Mohon tunggu...
Annisa Salsa Belvi Virgiana
Annisa Salsa Belvi Virgiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BENTUK PELAKSANAAN LAYANAN RESPONSIF DALAM MANAJEMENT BK UNTUK PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI GANGGUAN BELAJAR

18 Desember 2022   00:40 Diperbarui: 18 Desember 2022   04:07 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     1. Layanan Responsif

     Bimbingan dan Konseling yaitu penggalan penting pokok pengelolaan pengetahuan, dengan Bimbingan dan Konseling itu sendiri memberikan atau merujuk bantuan kepada siswa/klien untuk meningkatkan dan melengkapi kebutuhan yang teridentifikasi di tingkat sekolah serta pengembangan kualitas pembelajaran. Bimbingan dan Konseling ini intens dalam mencari serta mengusahakan secara maksimal dan optimal untuk mengembangkan potensi siswa yang ada dan dapat dikembangkan melalui pemberian dan dorongan Bimbingan dan Konseling bagi pelajar. Bimbingan dan Konseling juga memfasilitasi kebutuhan peserta didiknya yang saat ini dianggap penting, sehingga siswa dapat memecahkan masalah mendesak dan menerima pertolongan pertama, yang langsung diserahkan ke tangan pengawas dan pengawas/pengajar. Tujuan Layanan Responsif itu sendiri juga dapat diartikan atau konkrit sebagai intervensi dalam masalah/kekhawatiran yang muncul atau sedang dialami di kalangan siswa, mulai dari masalah sosial, pembelajaran atau karir bagi individu siswa hingga masalah pengembangan pribadi. Guru harus memberikan pelayanan yang maksimal untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam perkembangan siswa. Penyediaan layanan berbasis kebutuhan didasarkan pada kebutuhan siswa. Kebutuhan tersebut antara lain memberikan informasi, memecahkan masalah, memberikan solusi, memahami, mengajar, dan lain-lain. Bentuk pelaksanaan layanan responsif di sekolah-sekolah Indonesia dalam Bimbingan dan Konseling sendiri tidak selalu berdampak pada guru BK dan siswa. Namun membutuhkan koordinasi dan dukungan dari berbagai warga sekolah, serta dukungan dari kepala sekolah karena ia dapat mengarahkan dan mengontrol bentuk program dan layanan yang ditawarkan kepada siswa dari perencanaan hingga pelaksanaan. Dukungan Wakasek sangat cocok untuk mengusulkan dan mengkoordinir guru BK dalam mensosialisasikan layanan BK. Guru Bimbingan dan Konseling atau sering disebut konselor sekolah berperan dalam pelaksanaan pelayanan tanggap, diantaranya :

- Mengidentifikasi siswa yang mana dan yang membutuhkan bimbingan dengan mengumpulkan informasi yang mungkin lolos dari kotak soal.

- Memberikan kenyamanan BK dengan segera kepada siswa yang membutuhkan pelayanan tanggap.

- Pastikan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang membahas masalah siswa.

       Menurut Sugihartono dan Farozin, pelaksanaan layanan responsif dapat menggunakan berbagai media, seperti kotak soal, dashboard untuk catatan kumulatif, PPT, kaset/video untuk kaset audio. Pelaksanaan layanan responsif biasanya bermasalah, karena banyak siswa yang merasa malu, enggan bahkan tidak percaya diri sampai-sampai takut untuk melaporkan masalahnya kepada guru. Pada saat yang sama, masalah siswa harus dipecahkan dan segera diselesaikan, agar tidak menghambat atau memperlambat perkembangan siswa. Sehingga dengan menggunakan media kotak soal ini dapat lebih melindungi privasi siswa dari siswa lain. Sehingga hanya dosen dan mahasiswa yang mengetahui permasalahan mahasiswa.(Manajemen BK ISBN, n.d.)

      Permendikbud nomor 111 (2014:11), menjelaskan 'fokus layanan responsif' ialah "membantu siswa atau konselor yang memiliki masalah nyata yang mempengaruhi pengembangan diri mereka dan yang mungkin sedang menghadapi beberapa masalah tetapi tidak mengerti bahwa mereka memiliki masalah". Perkara  yang ditemui bisa berkaitan dengan masalah diri sendiri, hubungan kemasyarakatan, sekolah dan profesional. Apabila ahli atau pembina (guru BK) tidak segera diperhatikan, maka bakal timbul gangguan yang lebih akut, yang dapat mengganggu proses pengembangan diri siswa atau pembina, karena kebutuhannya tidak terpenuhi atau tidak seharusnya memenuhi prestasinya.

      Strategi layanan tanggap dapat dilaksanakan dengan cara bernegosiasi dengan guru pembimbing, guru kelas, dan guru mata pelajaran yang tujuannya untuk memantau dan memantau perkembangan siswa di kelas, prestasi belajar, kehadiran dan pengetahuan keterampilan pribadi siswa, serta menerima masalah untuk membantu siswa. Sehingga konselor dapat mengetahui penyebab rendahnya harga diri siswa dengan lebih mudah dan cepat, serta meningkatkan harga diri siswa secara tepat.(Hermawan et al., 2019)

    2. Bimbingan dan Konseling

      Menurut (Chiskolm, McDaniel, 1959), itu adalah upaya untuk membantu setiap individu mengidentifikasi berbagai informasi tentang dirinya. Konseling juga disebut sebagai pertolongan atau dukungan yang dibagikan pada persona maupun kelompok dengan tujuan menyingkirkan atau menanggulangi kendala dalam hidup sampai individu dapat mendapatkan kesentosaan dalam hidupnya (Walgito, 2004). Secara etimologis, kata "konsultasi" bermula dari kata Latin "consilium" yang bermakna "dengan atau bersama-sama", yang kemudian dihubungkan menjadi "mengerti dan menyetujui". "Menasihati," di sisi lain, berarti "menyampaikan atau menyampaikan" dalam bahasa Anglo-Saxon. Menurut Syamsu Yusuf (2008:9) berkata "konseling merupakan salah satu bentuk gotong royong. Silih menolong di sini mengacu pada usaha menyokong insan lainnya supaya mereka dapat berkembang ke arah yang mereka pilih, menyelesaikan masalah mereka dan bertahan dari krisis kehidupan mereka". Bimbingan dan Konseling bermakna serupa sokongan dengan dialokasikan oleh caregiver menuju orang yang diasuhnya agar orang yang diasuhnya dapat memecahkan masalah dan mengembangkan potensi dirinya.

     Menurut Prayitno (2004) mengatakan "Bimbingan dan Konseling adalah layanan dukungan bagi pelajar secara individu maupun kelompok". Dimana memiliki tujuan untuk memandirikan diri siswa dan dapat berkembang secara optimal melalui berbagai layanan serta inisiatif dukungan dalam konseling perorangan, kemasyarakatan, menuntut ilmu, serta karir. "Bimbingan dan Konseling tiada lain kegiatan penataran dalam situasi pengajaran profesional, melainkan layanan pengalaman yang berkaitan dengan kemandirian siswa (ABKIN, 2007)". Bimbingan dan Konseling merupakan akomodasi profesional (guru BK). Permendikbud no.111/2014 mengartikan 'Bimbingan dan Konseling menjadi prasarana ahli pada kerangka pendidikan profesi yaitu BK'. Konselor juga disebut sebagai ahli yang memiliki gelar akademik dasar (S1) Bimbingan dan Konseling sekaligus telah menyelesaikan pelatihan profesional dalam bidang Bimbingan dan Konseling.(Hunainah, 2557)

  • Fungsi dari Bimbingan dan Konseling

     Manfaat Bimbingan dan Konseling sendiri ditinjau dari sudut utilitas atau kegunaan, mengkategorikan kegunaan Bimbingan dan Konseling menjadi 5 fungsi utama. kedudukan utama adalah : (1) interpretasi atau pemahaman, (2) penangkalan atau pencegahan, (3) mitigasi atau pengentasan, (4) pembinaan atau pemeliharaan, dan (5) pengembangan.

     Paparan di atas menunjukkan layanan yang diberikan oleh Bimbingan dan Konseling ditujukan guna mempersembahkan layanan berupa layanan, keistimewaan, dan manfaat yang diterima oleh setiap orang yang melakukan kegiatan Bimbingan dan Konseling.(Ilham Bakhtiar, 2018)

  • Prinsip Bimbingan dan Konseling

     Perlu diketahui pilar Bimbingan dan Konseling memanifestasikan perpaduan antara pemikiran dan pengalaman yang telah dibuat dan digunakan sebagai petunjuk dasar pengelolaan layanan tersebut. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang sama berlaku bagi konselor yang berposisi di dalam atau di luar sekolah.

         Rakitan ulasan penelitian filosofis serta profesionalisme praktis mengenai hakekat pembangunan dan dorongan manusia dalam kedudukan sosial budaya, pemahaman, misi, operasi dan metode implementasinya disajikan sebagai prinsip dalam orientasi dan konseling penawaran. Menurut (Van Hoose (1969) dalam buku Basics of Guidance and Counseling hal.218) prinsip-prinsip konseling dan konseling dinyatakan dalam bentuk :

- Bimbingan berlandaskan mengikuti kepercayaan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan; tiap insan memiliki bakat serta pendidikan hendaklah mampu untuk menolong anak dalam menggunakan kemampuannya.

- Bertumpu pada konsep bahwa setiap anak yakni istimewa; setiap anak memiliki perbedaan.

- Mempersembahkan pertolongan bagi anak -- anak serta pemuda dalam progres serta perkembangan mereka hingga mencorakkan pribadi yang sehat.

- Menolong mereka yang membutuhkan guna mencapai impian masyarakat dan kehidupan secara umum.

- Layanan spesifik yang dilangsungkan oleh para profesional yang terlatih khusus dan memberikan layanan konseling membutuhkan ketertarikan pribadi yang khusus.

  • Asas Bimbingan dan Konseling

        Selama layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, konselor harus melakukan layanan tersebut sesuai dengan kebijakan atau aturan. Laut (Prayitno, 1987 dalam buku Dasar Bimbingan dan Konseling hal. 114-120) menjelaskan bahwa ada 12 prinsip dalam pelaksanaan konseling dan konseling. Dimana 12 asas tersebut adalah: (1) kerahasiaan, (2) kesukarelaan, (3) keterbukaan, (4) modernitas atau kekinian, (5) kemandirian, (6) kegiatan, (7) dinamis, (8) keterpaduan, (9) normatif, (10) keahlian, (11) penyerahan atau alih tangan, dan (12) tutwuri handayani.(Rodrigo Garcia Motta, Anglica Link, Viviane Aparecida Bussolaro et al., 2021)

3. Manajemen dalam Bimbingan dan Konseling

         Dalam kerangka BK, manajemen ialah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengarahan alur BK dan kemampuan hingga mencapai objek yang suda ditentukan. Menurut Djamarahi (2011), manajemen BK dimulai dengan perencanaan kegiatan BK, pengorganisasian kegiatan dan seluruh elemen yang mendukung BK, pelaksanaan kegiatan BK, dan memotivasi sumber daya agar kegiatan BK mencapai efisiensi dan efektifitas serta mencapai tujuan. Perencanaan dimulai dengan analisis kebutuhan siswa pengorganisasian adalah kegiatan di mana tugas-tugas diberikan kepada orang-orang yang ikut serta dalam acara tersebut. Bekerja dalam penataan serta pembenahan yang tersedia di sekolah memotivasi tenaga pendidik dan pegawai sekolah untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuh semangat. Monitoring/Evaluasi Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelayanan berjalan sesuai rencana atau tidak. Prinsip-prinsip panduan dan penasehat untuk manajemen adalah :

  • Berguna dan tepat yaitu pelaksanaan layanan hasil dari orientasi layanan dan saran pada misi yang dapat dicapai melalui penggunaan akomodasi yang tersedia secara optimal.
  • Penanggungjawab yang realistis, maknanya kepala sekolah harus mengambil keputusan yang bijak dan bekerja sama dengan staf sekolah dengan baik.
  • Kerjasama, mewujudukan kolaborasi yang baik antar anak sekolah.
  • Pengelolaan administrasi, perencanaan pengelolaan sistem, pengorganisasian, pengelolaan, dan evaluasi.

      (Sugiyo, 2012) layanan Bimbingan dan Konseling merupakan layanan konsultasi ahli. (Zamroni & Rahardjo, 2015) Guru dalam konteks keilmuan bukanlah guru sebagaimana mestinya, jadi guru satuan pendidikan adalah peserta didik, guru dan guru satuan pendidikan. Implementasi tawaran Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak semata - mata berdampak pada pelajar. Selain itu, orang tua siswa menerima nasihat dari penasihat pendidikan tentang isu-isu terkini yang terkait dengan kekhawatiran siswa. Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling tidak hendak terwujud dengan baik jika tidak dipersiapkan, diatur, didiskusikan dan dikelola dengan baik. Oleh karena itu, keberadaan sistem manajemen konsultasi sangat penting agar pelaksanaan penawaran konsultasi dilakukan dengan benar. Sebelum mempelajari kepemimpinan dan manajemen penasehat, lebih baik untuk terlebih dahulu memahami pentingnya. (Setiyawan, 2017)

     Menurut para ahli, menurut Prayudi Admosudirdjo, manajemen mengendalikan dan menggunakan aspek - aspek dan kemampuan yang diperlukan menurut rencana untuk mencapai atau melaksanakan suatu misi kinerja tertentu. Dari sini dapat dipahami bahwa manajemen itu sendiri adalah suatu proses dimana sumber daya yang dianggap penting dikelola secara optimal dan maksimal atau ditangani dan dikelola agar dapat fokus pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pada keadaan seperti inilah kepemimpinan juga diperlukan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling. Petunjuk Kurikulum Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi menunjukkan bahwa tanpa sistem manajemen, koordinasi layanan Bimbingan dan Konseling sekolah tidak dapat dibuat, direncanakan, diatur dan dilaksanakan sampai terlaksana dengan baik. (manajemen) profesional dan kompeten. Oleh karena itu, sangat penting juga bagi konselor untuk mengelola dan merencanakan bimbingan dan konseling sekolah profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun