Mohon tunggu...
Annisa Nurul Insani
Annisa Nurul Insani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hobi make up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Kognitif, Meta Kognitif dan Pendekatan Konstruktivisme

27 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:14 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori Belajar Psikologi Kognitif

Kognitif adalah tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana perilaku itu terjadi. Menurut wundt kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

Prinsip-prinsip psikologi Kognitif

  • Belajar Aktif

Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar.

  • Belajar Lewat Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya, di antara sbyek belajar. Menurut Piage belajar baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka.

  • Belajar lewat Pengalaman Sendiri

Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.


Discovery Learning Bruner

Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan (discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery), oleh setiap individu murid.

Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus melalui tiga tahapan pembelajan kogniga palapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner meliputi:

(1) erkeksi belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap suatu objek. Dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan keterampilan dan pengetahuan motorik seperti meraba, meme memegang, mencengkeram, menyentuh, menggigit dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar dapat memahami bagaimana bahan/alat itu bekerja.

(2) ikonik (iconic), pembelajaran terjadi melalui penggunaan model- model dan gambar-gambar dan visualisasi verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk perbandingan (komparasi) dan perumpamaan (tamsil), dan tidak lagi memerlukan manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung.

(3) simbolik, siswa sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Huruf dan lambang bilangan merupakan contoh sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final dalam pembelajaran.

Pendekatan Konstruktivisme

konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme merupakan  sebuahteori yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman,  dalam proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya.

Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara individu maupun social

2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

3) Murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah

4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.

Metakognitif

Metakognitif berkaitan dengan cara untuk meningkatkan kesadaran tentang proses berpikir dan pembelajaran yang berlangsung. Apabila kesadaran itu ada, seseorang dapat mengontrol pikirannya. Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap berikuti, yaitu: merancang apa yang hendak dipelajari; memantau perkembangan diri dalam belajar, dan menilai apa yang dipelajari. Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar mengontrol aktivitas berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa.

Pengertian Metakognitif

  • Metakognitif merupakan suatu istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Flavell pada tahun 1976. Pendapat Anderson dan Krathwohl (2001) menyatakan bahwa Metakognitif dalam pengklasifikasian (taksonomi) pengetahuan, memasukkan metakognitif sebagai salah satu jenis pengetahuan dan menempatkan metakognitif pada urutan tertinggi setelah pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Metakognisi berarti pemikiran yang lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif selama proses berpikir yang terlibat dalam pembelajaran.

Menurut buku (Sajiman, 2022) Metakognitif merupakan suatu keterampilan kognitif tingkat tinggi yang memungkinkan seseorang untuk merefleksikan dan mengontrol proses berpikirnya sendiri. Kemampuan ini melibatkan perencanaan yang cermat tentang strategi belajar yang akan digunakan, pemantauan yang terus-menerus terhadap pemahaman diri selama proses belajar, serta evaluasi yang objektif terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Dengan kata lain, metakognitif adalah kemampuan untuk menjadi "ahli" dalam mengelola pikiran sendiri. Melalui metakognisi, individu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam belajar, mengadaptasi strategi belajar sesuai dengan kebutuhan, serta memaksimalkan potensi belajar yang dimiliki. Kemampuan ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks pendidikan, karena metakognisi memungkinkan individu untuk menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan kritis.

Secara umum, penerapan metakognitif dalam belajar dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

1. Perencanaan

Tentukan apa yang ingin dicapai dari sesi belajar, Pilih strategi belajar yang sesuai dengan materi dan gaya belajar kita, Rencanakan berapa lama waktu yang akan digunakan untuk setiap bagian materi.

2. Pemantauan

Selama belajar, sering-seringlah berhenti untuk memeriksa apakah kita sudah memahami materi, Catat bagian-bagian yang sulit dipahami, jika ada kesulitan, coba gunakan strategi belajar yang berbeda.

3. Evaluasi

Setelah selesai belajar, pikirkan kembali proses belajar yang telah dilakukan, bandingkan hasil belajar dengan tujuan yang telah ditetapkan, identifikasi kesalahan dan cari tahu cara memperbaikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun