konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme merupakan  sebuahteori yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman,  dalam proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya.
Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara individu maupun social
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
3) Murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah
4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.
Metakognitif berkaitan dengan cara untuk meningkatkan kesadaran tentang proses berpikir dan pembelajaran yang berlangsung. Apabila kesadaran itu ada, seseorang dapat mengontrol pikirannya. Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap berikuti, yaitu: merancang apa yang hendak dipelajari; memantau perkembangan diri dalam belajar, dan menilai apa yang dipelajari. Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar mengontrol aktivitas berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa.
Pengertian Metakognitif
- Metakognitif merupakan suatu istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Flavell pada tahun 1976. Pendapat Anderson dan Krathwohl (2001) menyatakan bahwa Metakognitif dalam pengklasifikasian (taksonomi) pengetahuan, memasukkan metakognitif sebagai salah satu jenis pengetahuan dan menempatkan metakognitif pada urutan tertinggi setelah pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Metakognisi berarti pemikiran yang lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif selama proses berpikir yang terlibat dalam pembelajaran.
Menurut buku (Sajiman, 2022) Metakognitif merupakan suatu keterampilan kognitif tingkat tinggi yang memungkinkan seseorang untuk merefleksikan dan mengontrol proses berpikirnya sendiri. Kemampuan ini melibatkan perencanaan yang cermat tentang strategi belajar yang akan digunakan, pemantauan yang terus-menerus terhadap pemahaman diri selama proses belajar, serta evaluasi yang objektif terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Dengan kata lain, metakognitif adalah kemampuan untuk menjadi "ahli" dalam mengelola pikiran sendiri. Melalui metakognisi, individu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam belajar, mengadaptasi strategi belajar sesuai dengan kebutuhan, serta memaksimalkan potensi belajar yang dimiliki. Kemampuan ini sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks pendidikan, karena metakognisi memungkinkan individu untuk menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan kritis.
Secara umum, penerapan metakognitif dalam belajar dapat dilakukan melalui beberapa langkah: