Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan arti penting prasasti Kedukan Bukit dalam memahami peran Kerajaan Sriwijaya dalam perdagangan maritim dan hubungan politik di Asia Tenggara pada abad ke-7 Masehi. Artikel ini juga bertujuan untuk membahas implikasi budaya dari prasasti ini dalam konteks sejarah dan kebudayaan Nusantara.
Berdasarkan analisis dari artikel ini, terdapat beberapa poin penting terkait teks dan konteks historis prasasti Kedukan Bukit:
1. Teks Prasasti Kedukan Bukit:
*Prasasti ini ditemukan di dekat Sungai Tatang, Palembang, Sumatra Selatan.
*Teks prasasti ditulis dalam huruf dan bahasa Melayu Kuno.
*Isi teks menceritakan tentang ekspedisi militer yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tahun 682 Masehi.
2. Konteks Historis:
*Prasasti ini menunjukkan bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim besar di Asia Tenggara pada abad ke-7 Masehi.
*Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di kawasan Asia Tenggara pada masa itu.
*Ekspedisi militer yang dicatat dalam prasasti mengindikasikan perluasan pengaruh politik dan ekonomi Sriwijaya di wilayah sekitarnya.
*Hal ini menunjukkan Sriwijaya mampu memainkan peran penting dalam hubungan politik dan perdagangan maritim di Asia Tenggara pada abad ke-7 Masehi.
Teks Prasasti Kedukan Bukit:
Prasasti ini ditemukan di dekat Sungai Tatang, Palembang, Sumatra Selatan.
Teks prasasti ditulis dalam huruf dan bahasa Melayu Kuno.
Isi teks menceritakan tentang ekspedisi militer yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tahun 682 Masehi.
Konteks Historis:
Prasasti ini menunjukkan bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim besar di Asia Tenggara pada abad ke-7 Masehi.
Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelayaran di kawasan Asia Tenggara pada masa itu.
Implikasi budaya dari prasasti Kedukan Bukit dalam konteks sejarah dan kebudayaan Nusantara.
terdapat beberapa implikasi budaya yang dapat ditemukan dari prasasti Kedukan Bukit:
1. Bahasa dan Tulisan:
*Prasasti Kedukan Bukit ditulis dalam bahasa dan aksara Melayu Kuno, yang menunjukkan perkembangan tradisi literasi di wilayah Nusantara pada abad ke-7 Masehi.
*Penggunaan bahasa dan tulisan Melayu Kuno mencerminkan dominasi budaya Melayu di kawasan Asia Tenggara pada masa itu.
2. Sistem Kepercayaan:
* Prasasti ini menyebut "Dapunta Hyang", yang kemungkinan merujuk pada gelar atau status religius-politis penguasa Sriwijaya.
* Hal ini mengindikasikan adanya sistem kepercayaan dan konsep kekuasaan yang didasarkan pada konsep "dewa-raja" pada masa Kerajaan Sriwijaya.
3. Budaya Maritim dan Perdagangan:
* Isi prasasti yang menceritakan ekspedisi militer menunjukkan kemampuan Sriwijaya dalam mengendalikan dan memperluas jaringan perdagangan maritim di Asia Tenggara.Â
* Hal ini mencerminkan budaya bahari yang berkembang di kawasan Nusantara, khususnya di bawah kekuasaan Sriwijaya.
4. Identitas Kebudayaan Nusantara: