Kebalikan dari kontrol adalah penerimaan. Kita perlu merespons ide dan emosi dengan sikap terbuka, memperhatikannya, dan membiarkan diri mengalaminya.
Dalam hal ini, kita dapat mengambil 10 kali napas dalam-dalam, dan memperhatikan apa yang sedang terjadi pada saat ini. Dengan cara ini, kita dapat merasakan kelegaan, tetapi tidak selalu membuat diri merasa baik. Bahkan, kita mungkin menyadari seberapa terganggunya diri kita sebenarnya. Hal yang penting adalah menunjukkan belas kasih kepada diri sendiri (dan orang lain), serta memeriksa realitas dari situasi yang sedang dihadapi dengan apa adanya.
4. Bertindak sesuai nilai
Ketika kita melepaskan diri dari pikiran dan emosi sulit, kita juga memperluas pilihan. Kita dapat memutuskan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang kita miliki.
Di bawah ini adalah daftar yang diambil dari Personal Values Card Sort (2001), yang dikembangkan oleh W. R. Miller, J. C'de Baca, D. B. Matthews, dan P. L. Wilbourne, dari University of New Mexico. kita dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang kita pegang yang mungkin memengaruhi cara kita berhadapan dengan situasi sulit. Ketika kita membuat keputusan berikutnya, tanyakan pada diri sendiri apakah tindakan tersebut konsisten dengan nilai-nilai yang dimiliki.
Feedback (umpan balik)
Feedback juga dapat membantu mengembangkan self awareness. Kendati demikian, tidak semua orang dapat menerima feedback dengan mudah. Orang-orang yang ingin mengembangkan eksternal self awareness cenderung menyukai dan umpan balik dari loving critics (penyampai kritik yang menunjukkan kasih/kepedulian). Sehingga sebagai orang yang mengasihi orang lain dan peduli pada pengembangan self awareness yang dimiliki teman/saudara/rekan ataupun orang lain yang membutuhkan, kita perlu memperhatikan cara penyampaian kita terhadap pemberian feedback dengan cara yang welas asih, namun juga objektif.
DAFTAR REFERENSI
- HBR (2019). Self Awareness. Harvard Business School Publishing Corporation. Unites States of America.
- Istriyanti, N. L. A., & Sinarmata, N. (2014). Hubungan antara Regulasi Diri dan Perencanan Karir Pada Remaja Putri Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 301--310.
- Majorsy, U., Kinasih, A. D., Andriani, I., & Lisa, W. (2013). Hubungan antara Keterampilan Sosial dan Kecanduan Situs Jejaring Sosial Pada Masa Dewasa Awal. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), 5, 78--84. Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/172566-ID-hubungan-antara-keterampilan-sosial-dan.pdf
- Nolen-Hoeksema W, Morrow J, Fredrickson BL (1993). Response Styles and The Duration of Episodes of Depressed Mood. Journal of Abnormal Psychology, 102 (1). 20--28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H