok suatu subjek.
3.Menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.
4.Membuat tantangan atas suatu pernyataan.
5.Menciptakan suatu kontras yang menarik.
6.Mengungkapkan pengalaman pribadi.
7.Menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu.
8.Mengajukan pertanyaanpertanyaan.

Simpulan

Berdasarkan dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis dari hasil dan pembahasan, penulis menyimpulkan bahwa pentingnya kita mengetahui teknik pengembangan paragraf pada karya tulis ilmiah. Dan apa yang telah disampaikan oleh penulis adalah bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca terkait bagaimana mengembangkan paragraf pada karya tulis ilmiah yang sesuai dengan fungsi dan posisi sehingga dapat menarik minat pembaca. Maka dapat ditarik beberapa simpulan seperti berikut ini:

1.Seorang penulis yang akan mengembangkan paragraf dalam rangka menulis sebuah karya tulis ilmiah perlu memaparkan penulisan pernyataan tesis, pengembangan pernyataan tesis ke dalam paragraf isi, dan pembinaan relevansi isi dengan topik.
2.Penerapan retorika yang berhubungan dengan fungsi dan posisi paragraf, persyaratan paragraf (kelengkapan unsur, kesatuan, keruntutan, dan koherensi), dan pola pengembangan paragraf.

Demikian semoga ini dapat membantu para pembaca khususnya pada kalangan mahasiswa dalam penulisan karya tulis ilmiah agar menjadi karya tulis ilmiah yang berkualitas dan sesuai pengembangan paragraf yang ditulisnya sehingga tuntas dalam memenuhi persyaratan jenjang studi yang ditempuh.

Ucapan Terima Kasih

Dengan ini saya ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. karena atas karunia nikmat yang diberikan penulis dapat menyelesaikan artikel ini dengan judul “Terampil Mengembangkan Paragraf Pada Karya Ilmiah” yang dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen tercinta sebagai pengampu pada mata kuliah ini yaitu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA. M.Pd., yang telah memberikan banyak bimbingan serta pengetahuan selama kelas berlangsung.

Daftar Pustaka

Ahmad Bahtiar, Nuryani Syuhaabul Huda. 2019. Khazanah Bahasa: Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Bogor: IN MEDIA.

E. Kosasih. 2021. Seri Kuliah Ringkas: Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga

Soeisniwati Lidwina. 2013. Penulisan Paragraf Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa. Jurnal STIE Semarang Vol. 5 No. 1.

Herman Budiyono. 2014. Mengembangkan Paragraf Sesuai Fungsi dan Posisi dalam
Rangka Menulis Sebuah Tulisan Esai. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra (PENA) Universitas Jambi Vol. 1 No. 2.

Ida Ayu Made Darmayanti. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 47 No. 2-3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun