Latar belakang pendidikan keluarga memiliki dampak signifikan pada proses belajar siswa kelas 1 SDKUB Muhammadiyah Purworejo. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi cenderung menjadi contoh yang positif bagi anak-anak mereka. Keluarga yang memberikan nilai tinggi pada pendidikan umumnya menciptakan lingkungan belajar yang baik. Keluarga yang memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada anak dapat membantu dalam mengatasi kesulitan belajar. Peran orang tua sangat penting dalam proses pendidikan anak. Orang tua yang aktif dalam mendukung pembelajaran anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah, dapat memberikan dorongan positif. Memahami pengaruh latar belakang pendidikan keluarga juga dapat membantu guru dan pembuat kebijakan untuk merancang strategi pendidikan yang lebih efektif dan menyediakan dukungan tambahan kepada siswa yang mungkin mengalami kesulitan akibat latar belakang Pendidikan yang tidak setara. Latar belakang ekonomi keluarga dapat mempengaruhi ketersediaan media pendukung belajar, seperti buku, komputer, akses internet, dan kegiatan ekstrakurikuler. Siswa dengan latar belakang ekonomi yang kuat mungkin memiliki lebih banyak peluang untuk mengakses media pendukung pembelajaran.
 Tingkat keterampilan motorik anak dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan belajar siswa. Keterampilan motorik halus, seperti menulis, menggambar, dan manipulasi benda-benda kecil, berkontribusi pada kemampuan anak dalam mengekspresikan diri dan menyelesaikan tugas-tugas akademis kelas 1. Keterampilan motorik halus memiliki peran penting dalam pengembangan kemampuan membaca dan menulis. Keterampilan motorik anak memengaruhi kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis. Penting untuk diingat bahwa perkembangan keterampilan motorik anak dapat bervariasi, dan guru serta orang tua dapat berperan dalam memberikan dukungan. Stimulasi dan latihan keterampilan motorik dapat membantu anak-anak mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar mereka.
 Kebiasaan membaca dirumah dapat mempengaru kemampuan membaca siswa. Orang tua merupakan teladan utama bagi anak. Berbagai ucapan dan tingkah laku yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru dan dicontoh oleh anak-anak. Begitu pula dengan kebiasaan ayah dan ibu dalam kegiatan literasi. Bila membaca dan menulis menjadi hal utama dalam kehidupan keluarga makan dengan sendirinya anak akan terbiasa membaca dan menulis. Fitgerald, Speigel dan Cunningham (1991), adanya hubungan positif antar tataran literasi orang tua dan tingkat apresiasi mereka terhadap lingkungan literasi. Semakin tinggi tataran literasi, semakin tinggi komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan literat bagi anak-anak mereka (Musthafa, 2008:6).
 Anak yang terbiasa dengan budaya membaca dan menulis (literasi) dalam keluarga maka ia akan membawa kebiasaan tersebut sampai kapan pun, karena contoh dan keteladan yang utama bagi anak adalah keluarga. Keluarga merupakan tempat yang terbaik untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis bagi anak (literasi emergen). Hal ini di karenakan situasi dalam keluarga yang nyaman, aman, hangat dan menyenangkan yang dapat memicu pertumbuhan literasi bagi anak dengan cepat dan subur.
 Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan wali kelas 1 SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang dimana menunjukkan adanya siswa yang belum mengerti huruf atau belum hafal. Pada awalnya siswa tersebut sulit untuk membedakan huruf B dan D, dan juga ada beberapa siswa yang masih menulis angka dengan terbaik. Beberapa siswa yang sudah bisa membaca tetapi harus di eja dan ada yang sudah lancar membaca. Pada saat PTS (Penilaian Tengah Semester) ada satu atau dua anak yang sudah lancar membaca dan bisa mengerjakan soal sendiri. Untuk anak yang belum bisa membaca pada saat mengerjakan PTS (Penilaian Tengah Semester) akan di pandu oleh wali kelas, seperti dibacakan soal atau di ejakan. Untuk peran orang tua sendiri ada beberapa yang sudah menyadari bahwa anaknya itu kesulitan dalam membaca dan orang tua melakukan upaya untuk membantu anak meningkatkan kemampuan membaca seperti mendaftarkan anak untuk mengikuti bimbingan belajar. Â
 Lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap perilaku siswa, jika siswa mendapatkan Pendidikan yang baik dirumah maka akan menunjukan perilaku yang baik di sekolah begitu juga sebaliknya jika siswa tidak di didik dengan baik oleh orang tuanya maka akan menimbulkan perilaku yang kurang baik di sekolah.Â
 Solusi lain dari permasalahan ini adalah dengan membuat media pembelajaran untuk meningkatkan literasi kepada anak dan memudahkan anak untuk membedakan huruf-huruf. Seperti menambahkan buku tentang membaca dan menggambar agar anak-anak tidak terlalu bosan dalam belajar. Â
KESIMPULANÂ Â
 Dari hasil observasi dan wawancara di SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa di SD tersebut masih ada beberapa siswa yang memiliki kesulitan dalam membaca. Salah satu upaya guru untuk mengatasi anak yang kesulitan membaca yaitu dengan cara membantu mengeja pada saat pengerjaan PTS (Penilaian Tengah Semester). Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca siswa.Â
DAFTAR PUSTAKA
Yanuastrid Shintawati. 2018. PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI BUKU PENUNJANG BAGI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA: STUDIKASUS DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR NEGERI LARANGAN TOKOL 1 KECAMATAN TLANAKAN PAMEKASAN MADURA. Jurnal Tibanndaru Volume 2 Nomor 2.