Mohon tunggu...
ANNISA SHABIRAH
ANNISA SHABIRAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI

43223110043 Kampus Universitas Mercu Buana Meruya | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Prodi S1 Akuntansi | Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

TB 2 - Kebatinan Mangkunegaran IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   20:37 Diperbarui: 22 November 2024   12:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serat Tripama memberikan pelajaran moral yang mendalam tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan pengorbanan. Ketiga tokoh ini menjadi teladan bagi siapa pun, terutama pemimpin, untuk selalu mengutamakan tugas dan nilai luhur meskipun harus menghadapi konsekuensi besar.

Kebatinan Mangkunegaran IV dalam Upaya Pencegahan Korupsi

Kebatinan Mangkunegaran IV, yang merupakan filsafat dan pandangan hidup yang dipegang oleh KGPAA Mangkunegara IV (1811-1881), memiliki nilai-nilai yang relevan dalam mencegah korupsi. Prinsip kebatinan ini didasarkan pada penghayatan spiritual, pengendalian diri, serta pengabdian yang tulus kepada negara dan masyarakat. Gagasan-gagasan Mangkunegaran IV diresapi oleh nilai-nilai luhur Jawa yang menekankan keseimbangan batin, kesadaran sosial, dan moralitas tinggi.

1. Konsep Kebatinan Mangkunegaran IV

Kebatinan dalam konteks Mangkunegaran IV berakar pada ajaran spiritual dan etika moral. Ajaran ini menekankan integritas pribadi, pengendalian hawa nafsu, dan kesadaran diri yang tinggi sebagai pondasi perilaku seorang pemimpin dan pegawai negara. Dalam kebatinan, individu diajarkan untuk tidak tergoda oleh materi dan kekuasaan yang bisa menyebabkan pelanggaran etika, seperti korupsi.

Nilai-Nilai Utama Kebatinan Mangkunegaran IV:

  • Prinsip “Tri Dharma”: Ini meliputi tiga aspek penting, yaitu dedikasi terhadap Tuhan, pengabdian kepada masyarakat, dan menjaga kesucian diri. Setiap pejabat atau pemimpin diharapkan menjalankan tugas mereka dengan kesadaran bahwa tanggung jawab yang diemban adalah amanah.
  • Pengendalian Diri (Laku Prihatin): Mangkunegaran IV mengajarkan pentingnya hidup sederhana dan tidak berlebihan. Pejabat harus mampu mengendalikan godaan duniawi dan tidak menggunakan jabatan mereka untuk keuntungan pribadi.
  • Keseimbangan Batin dan Pikiran: Dalam kebatinan, menjaga keharmonisan antara batin dan pikiran sangat penting. Ketika keseimbangan ini tercapai, seseorang akan bertindak dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab.

Implementasi Kebatinan Mangkunegaran IV dalam Pencegahan Korupsi

Nilai-nilai kebatinan yang diajarkan oleh Mangkunegaran IV dapat digunakan sebagai landasan dalam membangun budaya anti-korupsi. Beberapa pendekatan yang relevan antara lain:

Pendidikan Moral dan Spiritual

  • Mengintegrasikan ajaran kebatinan ke dalam pendidikan untuk pegawai negeri atau pejabat publik dapat meningkatkan kesadaran spiritual mereka. Ini diharapkan mampu mencegah perilaku koruptif dengan membentuk pribadi yang memiliki integritas tinggi.
  • Pendidikan ini tidak hanya formal tetapi juga melalui pendekatan budaya yang menanamkan nilai kesederhanaan dan pengabdian.

Kepemimpinan yang Berintegritas

  • Pemimpin yang terinspirasi oleh kebatinan Mangkunegaran IV akan memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat daripada kepentingan pribadi. Mereka akan menjadi teladan dalam menegakkan kejujuran dan tanggung jawab.
  • Kepemimpinan ini akan memperlihatkan pentingnya “tepa selira” atau empati, di mana pemimpin harus memahami dampak buruk dari korupsi terhadap masyarakat.

Pengendalian Diri dalam Pengelolaan Keuangan

  • Filosofi pengendalian diri mendorong pejabat untuk tidak hidup dalam kemewahan yang berlebihan. Dengan demikian, mereka lebih fokus pada tugas-tugas mereka dan tidak tergoda untuk menyalahgunakan wewenang.
  • Mangkunegaran IV menekankan kesadaran bahwa korupsi tidak hanya mencederai moralitas pribadi tetapi juga merusak tatanan sosial dan kepercayaan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun