Mohon tunggu...
Siti Annisa Rizki
Siti Annisa Rizki Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Director of Arunika Psikologi Group. Top 15 Writer for the Call for Papers on Transition to Just Energy by The Habibie Center 2023. Favorite Blogger at BRI Write Fest 2023. Industrial and Organizational Psychologist since 2012 for State-Owned Enterprises (BUMN) and national Business Companies. • Your empathetic psychologist • Free spirit | open mind | happy to support.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis untuk Memulihkan Diri

1 Juni 2024   20:13 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:53 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Tentu saja, blogging bukanlah solusi dari segalanya. Banyak psikolog mengingatkan klien yang memiliki blog bahwa apa yang mereka tulis juga perlu dibahas di ruang terapi. "Media sosial bisa menjadi tambahan yang baik untuk treatment, tetapi tidak menjadi pengganti," kata Stephanie Smith, seorang psikolog klinis di Colorado.


Hal lain yang perlu dipertimbangkan oleh pengguna media sosial adalah bagian komentar, karena beberapa komentar bisa sangat negatif dan menyakitkan. "Komentar negatif tidak dapat dihindari ketika menulis blog, bahkan ada orang yang lalu lalang di blog hanya untuk mencari sesuatu untuk diperdebatkan atau dicemooh," kata Serani. "Hindari merespons, berdebat, atau mencoba membuktikan argumen Anda kepada komentator negatif."


Psikolog juga harus menyadari bahwa beberapa blog dan situs web ada yang mempromosikan perilaku berbahaya, seperti blog pro-anoreksia dan pro-bulimia, atau situs yang mendetailkan cara untuk melakukan upaya menyakiti diri. Smith menambahkan, jika seorang klien mengungkapkan bahwa dirinya memiliki interaksi dengan orang lain secara online dan melakukan pembahasan tentang masalah yang dimilikinya, psikolog dapat menggali lebih lanjut terkait jenis komunikasi yang sedang dijalani oleh klien untuk menentukan apakah interaksi tersebut bersifat mendukung atau malah berpengaruh negatif.


Daftar Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun