Mohon tunggu...
Siti Annisa Rizki
Siti Annisa Rizki Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Director of Arunika Psikologi Group. Top 15 Writer for the Call for Papers on Transition to Just Energy by The Habibie Center 2023. Favorite Blogger at BRI Write Fest 2023. Industrial and Organizational Psychologist since 2012 for State-Owned Enterprises (BUMN) and national Business Companies. • Your empathetic psychologist • Free spirit | open mind | happy to support.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Sepaham Apa Kita tentang Diri Sendiri?

30 Mei 2024   23:20 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:26 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Harvard Business School (2019)

Pengalaman pindah tempat ke lokasi baru dengan budaya yang berbeda juga dapat membawa kita melakukan refleksi tentang diri.

Refleksi adalah pemikiran yang berhati-hati. Penggunaan Refleksi melibatkan pertimbangan dan analisis sadar terhadap keyakinan dan tindakan dengan tujuan pembelajaran. Refleksi memberi kesempatan bagi otak untuk berhenti sejenak di tengah kekacauan, mengurai dan menyortir pengamatan dan pengalaman, mempertimbangkan berbagai interpretasi yang mungkin, dan menciptakan makna.

Namun, dari banyaknya keuntungan refleksi, banyak orang yang tidak melakukannya. Berikut beberapa alasannya :

1. Orang tersebut tidak memahami proses refleksi.

2. Orang tersebut tidak menyukai proses refleksi.

Refleksi memerlukan sejumlah hal yang biasanya tidak mereka sukai: yaitu mengambil jeda, mengadopsi pola pikir baru dan mendorong rasa ingin tahu, menerima kekacauan dan ketidakefisienan, dan mengambil tanggung jawab pribadi. Hal ini dapat mengarah kepada ketidaknyamanan, perasaan rapuh dan perilaku defensive.

3. Orang tersebut tidak menyukai hasil refleksi.

Ketika seseorang mengambil waktu untuk refleksi, mereka biasanya melihat cara di mana dia efektif dan yang belum efektif. Kebanyakan orang tidak menyukai kelemahan diri. Beberapa menjadi begitu defensif dalam proses tersebut sehingga mereka tidak belajar apapun, sehingga hasilnya tidak membantu.

4. Memiliki bias terhadap langkah tindakan berikutnya.

5. Tidak melihat ROI (return of investment) secara langsung dari refleksi.

Emotional Agility

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun