Konsep diri adalah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul akibat interaksi dengan orang lain atau yang biasa diartikan konsep diri merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian. Seperti dikemukakan oleh Rogers (dalam Hall & Lindzey. (985) bahwa konsep kepribadian yang paling utama adalah diri. Diri (self) berisi ide-ide persepsi persepsi dan nilai-nilai yang mencakup kesadaran tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal, pengalaman, peran, dan status sosial.Â
- Mengembangkan konsep diri anak menuju terbentuknya kepribadian anak
Umumnya konsep diri yang positif memberikan pengaruh positif terhadap proses pengendalian emosi yang lebih baik. Di samping itu, dukungan dan motivasi dari orang tua
sangat diperlukan. Begitu pula dengan interaksi sosial di tengah kelompok sosial, memiliki hubungan yang positif dengan konsep diri anak, sehingga anak memiliki tingkat kecurigaan yang rendah terhadap orang lain di luar dirinya.
Komunikasi antara orang tua dan anak perlu ditingkatkan, memberikan pujian kepada anak akan berdampak anak memiliki identitas sosial yang positif. Dalam hal ini orang tua dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mengendalikan emosinya, menahan diri dari rasa marah, perasaan bersalah atau malu secara berlebihan.
Fungsi Konsep Diri
Konsep Diri Positif
Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi dengan banyak situasi. Ia memandang hal-hal buruk memiliki hikmah dan bukan sebagai akhir dari segalanya. Orang seperti ini biasanya lebih percaya diri, optimis dan selalu berpikir ada yang bisa dipecahkan. Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah:
- Menganggap orang lain sama dengan dirinya
- Punya keyakinan mampu mengatasi bermacam masalah
- Bisa menerima pujian tanpa merasa malu
- Punya kesadaran bahwa orang lain punya perasaan, keinginan, dan perilaku yang belum tentu diterima semua anggota masyarakat
- Keinginan dan kemampuan dalam memperbaiki diri sendiri
Konsep Diri Negatif
Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih pesimistik dan sulit melihat kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka merasa kalah sebelum mencoba. Jika pun gagal, orang-orang seperti ini akan menyalahkan keadaan, orang lain atau diri sendiri. Ciri-ciri individu yang memiliki.
konsep diri negatif adalah:
- Merasa pesimis setiap kali menghadapi persaingan
- Sangat sensitif terhadap kritikan
- Responsi terhadap pujian
- Cenderung bersikap hiperkritis
- Punya perasaan tidak disenangi oleh orang lain
Upaya Orang Tua dan Guru dalam Membentuk Konsep Diri dan Implikasinya Bagi Pendidikan
Hal yang dapat dilakukan sebagai orang tua dan guru adalah meningkatkan komunikasi dengan anak, menciptakan suasana yang positif dan mengembangkan diri anak secara positif. Selain itu, dukungan dan motivasi dari orang tua sangat diperlukan. Sebaiknya orang tua juga berusaha untuk mengetahui kehidupan anak. Orang tua dapat menghindari komunikasi yang bersifat interogratif agar anak tidak menjadi defensif dan berbohong kepada orang tua. Peranan guru memanglah sangat penting dalam mendidik, khususnya disekolah karena guru menjadi seorang yang paling depan. Artinya gurulah yang memiliki tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran disekolah.Â
Upaya guru dalam menanamkan konsep diri pada saat di dalam kelas adalah sebagai berikut:
- Menciptakan kelas yang menyenangkan dan tidak menegangkan
- Memberikan motivasi kepada siswa selama pembelajaran
- Menciptakan suasana humor yang positif
- Pemberian penghargaan atau apresiasi kepada siswa
- Mengajak siswa yang pemalu untuk tampil didepan kelas
Perkembangan Moral, Nilai, dan Sikap
- Moral
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moral adalah pedoman mengenai perilaku baik dan buruk yang diterima oleh masyarakat, mencakup tindakan, sikap, tanggung jawab, serta norma-norma etika, akhlak, dan kesusilaan. Jadi, moral merupakan sekumpulan nilai atau norma yang mengatur tindakan individu dalam hal baik dan buruk, serta akhlak yang sesuai dengan norma sosial dan adat. Moral berfungsi sebagai pedoman bagi seseorang dalam bertindak sehari-hari, baik terhadap dirinya maupun orang lain.
- Nilai
Nilai merupakan tolok ukur atau acuan yang digunakan untuk menilai, mengukur, atau memberikan bobot pada sesuatu, baik dalam aspek akademis, moral, sosial, maupun ekonomi.Â
Nilai juga dapat mengacu pada prinsip atau norma yang dianggap signifikan dalam kehidupan individu atau masyarakat, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
- Sikap
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespons suatu hal, baik melalui pikiran, perasaan, maupun tindakan, terhadap objek, individu, situasi, atau peristiwa tertentu. Sikap menunjukkan penilaian seseorang, baik positif maupun negatif, dan berperan penting dalam mempengaruhi perilaku serta keputusan yang dibuat dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin cepat seseorang mampu memahami sesuatu dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendidikan lebih rendah. (Emdat Suprayitno, dkk. 2020: 72). Sikap manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi perilaku sehari-hari, meskipun ada faktor lain seperti lingkungan dan keyakinan pribadi. Sikap individu akan mempengaruhi cara mereka bertindak atau berperilaku.Â
Faktor-faktor yang memengaruhi Perkembangan Moral, Nilai, dan Sikap
Berikut ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya seperti;
- Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang berpengaruh dalam membentuk nilai, moral, dan sikap individu. Umumnya, perilaku seseorang dipengaruhi oleh didikan dari orang tua. Jika seseorang memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar mereka tidak akan mengembangkan superego dengan baik, sehingga lebih cenderung melanggar norma.
- Lingkungan Sekolah
Sekolah menjadi tempat di mana individu belajar tentang berbagai norma sosial, nilai moral, dan sikap. Pengaruh guru dan pendidikan formal membantu perkembangan moral melalui kurikulum dan pengajaran. Di sekolah, anak-anak belajar tentang norma-norma sosial yang berlaku, sehingga mereka bisa membedakan mana perilaku yang baik dan dapat diterima. Dengan bimbingan dari guru, anak-anak sering melihat guru sebagai panutan. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk memiliki moral yang baik.
- Lingkungan Sosial
Hubungan dengan teman sebaya, komunitas, dan masyarakat tempat individu berada juga memainkan peran penting. Interaksi sosial membantu individu memahami norma-norma sosial, perilaku yang diterima, serta konsep keadilan.
- Lingkungan Masyarakat
Masyarakat juga memainkan peran penting dalam pembentukan moral. Perilaku seseorang dikendalikan oleh kontrol sosial yang ada di masyarakat, termasuk sanksi-sanksi yang diberikan kepada mereka yang melanggar norma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H