Pendahuluan
WHAT
Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939) adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi.[1] Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious)Â
 Pertama kali teori psikoanalisis diperkenalkan oleh dokter dari Austria yakni Sigmund Freudpada tahun 1890-an. Selain sebagai teori, psikoanalisis ditujukan sebagai praktik  psikologis  dan  praktik  akademik. Dalam kritik karya sastra, teori psikoanalisis dapat diterapkan  sebagai  praktik  akademik.Â
Pusat  perhatian  pada  teori  psikoanalisis Sigmund  Freud  adalah  ketidaksadaran.Konsep ketidaksadaran  tersebut  ternyata dimunculkan   melalui   mimpi.Â
Freud menyatakan  bahwa  mimpi  merupakan  jalan alternatif yang dilengkapi dengan ketakutan, hasrat,  atau  ingatan  depresi  untuk  mencari jalan  ke  pikiran  sadar (Widodo,  2017,  hlm 14).Â
Selaras  dengan  pernyataan  Hall  dan Lindzey bahwa dalam ketidaksadaran ditemukan dorongan, nafsu, ide dan perasaan yang  ditekan (Alisyahbana,  2020,  hlm  6).  Dalam  hal  ini  ketidaksadaran  akan memengaruhi  kepribadiandan  tingkah  lakumanusia.Faktor yang berpengaruh dalam hal itu adalah  faktor  historis  (congenitalatau bawaan) dan faktor kontemporer (masa kini).
Struktur  kepribadian  dalam  teori psikoanalisis  yang  diungkapkan  oleh Sigmund Freud memiliki tiga aspek yakni:id, ego, dan superego.Id (bagian alam tak sadar)merupakan  dorongan  atau  insting  manusia terhadap  pemenuhan kebutuhan kesadarandan kesenangannya,seperti makan, seks, dan lainnya. Selain itu, id tidak mengenal waktu (timeless) dan  hukum-hukum  logika.Â
Ego (antara alam tak sadar dan alam sadar) adalah salah  satu  kepribadian  yang  menengahi antara  keinginan id(yang  mengutamakan kesenangan)  dengan  realitas  kehidupanataupun menolaknya. Superego(bagian alam sadar) adalah  aspek  kepribadian yang memegang semua standar moral dan cita-cita atau  tahapan  penilaian individu  atas  benar atau salah.
Psikoanalisis Sigmund FreudÂ