Sudirman Tebba (2008)Â mungkin akan menekankan pentingnya mempertimbangkan hak asasi manusia dan martabat individu dalam konteks ini. Filsafatnya mungkin menggarisbawahi bahwa setiap individu, termasuk remaja disabilitas, memiliki hak untuk dihormati dan dilindungi dari eksploitasi dan pelecehan.Â
(Etika Komunikasi).
Sudirman Tebba (2008) mungkin menyoroti aspek-aspek etis dari komunikasi antara tukang parkir dan remaja disabilitas. Ini termasuk pentingnya kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab moral dalam berinteraksi dengan individu yang lebih rentan.
(Kekuasaan dan Penindasan)
Sudirman Tebba(2008)mungkin juga menekankan analisis kekuasaan dan penindasan dalam konteks kasus ini. Bagaimana tukang parkir menggunakan kekuasaannya untuk mengeksploitasi remaja disabilitas, dan bagaimana hal ini mencerminkan struktur kekuasaan yang tidak seimbang dalam masyarakat.Â
Sudirman Tebba (2008) mungkin mendorong solidaritas sosial dan empati terhadap individu yang rentan seperti remaja disabilitas. Dia mungkin menekankan pentingnya membangun komunitas yang peduli dan responsif terhadap kebutuhan individu dengan berbagai latar belakang dan kondisi. (SUDIRMAN TEBBA,FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASIÂ 2008).
Setelah itu menurut buku "Realitas Sosial" karya fauziah (2023), kita dapat mempertimbangkan beberapa konsep dan teori yang terkait kasus tersebut :
(Konsep Realitas Sosial)
Dalam konteks ini, realitas sosial dapat dilihat sebagai konstruksi bersama yang terbentuk melalui interaksi sosial. Peristiwa seperti kasus tukang parkir di Kuningan mencerminkan bagaimana norma, nilai, dan tindakan sosial saling terkait dan membentuk realitas sosial yang kompleks.
(Filsafat Komunikasi)
 Salah satu aspek yang relevan adalah filsafat komunikasi, yang mencakup pemahaman tentang bagaimana komunikasi membentuk hubungan antarindividu dan masyarakat. Dalam kasus ini, perlu dianalisis bagaimana komunikasi antara tukang parkir dan remaja disabilitas dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti kekuasaan, identitas, dan norma sosial.Â